Laporkan Masalah

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK BANK SAMPAH MURIA BERSERI DALAM PROGRAM SADIMAS BINAAN PT PEGADAIAN KABUPATEN KUDUS

RAYI NANDHINI, Danang Arif Darmawan, S. Sos, M. Si

2022 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Permasalahan lingkungan masih menjadi masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini, salah satunya yang juga cukup pelik adalah permasalahan sampah. Provinsi Jawa Tengah merupakan wilayah dengan timbulan sampah terbanyak di Indonesia pada tahun 2021, sedangkan Kabupaten Kudus adalah daerah yang mengalami kelebihan muatan pada TPA dan gagal memperluas TPA sejak tahun 2019. Untuk mengelola sampah secara berkelanjutan, Kabupaten Kudus mempunyai banyak bank sampah yang dapat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah sampah. Penelitian ini sendiri membahas tentang partisipasi kelompok Bank Sampah Muria Berseri setelah mendapat intervensi dari PT Pegadaian dalam program SADIMAS (sampah menjadi emas). Bank Sampah Muria Berseri bukan milik individu, melainkan milik Perumahan Muria Indah yang telah disahkan keberadaannya oleh Kepala Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus pada tahun 2012. Meski telah berdiri dari 2012, lamanya berdiri tidak menggambarkan bahwa kegiatan di bank sampah ini lancar. Banyak masalah yang muncul menghambat Bank Sampah Muria Berseri untuk berkembang. Bahkan pada tahun 2019 bank sampah ini sempat mengalami mati suri. Upaya ketua bank sampah untuk membangkitkan Bank Sampah Muria Berseri kembali adalah dengan menjalin kerja sama dengan PT Pegadaian mulai pada Desember tahun 2020. Upaya ini sangat berpengaruh dalam perkembangan bank sampah, namun tidak hanya berkat peran dari PT Pegadaian, melainkan juga berkat peran bersama dari nasabah, pengelola, karang taruna, dan elit lokal dalam mengembangkan Bank Sampah Muria Berseri dengan program SADIMAS yang dikelolanya. Penelitian ini menggunakan Teori Partisipasi Arnstein dan Konsep Bentuk Partisipasi oleh Ericson. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bertujuan menggali data secara lebih mendalam. Informan yang berhasil diwawancarai berjumlah 12 orang yang terdiri dari pengelola bank sampah, nasabah bank sampah, karang taruna, ketua RW, dan warga yang bukan anggota bank sampah. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling agar peneliti dapat memperoleh data secara lengkap dan mendalam sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki informan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahap perencanaan dan pelaksanaan derajat partisipasi berada pada Tokenisme, dan tahap pemanfaatan berada pada derajat Kekuasaan Masyarakat. Bentuk partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan berupa penyampaian ide dan gagasan melalui rapat pertemuan, diskusi dan musyawarah yang mayoritas kegiatannya dilakukan dengan menggunakan media whatsapp group. Tahap pelaksanaan, partisipasi berbentuk tenaga, waktu, keahlian, material dalam kegiatan mengelola bank sampah, mengadakan kegiatan study tour, dan menabung sampah dengan sistem yang baru. Tahap pemanfaatan berbentuk tenaga, keahlian, dan sumbangan ide dalam segala upaya untuk konsisten menggunakan, menjaga dan memelihara sumber daya yang ada dalam program bank sampah. Faktor pendorong partisipasi adalah adanya kesempatan untuk terlibat, adanya keahlian dan keterampilan, dan adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya program. Faktor penghambat berupa sifat malas dalam diri masyarakat sehingga tidak dapat terus berpartisipasi dalam seluruh kegiatan dalam program Bank Sampah Muria Berseri.

Environmental problems are still an unresolved problem until now, one of which is also quite complicated is the waste problem. Central Java Province is the region with the most waste generation in Indonesia in 2021, while Kudus Regency is an area that has been overloaded with landfills and has failed to expand landfills since 2019. To manage waste in a sustainable manner, Kudus Regency has many waste banks that can help the government in dealing with the waste problem. This study discusses the participation of the Muria Berseri Garbage Bank group after receiving intervention from PT Pegadaian in the SADIMAS program (garbage into gold). The Muria Berseri Garbage Bank does not belong to an individual, but belongs to the Muria Indah Housing Estate which has been approved by the Head of Gondangmanis Village, Bae District, Kudus Regency in 2012. Although it has been established since 2012, the length of its existence does not indicate that the activities at this waste bank are running smoothly. Many problems that arise prevent Muria Berseri Garbage Bank from developing. In fact, in 2019 this waste bank had experienced a ' near death '. The effort of the head of the waste bank to revive the Muria Berseri Waste Bank is to collaborate with PT Pegadaian starting in December 2020. This effort is very influential in the development of the waste bank, but not only thanks to the role of PT Pegadaian, but also thanks to the joint role of customers, managers, youth organizations, and local elites in developing the Muria Berseri Waste Bank with the SADIMAS program they manage. This study uses Arnstein's Participation Theory and the Concept of Participation Forms by Ericson. The research method used is qualitative which aims to dig deeper into the data. The number of informants who were successfully interviewed were 12 people consisting of waste bank managers, waste bank customers, youth organizations, RW heads, and residents who were not members of the waste bank. Determination of informants using purposive sampling technique so that researchers can obtain complete and in-depth data according to the knowledge possessed by the informants. Data collection techniques used are observation, in-depth interviews, and documentation. The results of this study indicate that at the planning and implementation stages the degree of participation is in tokenism, and the utilization stage is at the degree of community power. The form of community participation at the planning stage is in the form of conveying ideas and ideas through meetings, discussions and deliberation, the majority of which are carried out using WhatsApp group media. In the implementation stage, participation is in the form of energy, time, expertise, materials in managing waste bank activities, conducting study tours, and saving waste with the new system. The utilization stage is in the form of energy, expertise, and the contribution of ideas in all efforts to consistently use, maintain and maintain the existing resources in the waste bank program. The driving factors for participation are the opportunity to be involved, the expertise and skills, and the public awareness of the importance of the program. The inhibiting factor is the lazy nature in the community so that they cannot continue to participate in all activities in the Muria Berseri Waste Bank program.

Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat, Bank Sampah

  1. S1-2022-414918-abstract.pdf  
  2. S1-2022-414918-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-414918-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-414918-title.pdf