Laporkan Masalah

FORMULA, TRANSMISI, DAN FUNGSI MANTRA DALAM RITUAL KATOBA DI KABUPATEN MUNA BARAT PROVINSI SULAWESI TENGGARA

SANTIKA MAHAR DEWI, Dr. Novi Siti Kussuji Indrastuti, M.Hum.

2022 | Tesis | MAGISTER SASTRA

Penelitian ini bertujuan menelaah formula, transmisi, dan fungsi mantra dalam tradisi ritual Katoba menggunakan teori sastra lisan Albert B. Lord dan Ruth Finnegan. Ritual Katoba merupakan salah satu jenis tradisi lisan yang pertunjukannya dilakukan dengan mengucapkan mantra-mantra tanpa adanya iringan musik. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan dengan proses observasi lapangan, wawancara, perekaman, transkripsi, transliterasi dan analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya formula mantra Katoba yang tidak terstruktur, dituturkan dan pewarisannya dilakukan secara tertutup. Formula mantra Katoba dapat dilihat dari tahapan pelaksanaannya yang dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu formula tahap pendahuluan, yang mencakup pelaksanaan Katoba diawali nasihat, pemberitahuan hal yang dilarang dan dianjurkan. Formula tahap inti Katoba yang mencakup pelaksanaan inti Katoba, pemberitahuan air suci dan air tidak suci, serta pengajaran dua kalimat syahadat. Formula tahap penutup yang mencakup pesan-pesan pemandu Katoba dan pembacaan doa (baca-baca). Selanjutnya, terdapat beberapa fungsi mantra dalam ritual Katoba yaitu mantra Katoba sebagai bentuk intropeksi diri manusia, yang terbagi menjadi pengingat untuk menyesali dosa di masa lampau dan pengingat untuk selalu berbuat kebaikan. Mantra Katoba sebagai bentuk pengajaran moral, terbagi menjadi pendisiplinan, pembelajaran rasa empati. Mantra Katoba sebagai kontrol sosial, yang terbagi menjadi pedoman berperilaku baik, menjauhi perilaku menyimpang. Mantra Katoba sebagai media pengajaran ke-Islaman, yang terbagi menjadi pengajaran tata cara bersuci yang dibagi menjadi pemilihan air yang boleh digunakan untuk bersuci dan pemilihan air yang tidak boleh digunakan untuk bersuci, pengajaran istighfar panjang dan pendek, pengajaran dua kalimat syahadat dan permohonan keberkahan.

This study aims to examine the formula, transmission, and function of mantras in the Katoba ritual tradition using the oral literature theory of Albert B. Lord and Ruth Finnegan. The Katoba ritual is a type of oral tradition in which performed by chanting mantras without any musical accompaniment. The method used in data collection was observation, interviews, recording, transcription, transliteration, and analysis. The results of this study pinpoint an unstructured formula of Katoba mantra that is spoken and inherited in a closed manner. The formula for the Katoba mantra can be observed from the stages of implementation and it is divided into three major parts; the initial preliminary stage which includes the implementation of Katoba, starting with advisement, then followed by prohibited and recommended matters. The core formula for Katoba stage includes the implementation through the acknowledgment of holy and non-holy water, as well as teaching the shahada prayer. Closing formula speaks on guiding messages and prayer (bacabaca). Furthermore, the mantra, in Katoba ritual, holds an essential function namely as a form of human self-introspection; a reminder about the regret from the past and to always do good. The Katoba mantra is a form of moral teaching; discipline and learning empathy. Katoba mantra as social control; guidance for good and deviant behavior. The Katoba mantra is a medium for Islamic teaching; purification procedures with genuine water, reciting long and short istighfar, preaching two sentences of syahadat and blessing.

Kata Kunci : Formula, Transmisi, Fungsi, Mantra, Katoba, Muna Barat.

  1. S2-2022-467148-abstract.pdf  
  2. S2-2022-467148-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-467148-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-467148-title.pdf