Kejadian Strongyloidiasis dan Fascioliasis pada Rusa Bawean (Axis kuhlii) dalam hubungan dengan infeksi cacing Gastrointestinal pada ternak ruminansia di Pulau Bawean

WIRAWAN, I Gusti Komang Oka, Dr.drh. R. Wisnu Nurcahyo

2006 | Tesis | S2 Sain Veteriner

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kejadian strongyloidiasis dan fascioliasis pada rusa Bawean (Axis kuhlii) dalam hubungan dengan infeksi cacing gastrointestinal pada ternak ruminansia di Pulau Bawean. Rusa Bawean termasuk jenis rusa endemik yang hanya terdapat di Pulau Bawean dan termasuk satwa yang hampir punah, dengan populasi sekitar 316 ekor. Populasi tersebut diperkirakan terus menurun karena ancaman terhadap habitatnya, fragmentasi, perburuan liar dan penyakit. Salah satu penyakit yang dapat menurunkan jumlah populasi rusa adalah penyakit parasiter. Pengambilan sampel feses rusa Bawean dan ternak ruminansia dilakukan di habitat alam dalam kawasan konservasi di daerah unit kerja Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur dan di sekitar kawasan konservasi seperti Lempeci, Pulau Tanjung Cina, Gunung Besar dan Gunung Tinggi. Pengambilan sampel feses dilakukan pada musim kemarau (240 sampel) dan musim hujan (240 sampel). Sampel feses yang diperoleh dari lapangan dimasukkan ke dalam tabung plastik yang telah berisi label dan formalin 10 %. Pemeriksaan feses dan identifikasi telur cacing dilakukan dengan metode natif, metode sentrifuse, modifikasi Parfitt Banks dan McMaster di Laboratorium Parasitologi FKH UGM. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesamaan morfologi dan ukuran telur Strongyloides sp. dan telur Fasciola sp. pada rusa Bawean dengan ternak ruminansia yang ada di sekitar kawasan konservasi. Hal ini disebabkan oleh adanya kesamaan padang penggembalaan, sumber air minum, anatomi dan taksonomi. Perbedaan prevalensi strongyloidiasis dan fascioliasis di masingmasing lokasi dipengaruhi oleh adanya perbedaan jumlah populasi rusa atau ternak ruminansia dan keadaan geografisnya. Prevalensi cacing gastrointestinal pada rusa Bawean dan ternak ruminansia lebih tinggi pada musim hujan dibandingkan dengan musim kemarau dengan P < 0,05.

The research was conducted to learn the occurence of strongyloidiasis and fascioliasis in Bawean deer (Axis kuhlii) in correlation with gastrointestine helminthes infection on ruminant cattle in Bawean Island. Bawean deer were regarded as endemic spesies of deer occupy in Bawean Island only and included into close to distinction category, with 316 in its population. The population of Bawean deer were become small and smaller due to the threat on their habitat, fragmentation, illegal hunting and disease. The parasitic disease is one of the most disease cause decreasing of the population. The collecting faecal sample of both Bawean deer and rumminant cattle were worked in their nature habitat within conservation area of Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), East Java and the surrounding area of Lempeci, Pulau Tanjung Cina, Gunung Besar dan Gunung Tinggi reserve. Sample were collected during in both dry season (240 sample) and rainy season (240 sample). The field faecal sample were wrapped into labelled plastic containner filled by 10 % formalin. Faecal examination and egg identification were worked through natif, sentrifuge, Parfitt and Banks modification and McMaster in laboratory of parasitology Faculty of Veterinary Medicine Gadjah Mada University. The result described us the similarity on their morphology and size for both Strongyloides sp. and Fasciola sp. egg in Bawean deer with the ruminant cattle inside the area reserve. That is could be occured because of grazing in the same pasture, water source, and have similarity of anatomy and taxonomy between deer and cattle. The differences of fascioliasis and strongyloidiasis were affected by the deer and ruminant cattle population and its geographically condition, respectively. The gastrointestine helminthes prevalence in Bawean deer and ruminant cattle were higher during the rainy season than in the dry season with P<0,05.

Kata Kunci : Penyakit Hewan, Cacing Gastrointestinal, Ternak Ruminansia, Gastrointestine Helminthes, Bawean Deer, Ruminant.