Pembobolan kartu kredit :: Penelitian online terhadap lima channel mIRC Komunitas Carder di ruang Cyber
KHASANAH, Emi Nur Insani, Dr. Heru Nugroho
2004 | Tesis | S2 SosiologiJatuhnya Soeharto pada tahun 1998 sering digambarkan sebagai awal proses pemerintahan yang demokratis di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, kebebasan media sering disebut memegang peranan penting terutama dalam mendukung jalannya proses demokrasi. Termasuk di dalamnya, kebebasan media melalui jaringan internet. Kebebasan media telah memunculkan komunitas pembobol kartu kredit atau carder yang selanjutnya aktivitas tersebut memunculkan transmisi kebudayaan dalam cyberspace yang ditunjukkan oleh aktivitas para carder di dalam melakukan pembobolan kartu kredit. Aktivitas yang dilakukan oleh para carder tersebut antara lain: mencari nomor kartu kredit, melakukan validasi, mengecek site yang cardable, melakukan transaksi, dan menunggu barang dikirim ke alamat tujuan untuk selanjutnya mengambilnya dari jasa pengiriman barang. Melalui analisis wacana maka dapat diketahui beberapa hal mengenai komunitas carder tersebut. Pertama, berdasarkan ideologi yang mereka bawa maka ada dua jenis carder yaitu carder â€profesional†dan carder â€malingâ€. Kedua, berdasarkan kekuasaan maka bagi carder profesional menggunakan chatroom sebagai tempat belajar sedangkan bagi carder maling maka chatroom merupakan tempat untuk memperoleh informasi yang akan mereka gunakan untuk belanja sebanyak-banyaknya menggunakan kartu kredit curian. Ketiga, wacana yang dibawa oleh carder profesional adalah mengenai kebebasan media untuk melakukan perlawanan terhadap sistem kapitalis Amerika sedangkan bagi carder maling wacana yang menyertai adalah adanya moral hazard yang justru menghambat proses demokratisasi. Keempat, unit bahasa yang digunakan oleh carder profesional mengacu pada tukar menukar informasi untuk mengasah kemampuan sedangkan unit bahasa yang digunakan oleh carder maling sekedar memperoleh informasi untuk membobol kartu kredit sehingga kekerasan verbal muncul di kalangan carder jenis ini. Kesimpulan yang bisa diambil antara lain carder â€maling†harus diwaspadai keberadaannya karena keberadaan mereka lebih merugikan dibandingkan kelompok carder profesional. Selanjutnya dengan adanya informasi mengenai keberadaan komunitas carder tersebut diharapkan pihak yang berwenang bisa menggunakannya untuk setidaknya mengurangi kasus pembobolan kartu kredit.
After Soeharto fell down in 1998, it is often considered as a beginning of the democratic government in Indonesia. Related to this, media freedom plays important role in supporting the democratization process. Including to the media freedom is the media freedom in internet network. The media freedom has also raised communities of credit card frauder called carder communities. Next, the activities of the carder communities has raised the culture transmission in cyberspace which shown by the activities of the carders in frauding credit cards. The carders do such activities as follow: look for the credit card number, validate the number, check the cardable site, do transaction, and wait for the goods sent to them. Then, they take the goods from the couriers. By using discourse analysis, we will understand some things related to the carder communities. First, based on their ideologi there are two types of carder, those are â€proofessional†carder and â€thief†carder. Second, based on the power the â€professional†carder use chatroom as a media to learn while the â€thief†carder use chatroom as a place to look for as much information as they can get to do shopping as many things as they can buy using the stolen credit cards. Third, discourse brought by the â€professional†carders is a media freedom against the American capitalist system while the â€thief†carders brings a moral hazard discourse which obstructs the democratization process. Fourth, language unit used by â€professional†carders emphasizes on the exchanging information to sharpen their skill while the â€thief†carders use the language to look for the information to fraud credit cards so that verbal violence often occurs in this communities. In short, we have to pay attention to the â€thief†carders because their existence is more harmfull than that of the â€professional†carders. Next, by the information about their exixtence, the Police Department may use it to minimize the case of credit card frauding.
Kata Kunci : Kebebasan Media,Pembobolan Kartu Kredit,mIRC Komunitas Carder, carder, frauding, media freedom, and discourse analysis