Kajian penentuan zonasi pada Taman Nasional gunung Merapi

NURYADI, Prof.Dr.Ir. H. Djoko Marsono

2004 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Taman Nasional Gunung Merapi dengan luasan 6.410 Ha merupakan alih fungsi kawasan hutan lindung dan Cagar Alam dan Taman Wisata Alam melalui SK No. 134/MENHUT-II/2004 tanggal 4 Mei 2004 Taman nasional memiliki fungsi yang strategis sebagai penyangga kehidupan dan bertindak sebagai daerah tangkapan air atau sebagai sumber air. Kawasan hutan Taman Nasional Gunung Merapi telah lama menjadi sumber ekonomi, sosial bagi masyarakat sekitar kawasan hutan Gunung Merapi. Guna menjembatani kepentingan ekologi dengan kepentingan ekonomi sosial masyarakat sekitar kawasan maka dituntut ketepatan penentuan zonasi dalam kawasan Taman Nasional. Penelitian bertujuan untuk menentukan zonasi serta mengkaji zona tersebut yang ada dikawasan Taman Nasional Gunung Merapi dengan mempertimbangkan aspek sosial ekonomi, kondisi fisik kawasan serta flora fauna serta pemanfaatan wisata. Metode yang digunakan adalah dengan overlay peta kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, selanjutnya melakukan kerja lapangan dengan membuat sket kawasan. Untuk mengetahui sosial ekonomi yang terkait dengan kebutuhan pokok masyarakat terhadap merapi melalui kuesioner dengan sampling proposional. Sedang untuk mengetahui kondisi satwa elang sebagai animal flag Taman Nasional yaitu dengan penga matan kehadiran satwa tersebut.Sedang sebagai bahan pertimbangan zona pemanfaatan wisata dengan data kunjungan wisata dilokasi-lokasi wisata kawasan Gunung Merapi Dari hasil penelitian diketahui bahwa masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional yang mencari rumput cukup tinggi (80.91% responden mencari rumput), kemudian penggarapan lahan (52.46 % responden menggarap lahan) dan perencekan untuk kayu bakar relative rendah (27.64.% responden merencek) Zona inti adalah daerah puncak merapi yang didominasi vulcan dengan ketinggian 2000 m dpl hingga 2.941 m dpl dan kawasan Cagar Alam Plawangan turgo yang memiliki vegetasi yang masih asli dan utuh, topografi yang curam dan merupakan habitat satwa elang. Sebagai zona pemanfaatan tradisional adalah daerah yang rela tive landai pada ketinggian tempat 1100 m dpl hingga 1500 m dpl, kawasan ini telah lama dimanfaatkan untuk daerah perumputan, perencekan dan lahan garapan masyarakat. Selanjutnya sebagai Zona pemanfaatn wisata adalah Taman Wisata Plawangan Turgo, Deles, Musuk dan Selo. Zona Rehabilitasi meliputi hutan lindung dilereng bagian barat Gunung Merapi seluas 170 Ha (petak 36g,k,s,j, 35b dan 33b) yang rusak akibat penambangan pasir yang tidak terkendali dan Kawasan di lereng bagian utara pada petak 56 dimana kawasan ini dengan topografi yang curam dimana kondisi lahan telah mengalami degradasi. Sebagai zona rimba sebagai zona transisi antara zona inti dengan zona pemanfaatan adalah kawasan dengan topografi yang umumnya curam pada ketinggian tempat antara 1300 m dpl hingga 2200 m dpl dengan dominasi vegetasi pegunungan

Gunung Merapi National Park that occupies an area of 6,410 ha is a conversion from a protected forest and nature and nature-tourist park in accordance to Decree of the Minister of Forestry No.134/MENHUT-II/2004 dated May 02 2004. This park has strategic functions as a life-buffer system and water-capturing area, or, as the source of water. This national park area has been quite a long time served as the social and economic resources of the people around it. In order to reconcile those of the ecological interests and the economic interests of the surrounding residents, the accuracy of defining the zone borders of the park is critical. The present study aimed at defining the zone of Gunung Merapi National Park and examines it by considering its social and economic aspects, physical, flora and fauna aspects, and its utilization as a tourism site. The method of this study was overlay mapping over the area which was followed by field works of making an area sketch. To find out the social and economic aspects which were related to the basic needs of the people, questionnaires were distributed to the samples of study selected by using a proportional sampling method; and to find out the condition of eagle birds as flag animals in the park, their appearances were observed. And, to find out the utilization of the park as a tourism site, data of tourists visits to the tourism sites in the area were examined. The results revealed that the number of people around the park who collect the grass is quite high (80.91% of respondents collect the grass), land cultivation is high (52.46% of the respondents cultivate land for farming purposes), and the number of people who strip firewood is relatively low (27.64% of the respondents strip firewood). The core zones are those of the high part of Gunung Merapi, which is dominated by volcanic area between 2000 to 2941 m above the sea surface, and the Plawangan Turgo, a protected nature zone, where the native and complete vegetation still exist, with steep topography and is the habitat of eagles. The Traditional Use Zones are those of sloping hillside areas between 1100 to 1500 m high above the sea surface. These areas has been utilized for a long time as the areas for collecting grass, stripping firewood and cultivating land by the local residents. The Tourism Use Zone that were used as tourism sites include the tourism parks of Plawangan Turgo, Deles, Musuk, and Selo. The Rehabilitation Use Zones are those of protected forests in the west hillside of Gunung Merapi covering 170 ha (slots of 36g, k,s,j, 35b, and 33b), degraded due to the uncontrolled sand mining, and that of the north hillside, particularly on the slot of 56, an area with a steep topography and has been degraded. The Wilderness Zone s are those of transition areas between The Core Zones and The Traditional Use Zones characterized by steep topography which are fond between 1300 and 2200 m above the sea surface and are dominated by mountain vegetation.

Kata Kunci : Taman Nasional Gunung Merapi,Kriteria Zonasi, life-buffer system, ecology, economic and social, zones