Dinamika politik lokal dalam pengelolaan sumber daya alam hutan :: Studi tentang Posisi dan peran Masyarakat Adat Ngata Toro dalam pengelolaan sumber daya hutan di kawasan Taman Nasional Lore Lindu Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah
SOFYAN, Imam, Drs. Bambang Purwoko, MA
2004 | Tesis | S2 PolitikMasyarakat adat oleh banyak pihak diyakini mempunyai pengetahuan mengenai keanekaragaman hayati yang mengagumkan disisi lain pengetahuan itu mulai memudar. Pengetahuan tersebut didapat berdasarkan hasil interaksi yang intensif dengan lingkungannya. Dengan pengetahuan itulah, kemudian mereka menuai manfaat yang sangat berguna bagi kelangsungan hidup lingkungnan maupun komunitas mereka sendiri. Akan tetapi, kehadiran negara dengan mengajak kekuatan modal (kapital) telah merusak tatanan pengetahuan masyarakat adat dalam pengelolaan lingkungan. Betapa tidak, ketika kawasan hidup masyarakat adat dirampas oleh negara melalui legal-formal kawasan baik itu taman nasional, cagar alam, dan lain-lain, maka dengan sendirinya negara telah mengambil alih hak pengelolaan lingkungan. Bagi Masyarakat Adat Ngata Toro, fenomena perampasan kawasan hidup oleh negara merupakan fenomena tersendiri yag telah menoreh luka di hati Masyarakat Adat Ngata Toro. Dengan ditetapkannya Taman Nasional Lore L indu (TNLL), maka dengan sendirinya pengelolaan sumber daya alam, khususnya hutan oleh Masyarakat Adat Ngata Toro diambil alih negara. Proses pengambilalihan hak pengelolaan sumber daya alam hutan inilah yang hingga sekarang masih mendapat perlawanan dari Masyarakat Adat Ngata Toro. Permasalahan penelitian ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan deskriptif, sebagai berikut : Pertama, bagaimanakah peranan Masyarakat Adat Ngata Toro dalam pengelolaan sumber daya alam hutan di kawasan Tanam Nasional Lore Lindu. Kedua, bagaimanakah Masyarakat Adat Ngata Toro menata sistem kelembagaan pengelolaan sumber daya alam hutan di kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Metode yang digunakan adalah penelitian yang bersifat partisipasi (partisipatory research). Dengan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan stake holders diharapkan dapat menjawab kedua permasalahan yang ada. Adapun hasil temuan dari penelitian ini, adalah : Pertama, bahwa ternyata Masyarakat Adat Ngata Toro memiliki pengetahuan (baca : kearifan lokal) dalam pengelolaan sumber daya alam hutan. Kedua, bahwa ternyata juga Masyarakat Adat Ngata Toro memiliki sistem kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya alam hutan. Ketiga, klaim negara bahwa pengrusakan TNLL dilakukan oleh masyarakat baik di dalam maupun di sekitar kawasan TNLL tidak terbukti. Keempat, pengelolaan sumber daya alam hutan di kawasan TNLL oleh negara melalui Balai Taman Nasional Lore Lindu (BTNLL) terbukti gagal total.
The customary community is convinced by most parties that it possesses a lot of amazing knowledge of vital variety. The knowledge is derived from an intensive interaction with its environment. They could get the useful benefit for the environmental and community survival. However, the existence of state supported by capital force has damaged the customary community’s order of knowledge in managing the environment. As the community’s zone was snatched through formal-legal ways on the zone, both national park and natural conservation, etc., then the state has automatically expropriated the right of environment management. For customary community of Ngata Toro, a phenomenon of the vital expropriation by the state being separate phenomenon has made a wound of Ngata Toro. The establishment of the National Park of Lore Lindu by the government has seized the natural resources management of the forest from the community especially customary community of Ngata Toro. The research was formulated into some following descriptive questions: First, How the community of Ngata Toro manages the natural resources in zone of National Park of Lore Lindu. The second, how the community of Loro Lindo organizes the institutional system of the natural resource management for the forest in zone of National Park of Lore Lindu. This research used a participatory method in order to answer the questions. Through Focus Group Discussion was expected that it could answer both questions. The result of this research proves that first, actually, the community of Ngata Toro possesses knowledge (reading, local wisdom) in managing the natural resources. The second, the community has an institutional system in managing the natural resources. The third, the claim of the state revealing damage of National Park of Lore Lindu by the community is not provable. The fourth, managing the natural resource by the state through Bureau of National Park of Lore Lindu has totally failed.
Kata Kunci : Masyarakat Adat,Dinamika Politik Pengelolaan Hutan, Ngata Toro Customary Community, National Park of Lore Lindu,