Laporkan Masalah

Kolaborasi Politik Pengusaha Rokok Kretek Kudus dengan Kelompok Nasionalis Tahun 1909-1949

EDY SUPRATNO, Dr. Sri Margana; Dr. Nur Aini Setiawati

2023 | Disertasi | DOKTOR ILMU-ILMU HUMANIORA

Penelitian ini mengkaji kolaborasi politik antara pengusaha rokok kretek yang ada di Kudus dengan kelompok nasionalis yang terjadi pada awal hingga pertengahan abad ke-20. Pada masa ini, dengan habitus sosial yang terbentuk sebelumnya, di Kudus terdapat sekelompok pengusaha Bumiputera yang sukses menjadikan dirinya sebagai werk gaver (pemberi kerja) dan self mademan (sukses secara mandiri) dari usaha kretek. Hasil usaha rokok kretek kemudian membuat Nitisemito dan pengusaha sukses lainnya memiliki status sosial baru di Hindia Belanda. Pada masa yang sama, kelompok terdidik yang mulai tercerahkan buah dari Politik Etis, mereka terus bergerak mengusung ide-ide kebangsaan (nasionalisme). Di sisi lain, pemerintah Hindia Belanda, sesuai dengan ciri kolonialismenya tidak menghendaki Bumiputera bangkit sehingga mereka represif terhadap setiap gerakan nasionalisme dan para pendukungnya. Selain kelompok Bumiputera, pengusaha rokok kretek di Kudus juga dilakukan oleh Tionghoa. Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Selain menggunakan arsip-arsip yang ada di ANRI maupun kantor arsip lainnya, penulis banyak menggunakan berita koran yang terbit sezaman. Situs Deplher.nl memberi kemudahan bagi peneliti untuk mengakses koran-koran era kolonial, baik terbit di Hindia Belanda maupun yang terbit di Negeri Belanda. Dengan membaca koran yang terbit dan beredar di Belanda yang memberitakan tentang Indonesia, penelitian ini memiliki pembanding tentang isi berita. Dibantu dengan kerangka teori, data-data yang ditemukan kemudian dilakukan kritik sumber, dianalisis dan diinterpretasikan hingga akhirnya disusun menjadi sebuah tulisan. Temuan dari penelitian ini merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam tujuan penelitian. Antara pengusaha rokok kretek Kudus dengan kelompok nasionalis terjadi kolaborasi politik. Hubungan antara dua pihak mulai terbangun sejak Budi Utomo membangun organisasinya di Kudus. Pada masa-masa ini hingga akhir masa kolonial, hubungan pengusaha rokok kretek kepada kelompok nasinalis lebih tampak pada kegiatan filantropinya. Pada masa penerapan cukai tembakau pada 1932, hubungan antara kedua belah pihak semakin itensif, baik yang terjadi di Kudus maupun di lembaga resmi pemerintah saat itu (Volksraad). Pada masa revolusi kemerdekaan, kolaborasi antara pengusaha rokok kretek Kudus dengan kelompok nasionalis semakin itensif dan dilakukan secara terbuka.

This study examines the political collaboration between kretek cigarette entrepreneurs in Kudus and nationalist groups that occurred in the early to mid-20th century. At this time, with pre-established social habitus, in Kudus there is a group of Bumiputera entrepreneurs who have succeeded in turning themselves into werk givers (employers) and self-mademen (successful independently) of the kretek business. The results of the kretek cigarette business then made Nitisemito and other successful entrepreneurs have a new social status in the Dutch East Indies. At the same time, educated groups who are starting to be enlightened by the fruits of Ethical Politics, they continue to move to carry the ideas of nationalism (nationalism). On the other hand, the Dutch East Indies government, in accordance with the characteristics of colonialism, did not want Bumiputera to rise up so that they were repressive towards every nationalist movement and its supporters. In addition to the Bumiputera group, the Chinese kretek cigarette entrepreneurs in Kudus are also carried out. The findings of this study are the answers to the research questions formulated in the research objectives. There was a political collaboration between the Kudus kretek cigarette entrepreneurs and the nationalist group. The relationship between the two parties began to develop since Budi Utomo built his organization in Kudus. During this period until the end of the colonial period, the relationship between kretek cigarette entrepreneurs and the nationalist group was more evident in their philanthropic activities. During the implementation of tobacco excise in 1932, relations between the two parties became more and more intense, both in Kudus and in official government institutions at that time (Volksraad). During the independence revolution, collaboration between Kudus kretek cigarette entrepreneurs and nationalist groups was increasingly intensive and carried out openly.

Kata Kunci : Kudus, industri kretek, kolaborasi politik, nasionalis, filantropi/Kudus, kretek industry, political collaboration, nationalist, philanthropy/

  1. S3-2023-420415-abstract.pdf  
  2. S3-2023-420415-bibliography.pdf  
  3. S3-2023-420415-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2023-420415-title.pdf