Laporkan Masalah

Pelaksanaan proyek Netherland Leprosy Relief (NLR) dan cakupan program pemberantasan penyakit kusta di Kota Kendari Sulawesi Tenggara

SARANANI, Miming Suryanti, drg. Dibyo Pramono, SU.,MDSc

2005 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Angka prevalensi kusta di Kota Kendari masih tinggi dan tidak sesuai dengan target Depkes RI, yaitu kurang dari 1/10.000 penduduk. Untuk menurunkan angka prevalensi tersebut, maka diperlukan kerja keras dari berbagai pihak yang terkait khususnya dalam meningkatkan kemampuan petugas dalam mengatasi kasus kusta maupun dalam pengelolaan manajemen Proyek NLR pada Program P2 Kusta dalam aspek penemuan kasus maupun keberhasilan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan cakupan penemuan kasus dan keberhasilan pengobatan pada P2 Kusta dan untuk mengetahui cost effectiveness antara sebelum dan setelah dilaksanakan Proyek NLR. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang membandingkan cakupan Program P2 Kusta antara sebelum dan sesudah dilakukan Proyek NLR. Lokasi Penelitian dilakukan di Kota Kendari dengan unit analisisnya pada 9 puskesmas. variabel pengaruh adalah pelaksanaan Proyek NLR, variabel terpengaruh adalah cakupan penemuan penderita dan cakupan keberhasilan program sedangkan variabel tak terkendali adalah kemampuan petugas dan manajemen proyek. Hasil Penelitian: Cakupan penemuan penderita kusta pada tahun 1999- 2000 sebesar 51 orang PB (124%), 53 orang PB (129%), meningkat menjadi 75 orang PB (179%) dan 80 orang PB (190%) pada tahun 2001- 2002. Dari data penemuan kasus dapat diperoleh angka cakupan per puskesmas antara tahun 1999 – 2002 dengan menggunakan analisis variansi untuk data ulangan diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan cakupan penemuan penderita setelah di implementasikannya Proyek NLR (F=6,956, p = 0,001). Sedangkan cakupan keberhasilan pengobatan per puskesmas antara tahun 1999 – 2002 sebesar 63 orang RFT (154%), 49 orang RFT (120%), 70 orang RFT (167%), dan 76 orang RFT (181%). Dengan menggunakan analisis variansi untuk data ulangan diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat peningkatan cakupan keberhasilan pengobatan antara sebelum dan setelah di implementasikannya Proyek NLR (F=2,391, p = 0,087). Dari analisis efektivitas biaya terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai cost per 1 penderita. Pada periode tahun 1999-2000 sebesar Rp. 153.365,00 sedangkan pada periode tahun 2001-2002 meningkat menjadi Rp. 530.484,00. Kesimpulan: Pelaksanaan Proyek NLR meningkatkan cakupan penemuan penderita kusta, namun tidak meningkatkan cakupan keberhasilan pengobatan. Sedangkan setelah dilaksanakan Proyek NLR biaya per 1 penderita meningkat sebesar Rp. 530.484,-.

Background: The number of leprosy prevalence in Kendari is still high and did not achieve the Health Departement’s target, that is less than 1/10.000 people. To decrease that prevalence number a lot of hard work from all relevant party, in improving officers’ ability in handling leprosy cases or in managing the NLR Project management on Leprosy P2 Program in the aspect of case finding and case holding. This study is purposed to know the coverage of case finding and case holding of Leprosy Leprosy P2 Program and to know the cost effectiveness that is implied before and after NLR Project’s. Methods: This study is analytical study that compare coverage of Leprosy P2 Program that is implied before and after NLR Project’s implementation. Location of the study is in Kendari city with its analytical unit in 9 (nine) community healthcare center. Whereas the influence variable is NLR Project implementation, affected variable are scope of finding people with leprosy and scope of program success. Result: Scope of people with leprosy during year 1999-2000 in sequence of the following: 51 PB (124%), 53 PB (129%) increase to 75 PB (179%) and 80 PB (190%) in 2001-2002. From data of case finding in every community health care center it was found rate of scope of each community health care center between 1999 to 2000. By variance analysis for replication data it is found conclusion that there is increase scope of case finding after Implementation of NLR Project (F=6,956, p = 0,001). From data of medication outcome in every community health care center it is found rate of scope for each between 1999 and 2002 is 63 RFT (154%), 49 RFT (120%), 70 RFT (167%) and 76 RFT (181), it is found conclusion that there is not increase in scope of medication success between before and after implementation of NLR Project (F=2,391, p = 0,087). From cost effectiveness analysis it is seen that there is increase of cost value per 1 sufferer. In period of 1999-2000 amount to Rp 153,365.00 whereas in period of 2001-2002 its magnitude of cost per 1 sufferer increase to Rp 530, 484,00. Conclution:Implementation of NLR Project has increased the case finding, but there is not increase in scope of case holding between before and after implementation of NLR Project. From cost effectiveness analysis it is seen that there is increase of cost value per 1 sufferer to Rp 530,484,00.

Kata Kunci : Layanan Kesehatan,Pemberantasan Kusta,Proyek NLR


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.