Laporkan Masalah

Kesesuaian Mangrove untuk Ekowisata di Kawasan Ekosistem Esensial Pantai Ayah Kebumen

FABIAN AYU C, Prof. Dr. Ir. Erny Poedjirahajoe, M.P.;Ir. Retno Nur Utami, M.P.

2023 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Keberadaan hutan mangrove sangat penting bagi keberlanjutan ekosistem pesisir dan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Salah satunya adalah Hutan Mangrove Ayah yang berfungsi sebagai pencegah abrasi dan pemecah gelombang, serta dimanfaatkan masyarakat untuk ekowisata. Dengan kondisi tersebut, pemerintah daerah kemudian menetapkan Hutan Mangrove Ayah sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) sebagai upaya untuk mempertahankan fungsi ekologis dengan tetap menyediakan ruang bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya melalui pemanfaatan yang tidak melebihi batas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai kondisi ekosistem Hutan Mangrove Ayah berdasarkan parameter kesesuaian lahan dan daya dukung untuk mengembangkan ekowisata. Penelitian dilakukan di Zona Pemanfaatan (Zona 2, 10, dan 12) dan Zona Pemanfaatan Khusus (Zona 14 dan 15). Penilaian kesesuaian dilakukan dengan menghitung Indeks Kesesuaian Wisata yang diperoleh dari hasil perkalian bobot dan skor dari setiap parameter yang diukur. Parameter kesesuaian terdiri dari ketebalan mangrove, kerapatan mangrove, jenis mangrove, pasang surut, objek biota, karakteristik kawasan, dan aksesibilitas. Informasi daya dukung dihitung dengan rumus Daya Dukung Kawasan (DDK) yang variabelnya terdiri dari potensi ekologis pengunjung setiap area, luas/panjang area yang dimanfaatkan, unit area pemanfaatan tertentu, waktu kunjungan wisata yang diperbolehkan dalam satu hari, dan waktu yang dibutuhkan pengunjung dalam setiap kegiatan wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Zona 10 dan 12 masuk dalam kategori Sesuai/S2 (IKW=76,14%), Zona 2 Sesuai/S2 (IKW=69,32%), Zona 14 Sesuai Bersyarat/S3 (IKW=59,09%), dan Zona 15 Tidak Sesuai/N (IKW=31,82%). Kemudian kawasan ini memiliki daya dukung kawasan sebesar 29 orang per hari.

The existence of mangrove forests is extremely essential for coastal ecosystem sustainability and the life of the surrounding community. One of the examples is Ayah Mangrove Forest. Being used as ecotourism, it also serves the function for preventing abrasion and breaking the sea waves. As an attempt to maintain its ecological uses as well as to meet basic life need without exceeding the limit, Ayah Mangrove Forest is determined to be the Essential Ecosystem Area by the local government. The purpose of this research is to gain information regarding Ayah Mangrove Forest's ecosystem condition based on parameters of land suitability and carrying capacity to develop an ecotourism. The research took place in Utilization Zones (Zone 2, 10, and 12) and Exclusive Utilization Zones (Zone 14 and 15). Suitability assessment is conducted by calculating Tourism Suitability Index obtained from the multiplication of rating weights and scores of each parameter measured. Suitability assessment includes mangrove's thickness, mangrove's density, mangrove species, tides, biotic object, area characteristics, and accessibility. Carrying capacity is calculated with Areal Carrying Capacity formula. Variables of carrying capacity are visitor ecological potency in each area, the width and length of utilized area, specific utilization area unit, duration of tourism visit allowed in a day, and duration needed for each tourism activity. The research shows Zone 10 and 12 are included in the category Sesuai /S2 (IKW=76,14%), Zone 2 Sesuai /S2 (IKW=69,32%), Zone 14 Sesuai Bersyarat /S3 (IKW=59,09%), and Zone 15 Tidak Sesuai/N (IKW=31,82%). Furthermore, this area has Area Carrying Capacity of 29 people per day.

Kata Kunci : hutan mangrove, Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), Daya Dukung Kawasan (DDK), ekowisata;Mangrove Forest, Tourism Suitability Index (IKW), Area Carrying Capacity (DDK), ecotourism

  1. S1-2023-430125-Abstract.pdf  
  2. S1-2023-430125-Bibliography.pdf  
  3. S1-2023-430125-Tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-430125-Title.pdf