Prospek Kecamatan Teluk Ambon Baguala sebagai salah satu pusat pertumbuhan wilayah di Kota Ambon
LATUIHAMALLO, Johan Donald, Dr. Catur Sugiyanto, MA
2003 | Tesis | Magister Ekonomika PembangunanPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah Kecamatan Teluk Ambon Baguala layak sebagai salah satu pusat pertumbuhan wilayah Kota Ambon. Untuk mencapai tujuan tersebut dianalisis mengenai fasilitas perkotaan yang dimiliki Kecamatan Teluk Ambon Baguala, interaksi antara Kecamatan Teluk Ambon Baguala sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dengan kecamatankecamatan sebagai pendukung (hinterland, sektor, subsektor dan komoditas unggulan di Kecamatan Teluk Ambon Baguala, dan prospek pendapatan Kota Ambon dari hasil pendapatan ekspor. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa fasilitas ekonomi, fasilitas sosial, fasilitas pemerintahan, jumlah penduduk, jarak antarkecamatan, data PDRB Kota Ambon dan kecamatan, data produksi komoditi pertanian serta data ekspor komoditi perikanan Kota Ambon dan GDP negara tujuan dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2002. Data berasal dari Badan Pusat statistik Provinsi Yogyakarta, Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon, Dinas DLLAJ Kota Ambon dan Bagian yang berada di lingkungan Sekretariat Wilayah Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis scalogram, model gravitasi, Location Quotient, dan elastisitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Teluk Ambon Baguala belum bisa menjadi pusat pertumbuhan Kota Ambon, namun bisa menjadi pusat pertumbuhan dari Kecamatan Leihitu dan Kecamatan Salahutu di Kabupaten Maluku Tengah. Hal ini karena ketersediaan fasilitas ekonomi, sosial, pemerintahan menunjukkan bahwa Kecamatan Teluk Ambon Baguala mempunyai nilai terkecil dibandingkan dengan Kecamatan Sirimau dan Kecamatan Nusaniwe. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan Kecamatan Leihitu dan Kecamatan Salahutu, maka Kecamatan Teluk Ambon Baguala mempunyai nilai scalogram yang paling tinggi. Berdasarkan model analisis gravitasi Kecamatan Teluk Ambon Baguala mempunyai indeks gravitasi yang paling tinggi dengan Kecamatan Salahutu. Hasil perhitungan analisis Location Quotient (LQ) menunjukkan bahwa untuk Kecamatan Teluk Ambon Baguala terdapat 6 sektor unggulan. Lima subsektor yang dianalisis menunjukkan bahwa kelima subsektor tersebut merupakan subsektor ungulan. Kecamatan Teluk Ambon Baguala terdapat 2 komoditas unggulan masing – masing komoditas sapi dan komoditas babi. Berdasarkan hasil analisis elastisitas menunjukkan bahwa nilai elastisitas ekspor Kota Ambon ke negara Malaysia, Thailand dan Taiwan menunjukkan nilai yang lebih besar daripada satu.
This research attempted to analyze whether Teluk Ambon Baguala subdistrict is feasible as a growth center in the City of Ambon. To attain this purpose it also analyzed the city facilities owned by Teluk Ambon Baguala Subdistrict, the interaction between Teluk Ambon Baguala Subdistrict as the growth center and subdistricts as hinterlands), the superior sector, subsector, and comodity in Teluk Ambon Baguala Subdistrict and the income prospect of export income in the City of Ambon. The data used in the research were secondary data consisting of the economic, social and governmental facilities, distance among subdistricts, Gross Regional Domestic Product of Ambon and subdistricts and the GDP of destination countries between 1998 to 2002. Data were obtained from Statistical Center Bureau of Yogyakarta Province, Ambon City, and Central Moluccas District, Development Planning Body of Ambon City and Central Moluccas District, DLLAJ of Ambon City, and Regional Secretary of Ambon City and Central Moluccas District. The analysis method applied in this research were scalogram analysis, gravity model, location quotient, and elasticity. The findings of this research indicated that Teluk Ambon Baguala Subdistrict isn’t feasible to be a growth center of Ambon City, but it can be a growth center of Leihitu and Salahutu Subdistrict in Cental Moluccas District. It’s because the availability of economic, social and governmental facilities showed that Teluk Ambon Baguala Subdistrict had the smallest value compared to Sirimau and Nusaniwe Subdistrict. If compared to Leihitu and Salahutu Subdistrict, Teluk Ambon Baguala Subdistrict had the highest scalogram value. Based on gravity analysis model, Teluk Ambon Baguala Subdistrict had the highest gravity index with Salahutu Subdistrict. The result of Location Quotient (LQ) showed that in Teluk Ambon Baguala Subdistrict, there were six superior sectors. Five subsectors analyzed showed that all of these subsectors is superior. Teluk Ambon Baguala Subdistrict had two superior comodities, i.e. cow and pig comodities. Based on elasticity analysis it showed that export elasticity of Ambon City to Malaysia, Thailand and Taiwan is more than one.
Kata Kunci : Pertumbuhan Wilayah, Ambon, pusat pertumbuhan ekonomi