Laporkan Masalah

Kreativitas Penciptaan Seni Batik Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Kelas II A Yogyakarta

EVY FENNY HANDAYANI, Prof. M. Dwi Marianto, M.F.A., Ph.D. ; Dr. Timbul Raharjo, M.Hum.

2022 | Tesis | MAGISTER PENGKAJIAN SENI PERTUNJUKAN DAN SENI RUPA

Tesis ini meneliti tentang program kemandirian dalam sub program berupa pelatihan membatik pada Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Yogyakarta. Penelitian ini menyasar pada Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) yang telah memasuki masa persiapan pembauran di masyarakat (asimilasi). Pelatihan membatik bertujuan menambah skill warga binaan agar memiliki kemandirian ketika habis masa tahanan. Sub program kemandirian pelatihan membatik merupakan salah satu program yang memiliki fungsi untuk meningkatkan kreativitas dalam seni, yakni batik. Berdasarkan observasi awal didapatkan data tentang tingkat kemampuan kreativitas seni batik WBP dari proses menciptakan desain sampai pada proses membatik. Karya seni batik yang dihasilkan memiliki tingkat keberhasilan dengan kreativitas yang beragam. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui tingkat kreativitas dalam proses pembuatan seni batik bagi WBP. Pelatihan membatik sebagai bekal kemandirian ketika telah berbaur dengan masyarakat. Penelitian ini dibatasi pada kegiatan pelatihan membatik yang dilaksanakan pada tahun 2020. Dalam penelitian menggunakan metode analisis kualitatif, dengan data yang disajikan secara deskriptif naratif tentang kreativitas WBP pada proses, hasil karya seni batik, dan latar belakang WBP. Pengumpulan data dengan wawancara secara mendalam kepada informan, observasi, dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta pelatihan. Pemilihan sampel karya dianalisis menggunakan teknik purposive sampling dan WBP yang memiliki tingkat keberhasilan dalam kreativitas. Artinya WBP yang menghasilkan karya batik hasil pelatihan seni batik di Lapas yang memenuhi standar artistik dalam seni batik. Hasil penelitian ini berupa: (1) identifikasi kreativitas WBP dalam pembuatan seni batik yang memiliki nilai estetis; (2) menjadi pola pengajaran seni batik pada WBP di Lapas; (3) identifikasi faktor penghambat keberlanjutan pelatihan batik di Lapas Kelas II A Yogyakarta; (4) sebagai bahan pertimbangan pemangku kepentingan dalam penentuan regulasi pentingnya program pelatihan seni batik di Lapas.

This thesis examines the self-reliance program in a sub-program in the form of batik in Class II A Yogyakarta Correctional Institutions (Lapas). This research is targeting Correctional Families (WBP) who have entered a preparatory period of assimilation in society (assimilation). Batik training aims to increase the skills of inmates so that they have independence when their prison term ends. The self-reliance batik training sub-program is one of the programs that has a function to increase creativity in art, namely batik. Based on preliminary observations, data were obtained about the level of creative ability of WBP's batik art from the process of creating designs to the process of making batik. The resulting batik artwork has a success rate with various creativities. This research is important to do to determine the level of creativity in the process of making batik art for WBP. Batik training is a provision for independence when mingling with the community. This research is limited to batik training activities that will be held in 2020. In this study using qualitative analysis methods, with data presented in a narrative descriptive manner about the creativity of WBP in the process, the results of batik art, and the background of WBP. Data collection by in-depth interviews with informants, observation, and documentation. The population in this study were trainees. The selection of work samples was analyzed using purposive sampling and WBP techniques which have a success rate in creativity. This means that prisoners who produce batik work as a result of batik art training at LAPAS meet artistic standards in batik art. The results of this study are (1) identifying the creativity of prisoners in making batik art which has aesthetic value (2) becoming a pattern for teaching batik art to prisoners in correctional institutions (3) identifying factors inhibiting the sustainability of batik training in Class II A Yogyakarta prisons (4) as material stakeholder considerations in determining the importance of regulation on the importance of batik art training programs in prisons.

Kata Kunci : kreativitas, seni batik, pelatihan, WBP, dan Lapas / creativity, the art of batik, training, WBP, and Lapas.

  1. s2-2022-471750-abstract.pdf  
  2. s2-2022-471750-bibliography.pdf  
  3. s2-2022-471750-tableofcontent.pdf  
  4. s2-2022-471750-title.pdf