Laporkan Masalah

Perkembangan struktur ruang kota Malang tahun 1767-2001

AMIANY, Ir. Leksono Probo Subanu, MURP.,Ph.D

2004 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Kota Malang merupakan salah satu kabupaten kecil d di Propinsi Jawa Timur yang berkembang setelah diduduki Kolonial Belanda tahun 1767. Letak yang strategis di daerah perbukitan 85 km sebelah selatan Kota Surabaya, menjadikan Malang sebagai pusat sirkulasi dan kota transit yang amat penting di daerah Jawa bagian timur. Hal ini sangat berpengaruh besar bagi perkembangan Kota Malang secara keseluruhan terutama sirkulasi perdagangan dan jasa serta pengadaan sarana dan prasarana kota yang mampu menampung berbagai kegiatan fungsional kota. Penelitian ini bertujuan: (1) Mendiskripsikan perkembangan struktur ruang Kota Malang perkembangan struktur ruang Kota Malang selama kurun waktu 1767-2001 (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap perkembangan struktur ruang Kota Malang. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan analisis secara diakronik (kajian sejarah/historical reading), yang difokuskan pada dimensi fisik dan pemakaian ruang kota yang terlihat pada setiap tahap/kurun waktu perkembangannya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui : (1) Terjadi perkembangan struktur ruang pada periode 1914-1942 dilihat dari adanya penguatan fungsi pada kawasan pusat kota (Alun-alun) karena berkembangnya kegiatan perdagangan dan jasa. setelah tahun 1970 pusat kota semakin berkembang pusat kota berkembang sebagai kawasan perdagangan regional ditandai dengan munculnya pertokoan modern seperti mall, plaza dan toko-toko grosir; (2) Munculnya pusat-pusat kegiatan baru selain Pusat Kota (Alun-alun) setelah periode tahun 1970 yakni kawasan Blimbing sebagai kawasan industri yang berkembang setelah dibangunnya Terminal induk regional Arjosari, Kawasan Landungsari dengan fasilitas pendidikan tinggi dan terminal kota dan Kawasan Sumbersari-Dinoyo sebagai pusat pendidikan tinggi Kota Malang; (3) Perkembangan yang sangat pesat di Kota Malang terjadi setelah tahun 1970 dikarenakan kondisi politik dan ekonomi yang stabil setelah pemerintahan Orde baru berkuasa; (4) Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi perkembangan struktur ruang kotanya antara lain struktur Kekuasaan, letak dan kedudukan Kota Malang dalam konteks regional, perkembangan penduduk dan rencana pembangunan kota.

Malang city is one of the small regency in East Java Province that grew since the Dutch colonialism in 1767. Malang becomes important part of Eastern Java because of its strategic location as a center of circulation as well as a transit city. It lies on top of the hill, located 85 km in southern side of Surabaya City. This condition gives great influence to development of Malang City as a whole, mainly on its trade and service circulation as well as the supply of city infrastructure and utility, which can accommodate various functional activity of this city. The aims of this research are (1) to describe the spatial structure development of Malang City between 1976 to 2001, (2) to identify kind of factors that is assumed become the influence of the spatial structure development of Malang City. This research is done by using qualitative method with support of diachronic analysis (historical reading). Focuses of the research are the physical dimension and the spatial utilization of the city, which can be seen in every period of its development. The result of the research are (1) the spatial structure development occurred in period of 1914 until 1914, which could be seen from the functional strengthen located in city center area (alun-alun), because of the development of trade and service activity. After the year pf 1970, the city center grew as a regional trade area, which was marked with the appearance of modern store, such as mall, plaza and groceries; (2) there were appearance of new activity centers along with the development of city center. After 1970, Blimbing became industrial area, which grew after the built of Arjosari regional main terminal. Since the same year, Landungsari also grew with its higher education facility and city terminal, and also did Sumbersari-Dinoyo as a higher education center of Malang City; (3) the fast growth of Malang City happened after 1970. The main reason of this occurrence are the stability of politic and economic condition in along of New Order government power (Orde Baru); (4) the factors that are assumed become the influence of spatial structure development of Malang City are: structure of power, position and location of Malang City in regional context, growth of the people and also city development plan.

Kata Kunci : Struktur Ruang Kota,Perkembangan,Kondisi Politik dan Ekonomi,spatial structure development, politic and economic condition, influence factors


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.