Fundamentalisme Islam :: Studi hermeneutika Gerakan Ikhwanul Muslimin

HADI, Mukhtar, Dr. J. Nasikun

2004 | Tesis | S2 Sosiologi

Penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena gerakan fundamentalisme Islam . Dengan mengambil kasus pada gerakan Ikhwanul Muslimin, studi ini berusaha untuk mengetahui konteks obyektif munculnya sebuah gerakan fundamentalisme Islam dan peristiwa historis-empiris yang melingkupi kelahirannya. Metode yang dipergunakan untuk melakukan pembacaan terhadap gerakan fundamentalisme Islam tersebut adalah dengan metode hermeneutika yang dikembangkan oleh Hans Georg Gadamer. Hasil studi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa gerakan fundamentalisme Islam muncul bukan karena faktor-faktor normatif keagamaan semata-mata, tetapi juga berkait dan berkelindan dengan faktor-faktor sosialpolitik yang ada. Dalam kasus gerakan Ikhwanul Muslimin, didapatkan fakta bahwa gerakan ini muncul sebagai reaksi terhadap kondisi sosial politik, ekonomi dan budaya masyarakat Mesir yang telah mengalami proses kolonialisme. Hasil studi dalam penelitian ini juga mendapatkan beberapa kesimpulan. Pertama, gerakan Ikhwanul Muslimin lahir sebagai alat perjuangan untuk membangun dan meneguhkan rasa identitas dan rasa harga diri yang tercerabut dan hancur oleh karena pengaruh identitas budaya lain, khususnya budaya Barat. Kedua, Ikhwanul Muslimin lahir sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonialisme dan globalisasi. Ketiga, Kelahiran Ikhwanul Muslimin juga sebagai reaksi terhadap moralitas masyarakat modern yang cenderung menggunakan acuan moral yang bersifat subyektif dan relatif.

This research aim to comprehend the phenomena of Islamic Fundamentalism movement. By taking case of the Ikhwanul Muslimin movement, this study tries to figure out the objective contexts of the appearance of an Islamic fundamentalism movement and the empirical-historical events that surround it. The method utilized to conduct the reading of the Islamic fundamentalism movement is the hermeneutic method which developed by Hans Georg Gadamer. The result of this study shows that the Islamic fundamentalism movement emerges not only because of religious normative factors, but it is also related to the existing social-political factors. In the case of Ikhwanul Muslimin movement, we find out the facts that this movement emerges as a reaction to social, political and economical condition and the culture of the Egyption people who has experienced of colonialism process. The result of this study also obtains some conclusions. First, the Ikhwanul Muslimin movement was born as struggle appliances to build and confirm the feeling of identity and the feeling of self-regard which have been abstracted and fall to pieces by the influence of other cultures, especially the western cultures. Second, Ikhwanul Muslimin was born as a resistance form to colonialism and globalization. Third, the birth of Ikhwanul Muslimin is also as a reaction to the morality of modern people who tend to use subjective and relative moral reference.

Kata Kunci : Perilaku Kelompok,Fundamentalisme Islam,Ikhwanul Muslimin, Fundamentalism, Hermeneutic,Colonialism