Status penguasaan dan pemilikan tanah timbul Sungai Progo oleh Masyarakat di perbatasan Kabupaten Kulon Progo dengan Kabupaten Bantul

BATARAYUDA, Dedy, Nurhasan Ismail, SH.,MSi

2004 | Tesis | S2 Ilmu Hukum (Magister Kenotariatan)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status penguasaan dan pemilikan tanah timbul Sungai Progo oleh masyarakat dan faktor-faktor yang menyebabkan keengganan masyarakat di perbatasan Kabupaten Kulon Progo dengan Kabupaten Bantul untuk mengajukan permohonan status penguasaan tanah timbul Sungai Progo yang mereka kuasai. Penelitian ini dilakukan di perbatasan dua Kabupaten, tepatnya di desa Banaran Galur Kabupaten Kulon Progo dengan desa Jetis Trimurti Kabupaten Bantul, dengan subjek penelitian, meliputi : 1) Responden yaitu masyarakat kedua desa yang menguasai dan memiliki tanah timbul Sungai Progo yang ditentukan secara simple random, 2) Narasumber yaitu Instansi Pemerintah kedua Kabupaten dan Pamong Praja dari kedua desa. Data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan kuisioner untuk responden dan wawancara untuk narasumber. Jenis analisa data adalah analisa data kualitatif, dengan menggunakan model analisa interaktif. Hasil penelitian yang diperoleh : 1) Status penguasaan dan pemilikan tanah timbul Sungai Progo oleh masyarakat secara umum berdasarkan hukum kebiasaan dengan cara pengakuan lisan dan diketahui oleh desa. Selain itu adanya kenyataan secara de facto, masyarakat sudah menguasai dan memiliki secara fisik tanah timbul Sungai Progo lebih dari 20 (dua puluh) tahun dan turun temurun. 2) Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat tidak mau mengajukan permohonan status penguasaan tanah timbul Sungai Progo adalah adanya keengganan masyarakat desa untuk mengikuti prosedur dan membayar biaya administrasi

This research aims to know the status of occupation and ownership of Progo River land deposit and the factors that cause the local people at border of Kulon Progo and Bantul regencies have unwillingness to submit the status of the occupation and ownership proposal of this land. The research locates at the border of Kulon Progo and Bantul regencies, exactly in Banaran Galur village, Kulon Progo regency, and Jetis Trimurti village, Bantul regency. The research subject consists of 1) respondents from the two villages, who occupy and own Progo River land deposit, selected based on a simple random sampling and 2) resource persons from the Government institutions of the two regencies and officials from the two villages. The data consist of the primary data, which were obtained directly from the research subject through questionnaires for the respondents and interviews with the resource persons. The data were analysed qualitatively, adopting an interactive analysis model. The research results present the following findings. 1) The status of Progo River land deposit occupation and ownership by the local people is generally based on the custom (conventional law) by means of an unwritten claim witnessed by the village. Besides, based on the de facto facts, they have occupied and owned the land, physically, more than 20 years and it is passed from generation to the next. 2) the factors that cause the local people at border of Kulon Progo and Bantul regencies would not like to submit the status of the occupation and ownership proposal of this land are their unwillingness to follow the legal procedures and to pay the administrative fee for a land certificate.

Kata Kunci : Hukum Pertanahan,Hak Atas Tanah,Tanah Timbul, status, occupation, ownership, river land deposit