Inovasi dalam pertunjukan Wayang Golek Sunda
RUSTAMA, Tisna Kuswara, Promotor Prof.Dr. R.M. Soedarsono
2004 | Disertasi | S3 Ilmu BudayaModernisasi di muka bumi ini berjalan dengan sangat cepat, dan berbagai perubahan, muncul di berbagai bidang kehidupan termasuk di dalam seni pertunjukan wayang golek Sunda. Pertunjukan ini semula berasal dari kerajaan Mataram masuk melalui bagian selatan Jawa Barat, serta melalui pesisir utara masuk ke Cirebon kemudian menyebar ke berbagai daerah, telah mengalami banyak perkembangan yang sangat inovatif, dan ditampilkan sebagai hasil pemikiran para pelaku kesenian. Berbagai pemikiran yang lebih maju menjadi suatu kebutuhan agar pertunjukan menjadi semakin menarik, di samping sebagai letupan-letupan kreatif para dalang dalam berkesenian. Pertunjukan wayang kini menjadi lebih beragam, lebih-lebih dengan diikutsertakannya berbagai kesenian daerah lain, serta unsur-unsur pertunjukan teater seperti penggunaan tata cahaya, program multimedia, dan sebagainya. Gagasan-gagasan inovatif ini lahir dari dalang, dari kontributor-kontributor lainnya, dan disertai oleh berbagai pengaruh dari luar seperti dari bidang sosial-politik, perekonomian, dan budaya, untuk kemudian dikembangkan bersama-sama dengan tenaga ahli lainnya. Gagasan para inovator ini kemudian dimunculkan dalam bentuk pergelaran yang berbeda dengan yang telah ada sebelumnya, meskipun perbedaan itu tidak menyeluruh, karena karakteristik pertunjukan klasik tetap dilestarikan. Hasil pemikiran para inovator ini membuat pertunjukan menjadi lebih kontemporer, karena ditambahkannya penggunaan teknologi ke dalam pertunjukan, dan boneka wayang lebih dilengkapi dengan tokohtokoh baru termasuk cara pergelarannya. Tulisan ini membahas apa yang dimaksud dengan inovasi, dan penyebarannya hingga muncul bentuk pertunjukan yang melibatkan ahli-ahli lain di dalamnya; sistem produksi serta teknologi yang diadaptasi disertai dengan berbagai contoh pergelaran yang telah mengalami perubahan. James R. Brandon mengatakan, bahwa sistem produksi seni pertunjukan dapat dilakukan secara langsung, maupun dengan cara diawetkan dalam berbagai media. Kini, pertunjukan wayang golek Sunda telah mengalami pembaruan, selain diproduksi secara langsung dan disiarkan melalui media massa, juga diawetkan dalam bentuk rekaman audio-visual. Dengan demikian, produksi inovasi dapat terjadi pada tahap pertama produksi maupun pada tahap-tahap berikutnya, dan para penggemar pertunjukan wayang golek Sunda dapat menikmatinya tanpa dibatasi waktu menonton.
Global modernization is proceeding at very fast pace and demands for changes is apparent in all aspects of life including in the performing arts, and specifically in the Sundanese Wayang Golek performance. The performance that originated from the Mataram kingdom, came through the southern parts of West Java and passed through the northern coast before entering Cirebon and spreading to other parts of the region. Along the way, it underwent various innovative process and thus reflects the artistic thoughts of the performer. Various progressive thoughts demanded to make the show attractive besides the creative ideas developed by the puppet master. At present a wayang performance is more colourful due to the influence of culture from other region and the multimedia program and theatrical effects, such as lighting, etc. Innovative ideas are fired up by the puppet master (dalang), contributors affected by the social economic, politic, as well as cultural condition to be further developed by experts in other fields. The ideas of the innovator then appear in the form of a performance that is different from the original version, nevertheless still maintaining its classical characteristics. Thus the innovators have made the performance more contemporary with the additional of technology and puppets with new characters as well as in its presentation. This dissertation discusses the innovation and diffusion process up to the present form which has involved experts in other fields; the production system and the technology that has been adapted and as examples the various performance that has undergone changes. James R. Brandon said that the production system of a performing art can be done directly or recorded in the media. Now, the Sundanese Wayang Golek performance has undergone renewal, besides being produced directly and broadcasted through the mass media, it is also recorded in the form of an audio-visual recording. Thus innovative production can be conducted in the first stage or the following stages, and the Sundanese wayang golek lovers can enjoy a performance everytime, everywhere.
Kata Kunci : Seni Pertunjukan,Wayang Golek,Inovasi