Kebijakan pelayanan dan perlindungan kesehatan perempuan hamil dan melahirkan di Kota Madiun :: Studi kasus tentang kebijakan kesehatan perempuan sensitif gender

WIDHYHARTO, Derajad Sulistyo, Dr. Muhadjir Darwin

2005 | Tesis | S2 Administrasi Negara

Wacana pelayanan dan perlindungan kesehatan perempuan hamil dan melahirkan di Kota Madiun telah keluar dari arti yang sebenarnya. Penyebabnya adalah tidak adanya sensitivitas dan adaptasi pengambil keputusan terhadap persoalan kesehatan perempuan. Jebakan dan kepungan kepentingan politik serta wajah prosedural sangat mendominasi pemaknaan setiap kebijakan sosial yang ada termasuk ketidakjelasan kebijakan kesehatan perempuan. Munculnya kebijakan kesehatan karikatif di Kota Madiun berimplikasi pada ketidakpedulian terhadap substansi kebijakan yang sebenarnya. Praktek pengabaian dan subordinasi kesehatan perempuan oleh Pemerintah Kota Madiun diwujudkan dalam Kebijakan kesehatan perempuan yang hanya dimaknai sebagai konsumsi politis, prosedural dan berorientasi teknokratis. Sehingga semakin mengaburkan prioritas kebijakan kesehatan yang dibuat Pemerintah Kota Madiun. Penelitian ini berusaha melihat seberapa besar kesenjangan antara rumusan dan pelaksanaan kebijakan kesehatan perempuan di Kota Madiun. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengubah kebijakan ke arah sensitif gender pelayanan dan perlindungan kesehatan perempuan hamil dan melahirkan dianggap penting untuk segera dilakukan. Sekaligus digunakan untuk melawan hegemoni budaya patriarkhi yang dominan serta mempengaruhi cara berpikir pengambil keputusan dan masyarakat Kota Madiun saat ini. Merujuk pada perspektif feminisme-gender yang menyatakan bahwa perempuan adalah korban pembangunan. Upaya pembodohan dan diskriminasi perempuan dalam pembangunan telah mengaburkan hak dan partisipasi perempuan. Begitu pula dalam bidang pembangunan kesehatan, banyak perempuan tidak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan hanya karena berbeda jenis kelamin. Kondisi tersebut semakin mempersempit posisi tawar perempuan dalam ruang strategis pembangunan kesehatan, sehingga yang terjadi adalah ketidakpastian nasib perempuan untuk memperoleh kualitas kesehatan secara optimal. Adapun langkah metodologis yang ditempuh adalah menggunakan pendekatan kualitatif-studi kasus. Dengan melakukan wawancara mendalam atau in depth interview, dan pemilihan informan merujuk pada metode purposive sampling, diharapkan dari proses tersebut dapat teridentifikasi berbagai masalah yang menyelimuti kebijakan kesehatan perempuan di Kota Madiun. Hasil analisis kwadran menjelaskan telah terjadi strategi pengelolaan yang teknokratis-mekanis dan pendekatan blue print dalam kebijakan pelayanan dan perlindungan perempuan hamil dan melahirkan di Kota Madiun. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk menggeser kebijakan ke arah strategi pengelolaan yang sensitif gender dan mendasarkannya melalui pendekatan proses belajar (learning process). Untuk itu, berbagai upaya pembenahan harus segera diusahakan. Peluang pembenahan akan terbuka lebar jika terjadi proses konsultasi-deliberatif process menuju ke arah kebijakan konsultatif antara pembuat kebijakan, pelaksana dan penerima manfaat kebijakan, sehingga kebijakan dapat terencana dan terarah. Meskipun cukup ideal, tetapi akan menjadi membudaya jika semangat konsultatif selalu dikemukakan. Tentu saja, perlu upaya keras untuk menggeser pendekatan blue print dan strategi pengelolaan mekanistik yang saat ini mendominasi kebijakan kesehatan di Kota Madiun ke arah pendekatan learning process dan strategi pengelolaan sensitif gender. Bahkan untuk memperjelas komitmen tersebut perlu upaya extreme dengan melatih kembali dukun bayi sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dan perlindungan perempuan di Kota Madiun.

The discourse on services and protection for women who are pregnant and giving birth has already deviated far from its true meaning. This is because of a lack of sensitivity and adaptation on the part of policy makers to the problems of women’s health. The traps and obstacles of political interests and an emphasis on the procedural dominate the way in which social policies are understood, including a lack of understanding of policies related to women’s health. The appearance of this kind of caricature of a policy in the municipality of Madiun indicates the lack of concern for the real substance of policies. The city government of Madiun’s practice of ignoring and subordinating women’s health is matched by policies on women’s health that are only meant for political consumption, that are simply procedural and technocratically oriented. This only serves to further obscure the Madiun city government’s health policy priorities. This study is trying to learn on the lack between the concept and the implementation of the services and protection for women who are pregnant and giving birth policy at Madiun. Efforts to change policies regarding services and protection for women who are pregnant and giving birth in a gender-sensitive direction are considered important for immediate implementation. This can resist the hegemony of patriarchal culture that is still dominant and affects the way of thinking of the community, including women, in Madiun Refered to the feminism-gender perspective, it is said that women are victim in the development process. The dehumanisation and discrimination against women make the women’s rigth and their participation in the development process become unclear. Women also have to cope with uneven quality of health facilities, lack of medical professionals, and so forth, and it is becaused of gender bias. This condition makes the bargaining position of women in the strategic role for health development become smaller. This also makes the chance for women to have the optimum health quality become uncertain. The methodology used is a qualitative approach/case study. Through indepth interviews and a choice of respondents using purposive sampling, it is hoped that this process will identify various problems that plague women’s health policy in the municipality of Madiun. The result of quadrant analysis shows that there is a technocratic-mechanic strategy for management and blue print approach in policies regarding services and protection for women who are pregnant and giving birth. For this reason, efforts are needed to shift these policies to a gender-adaptive management strategy, and to base this on a learning process. To this end, various restructuring efforts must be undertaken. The opportunity for fixing this system will be open wide if there is a consultation process, a deliberative process, towards policy consultation among the policy makers, the policy implementers, and those that derive benefit from the policy, so that the policy can be planned and directed. While this is idealistic, it can become part of normal culture and practice if the spirit of consultation is constantly emphasized. Of course, it requires hard work to shift from the blue print approach and mechanistic management strategy that currently dominates health policy in the municipality of Madiun towards a learning process approach and a gender-adaptive manamagent strategy. To create this commitment could use extreme measures like retraining midwives as the front line providers of health care services and protection for women in the regions.

Kata Kunci : Kebijakan Kesehatan,Feminisme,Gender