Laporkan Masalah

Musik Tradisional Pakacaping Etnis Makassar di daerah Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan eksistensi dan perkembangannya

AMIR R, Prof.Dr. I Made Bandem, MA

2005 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Musik tradisional pakacaping adalah suatu bentuk musik vokal instrumental yang dimainkan oleh satu orang atau lebih secara berpasangan. Dalam pertunjukannya, pemain kecapi (pakacaping) memainkan instrumen melodis yang disebut kacaping (kecapi) sambil melantunkan syair lagu yang disebut kelong (lagu) dengan cara sibali-bali (saling berbalas-balasan). Seni pertunjukan musik tradisional pakacaping merupakan jenis musik tradisional yang terdapat dalam masyarakat di empat etnis yang ada di daerah propinsi Sulawesi Selatan, yaitu etnis Mandar, etnis Toraja/ Tator (Tana Toraja), etnis Bugis, dan etnis Makassar. Musik tradisional pakacaping yang ada di Sulawesi Selatan, berasal dari moyang yang sama yaitu dari pelaut Bugis Makassar. Meskipun demikian, eksistensi dan perkembangannya sesuai dengan etnik yang memilikinya. Musik tradisional pakacaping yang terdapat dalam masyarakat etnis Makassar di daerah kabupaten Gowa propinsi Sulawesi Selatan, telah mengalami perkembangan baik secara internal maupun secara eksternal. Berkembangnya musik tradisional pakacaping di kalangan masyarakat etnis Makassar di Gowa, tidak terlepas dari eksistensinya dalam masyarakat yang masih digunakan sebagai musik tradisional hiburan dalam pesta keramaian (passua’-suarrang).

The traditional pakacaping music is both vocal and instrumental, played by one or more musicians in pairs. During a pakacaping performance, a musician known as the pakacaping plays a melodic instrument called the kacaping or kecapi. The musician narrates a poem to accompany and juxtapose the kacapping in a “call and response” style known as sibali-bali, forming a genre of song called kelong. The art of performing traditional pakacaping music can be found among four tribes in the South Sulawesi society: the Mandarese, the Toraja / Tator [Tana Toraja], the Buginese and the Makassarese. The varied forms of traditional pakacaping music of South Sulawesi have a common ancestral connection through the Buginese and Makassarese sailors. However, through long periods of independent development, distinct tribal differences have occurred. In particular, the pakacaping music of the Makassarese society in the Gowa Regency, has flourished in its internal and external progression. The development of traditional pakacaping music of the Makassarese in the Gowa Regency remains closely connected to its context within society, where it is still customarily used as musical entertainment at informal parties.

Kata Kunci : Musik Tradisional,Etnis Makassar,Pakacaping, pakacaping, existence and development


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.