Laporkan Masalah

Ansambel Gendang Silat dalam Upacara Perkawinan di Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau :: Fungsi, Struktur, dan bentuk penyajiannya

AGUSRIZAL, Prof.Dr. I Made Bandem, MA

2005 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Ansambel gendang silat Bengkalis terdiri dari dua buah gendang panjang dua sisi, gong, dan nafiri. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan, yaitu (1) mengapa ansambel gendang silat selalu dihadirkan dalam upacara perkawinan adat Melayu Kabupaten Bengkalis; (2) bagaimana bentuk penyajiannya; dan (3) bagaimana bentuk musikalnya. Untuk tujuan itu dipergunakan pendekatan etnomusikologi sebagai pendekatan utama. Penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan 2 (dua) cara, yaitu: (1) penelaahan bahan-bahan etnografis dan etnologis ke dalam suatu pertalian logis pengetahuan mengenai praktek musik, perilaku, dan konsep-konsep dalam masyarakat; dan (2) teknik analisis laboratorium terhadap bahan-bahan bunyi musik yang dikumpulkan, dengan mempergunakan alat bantu pengukur nada dan pengukur tempo. Sebagai bagian, pengiring, dan pemberi suasana upacara, musik ini selalu dihadirkan karena mempunyai fungsi dan nilai-nilai penyajian yang dibutuhkan dalam upacara. Bentuk penyajian ansambel gendang silat yaitu secara langsung (live), yang terikat dengan struktur upacara, dan bentuk penyajian kaset yang cenderung menyederhanakan upacara. Struktur musiknya secara umum adalah strofik, dengan tiga bagian utama, yaitu: pembukaan (intro), isi, dan penutup (ending). Ada empat macam melodi yang selalu digunakan, yaitu: melodi 1, 2, 3, dan 4. Gendang melalu mempunyai lima macam pola ritme, yaitu: pola ritme samo satu, samo duo, samo duo satu, samo gayung, dan samo selatan. Gendang penengkah juga mempunyai lima macam pola ritme, yaitu: penengkah samo satu, penengkah samo duo, penengkah samo duo satu, penengkah samo gayung, dan penengkah samo selatan. Musik ini diawali permainannya dengan tempo agak lambat untuk intro, yang bergerak ke tempo agak cepat untuk isi dan penutup.

Gendang Silat ensemble of Bengkalis consists of two long kendangs (drums) of two headed, a gong, and a nafiri (trumpet). The research aims at investigating answers for the following questions: (1) why gendang silat ensemble is always performed in the Malay wedding ceremony in Bengkalis regency; (2) how it is performed; (3) what the musical form is like. To this end, the research applies ethnomusicology as its major approach. It conducts both field research and library research. The analysis of data follows two steps: (1) study on ethnographic and ethnologic materials into a logical relation of knowledge on musical practices, behaviour, and concepts in society; and (2) laboratory analysis technique on musical aural materials using an electronic instrument for measuring tone and tempo. As a part, accompaniment, and tone creator of the ceremony music is always performed, as it has important functions and values of which the presentations are necessary in the ceremony. The forms of presentation of gendang silat ensemble may be direct (live) that is connected to the ceremonial structure, and in cassette that tends to simplify the ceremony. Its musical structure comprises of strophic in three major parts, namely introduction, body, and ending. There are four kinds of melody to be used, namely melody 1,2,3,and 4. Gendang always has 5 rhythmic patterns, namely samo satu, samo dua, samo duo satu, samo gayung, and samo selatan. Gendang penengkah also has 5 rhythmic patterns, namely penengkah samo satu, penengkah samo dua, penengkah samo duo satu, penengkah samo gayung, and penengkah samo selatan. This music starts with a slow tempo for the intro, and moves to a bit faster tempo for the body and ending.

Kata Kunci : Seni Pertunjukan,Ansambel Gendang Silat,Upacara Perkawinan,Tepung Tawar, gendang silat ensemble, wedding ceremony, tepung tawar (to drive away misfortune).


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.