Laporkan Masalah

KONSTRUKSI KEKERASAN SEKSUAL DI INSTITUSI PENDIDIKAN DALAM PEMBERITAAN MEDIA MASSA

LATIFA SUKMA MELATI, Milda Longgeita Br. Pinem, S.Sos., M.A., Ph.D.

2022 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Data statistik menunjukkan maraknya tindak kekerasan seksual yang terus mengalami peningkatan kasus. Institusi pendidikan menjadi salah satu ruang publik di mana tindak kekerasan seksual terjadi. Kasus tindak kekerasan seksual menjadi topik yang kemudian banyak disajikan dalam berita oleh media massa. Media massa sebagai saluran sosialisasi, memiliki peran dan kekuasaan atas konstruksi pandangan masyarakat terkait suatu fenomena, dalam hal ini fenomena kekerasan seksual di institusi pendidikan. Merujuk pada hal tersebut, maka penelitian ini berusaha untuk memahami bagaimana media massa mengkonstruksi isu kekerasan seksual di institusi pendidikan. Oleh karenanya pertanyaan penelitian yang kemudian dirumuskan yaitu: Bagaimana Media (Kompas.id dan Koran.tempo.co) mengkonstruksi isu kekerasan seksual di institusi pendidikan?. Digunakanlah kerangka konseptual mengenai kekerasan seksual, media massa, serta institusi pendidikan, juga kerangka teoritis analisis gender sebagai kerangka kerja dan landasan perspektif penelitian. Dalam tahapan proses penelitian, digunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis isi tematik serta teori analisis gender untuk menjelaskan serta menganalisis fenomena kekerasan seksual. Beberapa temuan dalam penelitian ini, yaitu: Pertama, fenomena kekerasan seksual dikonstruksi oleh media melalui penyajian aktor-aktor yang terlibat di dalamnya secara berbeda-beda; Kedua, tindak kekerasan seksual di institusi pendidikan merupakan bentuk adanya relasi kuasa dan ketidak-seimbangan pola relasi gender; Ketiga, fenomena kekerasan seksual ditangkap dan dimaknai sebagai realitas yang kompleks yang berakar dari sistem sosial budaya yang timpang antara laki-laki dan perempuan sehingga melahirkan budaya yang mensubordinasikan perempuan. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa media (Kompas.id dan Koran.tempo.co), dalam mengkonstruksi isu ini, berpihak pada korban dan menarasikan fenomena tindak kekerasan seksual lebih fokus pada persoalan ketimpangan relasi gender dan juga relasi kuasa, di mana konstruksi media mengarah pada upaya untuk mendorong adanya perhatian dari berbagai pemangku kepentingan bahwa kasus kekerasan seksual di institusi pendidikan ini merupakan masalah yang kompleks, serius, dan urgen, serta perlu penanganan yang lebih komprehensif dan berkeadilan. Berdasarkan hasil temuan, beberapa rekomendasi yang kemudian dirumuskan, antara lain: supaya para pemangku kepentingan dapat menindak lanjuti kasus-kasus kekerasan seksual, melakukan pencegahan, serta perlindungan korban dengan lebih serius. Untuk media massa, supaya menyajikan berita terkait isu kekerasan seksual dengan terus berpihak pada korban dan dapat menyajikan inovasi produk jurnalistik yang lebih mengkampanyekan pencegahan tindak kekerasan seksual, guna mendorong kepekaan dan partisipasi masyarakat terkait pencegahan kekerasan seksual.

Statistical data shows the prevalence of acts of sexual violence which continue to experience an increase in cases. Educational institutions are one of the public spaces where acts of sexual violence occur. Cases of acts of sexual violence became a topic which was then widely presented in the news by the mass media. The mass media as a channel for socialization, has a role and power over the construction of public views regarding a phenomenon, in this case the phenomenon of sexual violence in educational institutions. Referring to this, this study seeks to understand how the mass media constructs the issue of sexual violence in educational institutions. Therefore the research question that was then formulated was: How do the Media (Kompas.id and Koran.tempo.co) construct the issue of sexual violence in educational institutions? A conceptual framework on sexual violence, mass media, and educational institutions is used, as well as a theoretical framework for gender analysis as a framework and basis for a research perspective. In the stages of the research process, qualitative research methods were used with a thematic content analysis approach and gender analysis theory to explain and analyze the phenomenon of sexual violence. Several findings were found: First, the phenomenon of sexual violence is constructed by the media through different representations of the actors involved in it; Second, acts of sexual violence in educational institutions are a form of power relations and an imbalance in the pattern of gender relations; Third, the phenomenon of sexual violence is captured and interpreted as a complex reality that is rooted in an unequal socio-cultural system between men and women that creates a culture that subordinates women. The conclusion of this research is that the media (Kompas.id and Koran.tempo.co), in constructing this issue, side with the victims and narrate the phenomenon of acts of sexual violence more focused on issues of inequality in gender relations and also power relations, where media construction leads in an effort to encourage attention from various stakeholders that cases of sexual violence in educational institutions are a complex, serious, and urgent problem, and need a more comprehensive and fair handling. Based on the findings, several recommendations were then formulated, including: For the stakeholders can follow up on cases of sexual violence, take prevention and protect victims more seriously. For the mass media, to present news related to the issue of sexual violence by continuing to side with victims and be able to present innovative journalistic products that campaign more on the prevention of acts of sexual violence, in order to encourage sensitivity and community participation regarding the prevention of sexual violence.

Kata Kunci : Kekerasan Seksual, Media, Gender, Institusi Pendidikan

  1. S1-2022-413196-abstract.pdf  
  2. S1-2022-413196-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-413196-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-413196-title.pdf