Laporkan Masalah

Advokasi Sosial Perempuan Penyandang Disabilitas melalui Konselor Sebaya Dampingan SAPDA (Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak)

AURORA ABEL SANGGITA, Wahyu Kustiningsih, M.A.

2022 | Skripsi | S1 SOSIOLOGI

Perempuan penyandang disabilitas mengalami beban ganda meliputi diskriminasi dan marginalisasi yang dialami. Merespon isu tersebut, advokasi sosial berbasis gender dan disabilitas hadir dalam upaya memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan penyandang disabilitas. Merujuk pada konteks Yogyakarta, pembentukan Konselor Sebaya merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh SAPDA (Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak). Adapun skema yang diusung Konselor Sebaya adalah dari dan untuk perempuan penyandang disabilitas. Menggunakan metode narrative research, studi ini menyoroti bagaimana perempuan penyandang disabilitas mengadvokasi dirinya sendiri dan sesama perempuan penyandang disabilitas dalam usaha peningkatan kapasitas. Selain itu, studi ini juga memetakan bagaimana Konselor Sebaya dampingan SAPDA mengembangkan jejaring untuk penguatan komunitas perempuan penyandang disabilitas. Melalui kerangka kerja yang dikembangkan oleh Sabatier dan Hank-Smith penelitian ini dibagi menjadi tiga fondasi utama, yaitu: (1) tingkat mikro yang fokus terhadap narasi individu dalam melakukan advokasi diri dan sesama perempuan penyandang disabilitas; (2) tingkat messo yang memetakan strategi jejaring yang dilakukan oleh koalisi advokasi bentukan Konselor Sebaya; dan (3) tingkat makro berkaitan dengan output dari advokasi yang dilakukan seperti empowerment, inklusifitas, dan mainstreaming disability.

Women with disabilities experience a double burden related to discrimination and marginalization. Responding to this issue, social advocacy based on gender and disability exists for equality of women with disabilities. Referring to the context of Yogyakarta, establishing peer counselors is one of the strategies used by SAPDA (Women, Disabilities, and Children Advocacy Center). The scheme promoted by peer counselors is from and for women with disabilities. Using narrative research methods, this study highlights how women with disabilities advocate themselves and fellow women with disabilities to increase their capacity. This study also provided how peer counselors develop networks to strengthen the community of women with disabilities. Through the framework developed by Sabatier and Hank-Smith, this research is divided into three main fondation; (1) the micro level which focuses on the individual narrative in advocating for themselves and fellow women with disabilities; (2) the messo level by mapping the networking strategy carried out by the advocacy coalition formed by Peer Counselors; and (3) the macro level relating to the output of advocacy such as empowerment, inclusiveness, and mainstreaming disability.

Kata Kunci : Advokasi diri, advokasi sosial, perempuan penyandang disabilitas, konselor sebaya

  1. S1-2022-413242-abstract.pdf  
  2. S1-2022-413242-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-413242-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-413242-title.pdf