Konsep privasi rumah tinggal di Kampung Kauman Yogyakarta
SATIVA, Ir. Haryadi, M.Arch.,Ph.D
2004 | Tesis | S2 Teknik ArsitekturPrivasi sering dipahami sebagai kemampuan kontrol seseorang atau sekelompok orang dalam mewujudkan interaksinya dengan pihak lain. Privasi membantu seseorang atau sekelompok orang untuk mengatur jarak personalnya – kapan ingin mendekat dan kapan ingin menjauh. Privasi akan selalu dibutuhkan oleh siapa pun, kapan pun, dan di mana pun, agar diperoleh perasaan aman dan nyaman di dalam melakukan aktivitasnya, termasuk juga saat berada di dalam rumahnya. Di dalam kajian tentang arsitektur lingkungan dan perilaku, rumah tidak hanya dianggap sebagai shelter tetapi juga ditekankan perlunya faktor lain dalam menentukan bentuk dan pola rumah, yaitu kultur, religi dan perilaku itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang berkaitan dengan privasi dan rumah dengan konteks yang jelas dan spesifik, untuk memperkaya khasanah perancangan, khususnya tentang rumah tinggal. Rumah-rumah di Kampung Kauman Yogyakarta, di dalam hal ini, termasuk kelompok rumah yang menarik untuk dikaji konsep privasinya karena keunikan masyarakatnya, yaitu sebagai komunitas Jawa yang menggunakan nilai keislaman sebagai acuan kehidupannya sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan konsep privasi masyarakat Kauman Yogyakarta tentang rumah tinggalnya, serta menemukan faktor-faktor yang melatarbelakangi terbentuknya konsep tersebut. Penelitian tentang konsep privasi masyarakat Kauman tentang rumah tinggalnya ini dilakukan dengan menggunakan metoda naturalistik, karena karakter objek amatan memiliki budaya yang spesifik, di samping terbatasnya data dan pustaka yang relevan sebagai pedoman kajian. Analisis penelitian dilakukan secara induktif, dengan menyusun kesimpulan berdasarkan abstraksi temuan-temuan di lapangan. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan tentang konsep privasi rumah tinggal di Kampung Kauman Yogyakarta, yang menyatakan bahwa di dalam rumah tinggal orang Kauman, selain harus menjadi wadah interaksi antar manusia (interaksi sosial), juga harus mampu mendukung interaksi penghuni dengan Tuhannya (interaksi transendental). Di dalam pola peruangan rumah tinggal orang Kauman terdapat gradasi tingkat privasi yang ditentukan oleh faktor perempuan, sebagai pelaku utama aktivitas domestik rumahtangga maupun aktivitas ritual yang dilakukan di dalam rumah tinggal. Konsep ini dilatarbelakangi oleh sifat khas masyarakat Kauman Yogyakarta sebagai orang Jawa, sekaligus sebagai muslim taat yang memiliki paham Islam modernis (Muhammadiyah) di dalam kesehariannya. Adanya pertampalan antara aspek Jawa dan Islam pada konsep ini terujud di dalam pola peruangan rumah tinggal berdasarkan aspek gender, meskipun dasar pemikirannya berbeda (konsep filosofis Jawa karena konsep inferior bagi perempuan dan superior bagi lelaki, sedangkan konsep filosofis Islam karena aurat perempuan yang lebih banyak daripada lelaki).
Privacy has often be regarded as an individual or a group of individuals control ability in realizing interactions with other parties. It helps individuals or a group of people to arrange their personal distance – when to get close and when to go away. Every body needs it anytime and anywhere to feel secure and comfortable in conducting activities, including in their own houses. In the studies of environmental and behavioral architecture, a house is not only regarded as a shelter but there are other factors determining its shape and pattern, namely culture, religion (belief) and behavior. Hence, it takes studies related to privacy and house in specific and clear context to enrich planning knowledge, especially a dwelling house. Houses in kampung (sub-district) Kauman Yogyakarta are interesting to study for the uniqueness of the dwellers, as a part of Javanese community with Islamic values as their daily life reference. This study aims at finding the Kauman society’s privacy concept in terms of their dwellings, and finding factors underlying the formation of the concept. This study is conducted in naturalistic method for the characteristics of the observed objects have specific culture besides the limited relevant data and reference as research guidance. It uses inductive analysis by constructing conclusion based on findings during the observation. It concludes the concept of dwelling house privacy in Kauman that the house should become a medium of interaction among individuals (social interaction) as well as a supporting medium to interact with God (transcendental interaction). In Kauman, dwelling special pattern, there are gradation levels of privacy, which are determined by female factor as the main actor in domestic activities as well as ritual activities in the house. This concept is under lied by the specific characteristic of Kauman society as Javanese as well as faithful Moslems with modern Islam understanding (Muhammadiyah) in their daily life. The association of Javanese and Islamic aspects in the concept is shown on the spatial pattern of the dwelling, which is based of gender, although the main philosophy is different. Javanese philosophy views female are inferior and males are superior, while Islamic philosophy concept views the number of female’s aurat is more than those of male’s.
Kata Kunci : Rumah Tinggal,Konsep Privasi,Kampung Kauman, privacy concept, dwelling, Kauman society Yogyakarta