RENCANA PENGELOLAAN PELESTARIAN RUMAH DASWATI BANDAR LAMPUNG DENGAN MODEL DEMOKRATIS

ARDHIAS NAUVALY A, Dr. Daud Aris Tanudirjo, MA

2022 | Skripsi | S1 ARKEOLOGI

Rumah Daswati di Kota Bandar Lampung memiliki arti penting bagi masyarakat di Provinsi Lampung, karena terkait dengan sejarah berdirinya provinsi tersebut. Masyarakat memiliki minat yang besar untuk melestarikan dan menjadikan tinggalan sejarah itu sebagai cagar budaya. Berbagai komunitas akar rumput telah mengusulkannya sebagai cagar budaya, tetapi belum berhasil. Adanya konflik kepentingan yang melibatkan sejumlah pihak adalah penyebabnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu model yang tepat untuk melestarikan dan mengelola Rumah Daswati agar dapat mengakomodasi berbagai kepentingan tersebut. Lewat pendekatan pengelolaan sumberdaya arkeologi, penelitian ini mencoba untuk memberikan solusi dengan menawarkan pengelolaan pelestarian dengan model demokratis. Berdasarkan kajian pustaka, disusun model demokratis yang akan diterapkan pada pengelolaan pelestarian Rumah Daswati. Model demokratis ini memiliki dua prinsip utama, yakni musyawarah setara dan rasional serta afirmasi. Untuk mendalami kasus Rumah Daswati dilakukan pengumpulan data primer maupun sekunder tentang warisan budaya ini. Mulai dari penentuan nilai penting hingga pemetaan para pihak yang terlibat. Selanjutnya, model demokratis dengan dua prinsip utamanya diterapkan dalam setiap langkah pengelolaan pelestariannya. Mulai tahap penentuan nilai penting, proses penetapan, pelindungan, perencanaan pengembangan dan pemanfaatan, maupun pengawasan dalam pelaksanaannya. Penelitian ini juga berhasil mengidentifikasikan sejumlah pihak yang diharapkan berperan lebih dalam penerapan model demokratis ini, yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung maupun Kota Bandar Lampung serta Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten dapat bertindak sebagai fasilitator pengelolaan, sedangkan Forum Penyelamat Daswati (FPD) berperan menjalin jejaring yang dapat merangkul kelompok masyarakat lainnya agar dapat aktif terlibat dalam seluruh proses pengelolaan pelestarian Rumah Daswati.

Daswati House in Bandar Lampung City has significance for the people of Lampung Province, because it is related to the history of the founding of the province. Lampung community has a great interest in preserving and making this historical remains become a Cultural Heritage. Various grassroots communities have proposed it as a Cultural Heritage, but still did not succeed. The failure of managing conflict of interest among involving parties is the cause. Therefore, we need an appropriate model to preserve and manage Daswati House in order to accommodate these various interests. Through archaeological resource management approach, this research tries to provide a solution by offering conservation management with a democratic model. Based on the literature review, a democratic model was developed that would be applied to the management of the Daswati House conservation. This democratic model has two main principles, namely equal and rational deliberation; and affirmation. Furthermore, this two principles of democratic model are applied in every step of its conservation management. Starting from the stage of establishing Daswati House as Cultural Heritage which consists significance assesment and describing and mapping the involving parties. Continue to stage of protecting, planning for development and utilization, and also monitoring its implementation. This research has also succeeded in identifying number of parties who are expected to play more roles in the implementation of this democratic model, namely the Education and Culture Office of Lampung Province and Bandar Lampung City and the Banten Cultural Heritage Conservation Center (BPCB) which can act as management facilitators, while the Daswati Rescue Forum (FPD) plays a role in establishing network that can embrace other community groups so that they can be actively involved in the entire process of managing the Daswati House conservation.

Kata Kunci : Rumah Daswati; Bandar Lampung, pelestarian berbasis masyarakat; model demokratis