Pengaruh umur panen dan penambahan inokulum rizobium terhadap produktivitas kacang tanah (Arachis hypogaea L.)

CORREIA, Brigida Antonia, Prof.Ir. R. Djoko Soetrisno, MSc.,PhD

2004 | Tesis | S2 Ilmu Peternakan

Penelitian telah dilakukan di dalam rumah plastik di Kebun milik Laboratorium Hijauan Makanan Ternak dan Pastura, Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dengan tujuan untuk mendapatkan data tentang pengaruh umur panen dan penambahan inokulum rizobium terhadap produktivitas kacang Tanah. Penelitian ini menggunakan 24 polybag (kantong plastik) yang masing-masing berkapasitas muat tanah sebanyak 15 kg. Tanah yang digunakan adalah jenis Alfisol (Mediteran) yang diambil dari Kabupaten Gunung Kidul. Penelitian ini dirancang dengan pola faktorial 2 x 2 x 2 faktor perlakuan dengan 3 ulangan yang disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL). Terdapat 3 faktor perlakuan yaitu : Faktor umur panen (UP) terdiri dari UP1=umur panen 80 hari dan UP2=umur panen 90 hari; Faktor tanah (T) terdiri dari To=tanah tidak steril dan Ts=tanah steril; Faktor legin (L) terdiri dari Lo=tidak diinokulasi dan L1=diinokulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor UP berpengaruh (P < 0,01) pada produksi bahan kering (BK) tanaman bagian atas tanah (0,59 ton vs 0,69 ton/ha), kandungan SK (28,24% vs 24,59%), abu (10,11% vs 9,48) dan BETN ( 41,21% vs 46,05%). Faktor Tanah (T) berpengaruh sangat signifikan (P < 0,01) terhadap Produksi BK tanaman bagian atas tanah (0,72 ton vs 0,56 ton), kadar PK (16,01% vs 18,07%) dan abu (9,44% vs 10,15%). Faktor Legin (L) juga berpengaruh (P < 0,01) terhadap KBKIV (59,90% vs 62,77%) dan KBOIV (58,86% vs 62,65%) tetapi pada kadar abu hanya berpengaruh (P < 0,05)(9,55% vs 10,03%).Terdapat pengaruh interaksi antara tiga faktor (UP x T x L) terhadap produksi BK tanaman bagian atas (0,47 ton/ha pada UP1TsL1 sampai dengan 0,79 ton/ha pada UP2ToLo) dan kandungan PK (14,81% pada UP1ToLo sampai 18,58% pada UP1TsL1). Selain itu terdapat interaksi antara dua faktor (UP x T), (UP x L) dan (T x L) terhadap LK, abu, BETN, KBKIV dan KBOIV. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa nilai nutrisi hijauan kacang Tanah menurun dengan semakin meningkatnya umur panen walaupun produksi bahan kering tanaman bagian atas meningkat. Tanah tidak steril yang diinokulasi memberikan hasil terbaik terhadap produktivitas kacang Tanah

The study was carried out on plastic house in Farm belong to the Laboratory of Forage and Pasture of the Animal Sciences Faculty, University Gadjah Mada, Yogyakarta. This research was intended to get the data about the effects of harvesting time and inoculant addition on peanut productivity. Twenty four polybags (plastic bags) were used and each containing 15 kg of soil. The soil type was of kind of Alfisol (Mediteran) from Gunung Kidul district. Experimental design was factorial, namely 2 x 2 x 2 treatment factors with 3 replication arranged in a complelety randomized design (CRD). The three treatment factors were: Harvesting time factor (UP) consisted of UP1=harvested at 80 days and UP2=harvested at 90 days of age; Soil factor (T) consisted of To=not sterilizated and Ts=sterilized, and Legin factor (L) consisted of Lo=not inoculated and L1= inoculated. The results of the study showed that there were highly significant (P < 0.01) effect of all the treatment factors on dry matter (DM) production (0.59 ton vs 0.69 ton/ha), CF (28.25% vs 24.59%), ash (10.11% vs 9.48%) and NFE (41.21% vs 46.05%). Soil factor (T) was effected highly significant (P < 0.01) on dry matter (DM) production (0.72 ton vs 0.56 ton/ha),CP (16.01% vs 18.07%) and ash (9.44% vs 10.15%). Legin factor (L) was also effected highly significant (P < 0.01) on IVDMD (59.90% vs 62.77%) and IVOMD (58.86% vs 62.65%) but effected to ash only (P < 0.05) (9.55% vs 10.03%). It also formal that interaction between three factors (UPxTxL) affected DM production (0.47 ton/ha on UP1TsL1 to 0.79 ton/ha on UP2ToLo), and CP (14.81% on UP1ToLo to 18.58% on UP1TsL1). EE, ash, NFE, IVDMD and IVOMD were also depended on interaction between two factors (UP x T), (UP x L) and (T x L). It can be concluded that nutritive value of peanut forage decreased, while forage DM production of biomassa above the ground increased as the harvesting age increases from 80 to 90 days. The highest peanut productivity was obtained when planting was carried out with inoculation on unsterilized soil.

Kata Kunci : Pakan Ternak,Produktivitas Kacang Tanah,Inokulum Rizobium, Peanut, Harvesting Time, Legume Inoculant, In vitro digestibility, Forage productivity