Laporkan Masalah

Pembebasan tanah dan konflik sosial :: Studi tentang kebijakan pembangunan kawasan pariwisata Pulau Bintan

AMALIA, Eva, Prof.Dr. Mudiyono

2004 | Tesis | S2 Sosiologi

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana relasi cian akibat penerapan kebijakan pembangunan dan pengembangan suatu kawasan yang tidak berpihak pada rakyat. Perubahan sosial yang terjadi akibat pengembangan dan pembangunan kawasan pariwisata Pulau Bintan terutarna sejak dilakukannya resettlement ( tahun 1991 ) terhadap penduduk setempat dengan proses pembebasan anah yang mencerminkan ketidakadilan telah rnenunjukka.n pada proses peiìiiskinan baik di bidang sosial, ekonomi maupun hudaya yang dialami oleh masyarakat setempat. Penelitian dilakukan dengan cara studi lapangan dan studi pustaka. Siudi lapangan dilaksanakan dengan mengambil data primer melalui observasi Iangsung dan wawancara dengan warga masyarakat eks.pemilik tanah, tokoh masyarakat, LSM daerah, pernerintah daerah dan unsur Tim Koordinasi Pembangunan Propinsi Riau, pengelola kawasan pariwisata Bintan/ investor, PT BRC serta perusahaan pembebasan lahan yakni PT BMW , terkait dengan serangkaian perisliwa aksi unjuk rasa/dernonstrasi tuntutan ganhi rugi tanah yang herlangsung secara periodik sejak tahun 1998 dan belum ada penyelesaian hingga kini. Hasil penelitian menunjukkan mengapa proses pembebasan tanah untuk pembangunan kawasan pariwisata Bintan menimbulkan konflik sosial dan hagaimana bentuk konflik sosia! yang terjadi akibat dampak pembangunan kawasan. Sehingga konflik sosial tersebut menjadi dasar i,erilaku anarkis dan tindakan-tindakan kekerasan yang dipilih oleh masyarakat eks.pemilik secara kolekiif terhadap fasilitas pariwisata di dalarn kawasan pariwisata yang dianggap sebagai representasi negara. Terungkap pula fakior-fakior sosiologis dan kondisi yang mendasari munculnya konilik sosial. Fakior internal seperti, kemiskinan, kesenjangan sosia!, pengangguran, ketidakberdayaan ekonomi, politik dan sosial, marginalisasi dan kecemburuan sosial. Sementara faktor eksternal adalah fäkior yang merupakan kekuatan yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya konflik sosial yang lerjadi bersumber dan luar struktur sosial masyarakat yakni pembangunan, kapitalisnie, krisis ekonorni dan perubahan struktur politik nasional. Diperlukan suatu rekayasa sosial yang rnenyeluruh dan herkesinambungan untuk mengembalikan dan rneningkatkan daya dukung sosial masyarakat setempat untuk membentuk komunitas living Community yang memiliki kemandirian dalarn arti luas, kemampuan daya saing ekonorni, sosia! dan budava untuk menopang pembangunan kawasan pan wi sata B intan

This research aims to show an impact and relations on the development ‘s policy implementation which is contrary to the welfare for the sake of its surroundings communities. Social changes started when a resettlement process took place on 1991 by relocating the indigenous people with its land compensation process full of unfairness and creating a process a social, economic and cultural poverty ness. This is a result and direct impact on the opening and development of the Bintan Beach International resort, an integrated tourism area. The research conducted a field research and library research. The field research obtained the primary data based on the interviews with the communities, regional government, communities leaders, Local-non-government organizations, Riau Development Coordinating Office, management of Bintan’s tourism area : PT BRC, Land compensation’s company : PT BMW in relation with continuous demonstration started on 1998 and there is no solution to date. The research finding shown several reason on why the land compensation process has becoming a social conflict and what kind of social conflict form established as an impact from the development of the said tourism area. This social conflict has becoming further actions of anarchy and other form of physical actions which is chosen by the communities collectively against the tourism facilities where the communities treated it as a contra actions against the state. The research also found several sociological factors and conditions as a source of the social conflict. Internal factors such as poverty, social discrepancy, unemployment, unavailability on economic, politic and social, marginalization and social jealousy. External factors are those strengths which is influencing a creation of social conflict came from the outside of community’s social structure which is development, capitalism, economic crisis and changes on national political structures. It was needed to create a comprehensive and continuous social establishment and develop a social support from the indigenous population as an effort to create the living community who has its self dependence on a very broad means, a comparative social, culture and economic competitiveness to support the development of Bintan’s tourism’s area.

Kata Kunci : Konflik Sosial,Kawasan Pariwisata,Pembebasan Tanah, Land Compensation Dispute, Social Conflict, Development’s Policy


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.