Laporkan Masalah

Pemberdayaan Perempuan Penyintas Kekerasan dalam Rumah Tangga melalui Komunitas Srikandi di Kota Pekalongan

SABRINA HANI ANDHITA, Dr. Krisdyatmiko, S.Sos., M.Si.

2022 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Banyaknya program penanganan perempuan korban KDRT yang telah dilakukan oleh pemerintah. Akan tetapi jumlah kasus kekerasan pada perempuan masih tinggi, termasuk KDRT. Hal ini dikarenakan ada ketidakefektifan program pemerintah dalam menangani kasus KDRT karena menggunakan pendekatan yang cenderung konvensional dan prosedural. Kemudian, ada sebuah proses pemberdayaan perempuan penyintas KDRT yang dilakukan oleh sebuah komunitas di Kota Pekalongan. Komunitas tersebut bernama Komunitas Srikandi. Komunitas ini adalah satus-satunya komunitas yang mewadahi perempuan penyintas KDRT di kota tersebut. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa komunitas ini memberdayakan diri mereka sendiri. Maka, fokus penelitian ini adalah bagaimana Komunitas Srikandi di Kota Pekalongan memberdayakan perempuan penyintas KDRT. Penelitian ini menggunakan teori pemberdayaan masyarakat dan konsep habitus serta modal sosial dalam menganalisis temuan data di lapangan. Teori pemberdayaan masyarakat digunakan sebagai kerangka dalam melihat bagaimana praktik-praktik dari proses pemberdayaan yang dilakukan Komunitas Srikandi dan melihat kekuasaan serta kekuatan yang ada dalam pemberdayaan tersebut. Sedangkan konsep modal sosial berfungsi untuk mengungkapkan keterlibatan perempuan penyintas KDRT dalam pemberdayaan yang dilakukan melalui adanya modal sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Unit analisis penelitian ini yakni pihak yang terkait dengan pemberdayaan perempuan penyintas KDRT dalam Komunitas Srikandi di Kota Pekalongan. Penelitian ini memperoleh 12 informan yang ditentukan dengan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis model Miles dan Huberman, yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik validasi data yang dilakukan yakni triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan perempuan penyintas KDRT dalam Komunitas Srikandi diberdayakan dalam segi psikologis-sosial, ekonomi, dan hukum guna meningkatkan kepercayaan diri dan mulai beradaptasi, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam membangun usaha, membangun kesadaran hukum serta difasilitasi penyelesaian kasus secara hukum. Dalam proses pemberdayaan, mereka melalui tahap penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan untuk mencapai kemandirian. Lalu, keterlibatam perempuan penyintas KDRT dilihat dari pengoptimalan modal sosial yang dimiliki. Elemen modal sosial yang paling menentukan pelaksanaan pemberdayaan tersebut adalah elemen jaringan. Meskipun antar elemen kepercayaan, jaringan, dan norma saling mendukung, dalam praktiknya ada elemen yang memiliki sisi negatif yang memengaruhi perkembangan pemberdayaan maupun kelompok. Elemen jaringan telah mengantarkan mereka pada berbagai kegiatan pemberdayaan dan pemahaman yang dibutuhkan seorang penyintas KDRT.

There are many programs for handling women victims of domestic violence that have been carried out by the government. However, the number of cases of violence against women is still high, including domestic violence. This is due to the ineffectiveness of government programs in handling cases of domestic violence because it uses an approach that tends to be conventional and procedural. Then, there is a process of empowering women survivors of domestic violence carried out by a community in Pekalongan City. The community is called the Srikandi Community. This community is the only community that accommodates women who are survivors of domestic violence in the city. Therefore, it can be said that these communities empower themselves. So, the focus of this research is how the Srikandi Community in Pekalongan City empowers women survivors of domestic violence. This study uses the theory of community empowerment and the concept of habitus and social capital in analyzing data findings in the field. The theory of community empowerment is used as a framework in seeing how the empowerment process is carried out by the Srikandi Community and seeing the dimensions of power and strength that exist in the empowerment. Meanwhile, the concept of social capital serves to reveal the involvement of women survivors of domestic violence in empowerment which is carried out through the existence of social capital. The research method used is qualitative research with a descriptive approach. The unit of analysis of this research is the parties related to the empowerment of women survivors of domestic violence in the Srikandi Community in Pekalongan City. This study obtained 12 informants who were determined by purposive sampling and snowball sampling techniques. The data collection technique of this research used observation, interviews, and documentation. The data analysis technique used is the Miles and Huberman model analysis method, which consists of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. While the data validation technique used is source triangulation. The results showed that the process of empowering women survivors of domestic violence in the Srikandi Community was empowered in terms of psychological-social, economic, and legal in order to increase self-confidence and begin to adapt, increase skills and knowledge in building a business, build legal awareness and facilitate legal case settlement. In the empowerment process, they go through the stages of awareness, capacity, and empowerment to achieve independence. Then, the involvement of women who are survivors of domestic violence can be seen from optimizing their social capital. The element of social capital that most determines the implementation of the empowerment is the network element. Although the elements of trust, networks, and norms support each other, in practice there are elements that have a negative side that affect the development of empowerment and groups. The network element has led them to various empowerment and understanding activities that are needed for a survivor of domestic violence.

Kata Kunci : pemberdayaan, perempuan penyintas KDRT, modal sosial

  1. S1-2022-424705-abstract.pdf  
  2. S1-2022-424705-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-424705-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-424705-title.pdf