Laporkan Masalah

Kajian pembangunan permukiman kembali komunitas adat terpencil (KAT) di Desa Saloya Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah

ANWAR, Intje, Prof.Ir. Nindyo Soewarno, M.Phil.,PhD

2004 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Komunitas Adat Terpencil (KAT) sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang mengalami berbagai permasalahan sosial yang perlu mendapatkan perhatian agar dapat meningkatkan taraf hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pembangunan permukiman kembali KAT di Desa Saloya Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala Propinsi pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara berstruktur dan terbuka dengan cara mengumpulkan data primer. Penelitian ini menemukan tiga hal penting yakni : Pertama, bahwa meskipun secara normatif pembangunan permukiman kembali warga Komunitas Adat Terpencil (KAT) tidak sempurna dari aspek fisik, sosial budaya, dan ekonomi, namun kenyataannya hanya 5 KK/responden yang kembali ke lokasi permukiman semula sementara yang menetap sampai sekarang ini sebanyak 70 KK/responden. Kedua, dari sisi pelaksanaan proyek pembangunan permukiman kembali warga KAT dapat dikatakan berhasil tetapi keberhasilan tersebut perlu di kritisi karena ada kemungkinan warga KAT tidak akan kembali lagi ke lokasi permukiman semula. Ketiga, keterlibatan warga KAT dalam tahap pemilihan lokasi dan alternatif serta studi kelayakan menunjukkan relatif cukup tinggi (76 %), sementara pada susunan dan rancangan serta tahap pembangunan lokasi permukiman kembali keterlibatan warga KAT sangat rendah atau tidak dilibatkan, keterlibatan warga KAT hanya sekedar diajak untuk berbicara tentang keinginan dan ide tetapi keputusan yang diambil dalam pemilihan lokasi sepenuhnya berada pada pemegang atau pengambil keputusan. Penelitian ini merekomendasikan bahwa sebelum melaksanakan kegiatan pembangunan permukiman kembali di lokasi yang baru diharapkan terlebih dahulu membangun aksesibilitas atau keterjangkauan jaringan jalan menuju ke lokasi permukiman serta tidak menentukan terlebih dahulu kegiatannya, tetapi memberikan kesempatan kepada warga KAT untuk memilih dan menentukan program yang mereka inginkan sesuai dengan karakteristik wilayahnya, sehingga dapat mempermudah dan memperlancar proses kegiatan selanjutnya.

Local-Indigenous Community (LIC) as part of Indonesian society is undergoing social problems and needs attention to improve their living standard. This research aims to study the resettlement program of the LIC in Saloya village, Sindue sub-district, Donggala sub-district, Central Sulawesi Province. The program was carried out by the office for Social Welfare of Donggala regency, to improve and empower the member of the LIC so that they can have a better living standard. The research adopted a rationalistic approach. Primary data were collected using structured and open interview method. The research results are presented in the following. First, despite the fact that the resettlement of LIC is normatively imperfect in its physical, social, cultural, and economic aspects, only five families/respondents returned back into their former settlement, while the rest 70 families remained staying there. Second, from the side of project implementation, this resettlement program is successful, but it needs a critical review as there is a possibility that member of the LIC will return back into their former settlement in the future. Third, the involvement of the LIC members in planning process as well as in the feasibility study was relatively high. On the other hand, their involvement in the stages of formulation and implementation of the resettlement project was low. Their involvement was restricted into only being asked to express their aspirations and ideas, but the decision making process was taken entirely by the authority or the government. The research recommends that the government should improve the accessibility to the resettlement farther, it is important that the LIC is given more room to involve in the decision making process related to their life.

Kata Kunci : Permukiman Kembali,Pembangunan,Komunitas Adat Terpencil, resettlement, Local-Indigenous Community, Participation


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.