Laporkan Masalah

Inovasi Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dalam Penanganan Anak Yatim/Piatu Akibat Pandemi Covid-19 di Kabupaten Blora Jawa Tengah

ANNISA SALSABILA, Eka Zuni Lusi Astuti, S.Sos., M.A.

2022 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Pandemi Covid-19 yang sudah ada hampir dua tahun sejak ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020 lalu sebagai pandemi/wabah dunia telah memakan banyak korban jiwa. Namun demikian, kebijakan pemerintah dalam merespon Covid-19 dinilai masih belum menuju kearah kebijakan yang inklusif. Tidak adanya rumusan mengenai kondisi kerentanan dan marginalisasi suatu kelompok menjadikan kebijakan ini cenderung melihat kondisi kelompok sasaran pada sisi satu kategori atau kelompok saja (Eddyono, S dan Rahmawati, A. D., & Ginting, T. F., 2021). Adanya kekurangan yang masih terlihat di berbagai kebijakan tentunya membutuhkan pembaruan yang mampu mengatasi persoalan tanpa mengesampingkan kebijakan yang sudah ada sebelumnya. Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Anak merupakan inovasi kebijakan dari program Asistensi Rehabilitasi Sosial yang telah tertuang dalam Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021. Program ini memberikan layanan Rehabilitasi Sosial kepada anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19. Kabupaten Blora menjadi lokasi dalam penelitian ini karena berdasarkan data dari Dinsos PPPA terdapat 160 lebih anak yatim/piatu yang kehilangan orang tua karena Covid-19. Selain itu, Kabupaten Blora juga sudah memiliki arah kebijakan dalam perlindungan anak yatim/piatu akibat Covid-19 melalui kebijakan "Aku Sedulurmu". Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses inovasi dan implementasi kebijakan ATENSI di Kabupaten Blora. Inovasi kebijakan dalam penelitian ini dianalisis menggunakan kerangka konsep inovasi sosial, perlindungan anak, dan implementasi kebijakan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses inovasi sosial pada kebijakan ATENSI berjalan dengan lancar. Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Blora terdapat anak yatim/piatu akibat Covid-19. Kondisi mental anak yatim/piatu setelah tidak ada orang tua terdapat perubahan dan trauma seperti sering menangis, sering menyendiri, menjadi bandel dll. Kondisi finansial keluarga juga mengalami penurunan karena kehilangan satu sumber pendapatan. Implementasi kebijakan ATENSI berjalan dengan lancar dan tepat sasaran, meskipun terdapat beberapa kendala seperti SDM yang terbatas, koordinasi yang kurang efektif, dan adanya pembatasan untuk melakukan pertemuan karena meningkatnya kasus Covid-19. Di sisi lain, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti jenis bantuan yang diberikan hanya bantuan material saja, belum ada pendampingan psikososial dan peningkatan keterampilan yang dibutuhkan untuk masa depan anak yatim/piatu. Hal ini tentunya menyebabkan bantuan yang diberikan kurang terdapat nilai keberlanjutannya, karena bantuan uang tidak bersifat jangka panjang.

The Covid-19 pandemic, which has existed for almost two years since it was declared by the World Health Organization (WHO) on March 11, 2020, as a global pandemic/epidemic, has claimed many lives. However, the government's policy in responding to Covid-19 is considered still not heading towards an inclusive policy. The absence of a formulation regarding the condition of vulnerability and marginalization of a group makes this policy tend to look at the condition of the target group on the side of one category or group only (Eddyono, S and Rahmawati, A. D., & Ginting, T. F., 2021). The shortcomings that are still visible in various policies certainly require reforms that are able to overcome problems without overriding existing policies. The Child Social Rehabilitation Assistance Program (ATENSI) is a policy innovation from the Social Rehabilitation Assistance program which has been stipulated in the Regulation of the Minister of Social Affairs of the Republic of Indonesia Number 7 of 2021. This program provides Social Rehabilitation services to children who have lost their parents due to Covid-19. Blora Regency is the location for this research because based on data from the Social Affairs Office of PPPA, there are 160 more orphans/orphans who have lost their parents due to Covid-19. In addition, Blora Regency also has a policy direction in the protection of orphans/orphans due to Covid-19 through the "Aku Sedulurmu" policy. The purpose of this study is to determine the process of innovation and implementation of ATENSI policy in Blora Regency. Policy innovation in this study is analyzed using the conceptual framework of social innovation, child protection, and policy implementation. This research uses qualitative research with a descriptive method. Data was collected by means of observation, interviews, and documentation. Data analysis in this study was carried out with data reduction techniques, data presentation, and conclusion drawing. Meanwhile, to test the validity of the data in this study, triangulation techniques. The results showed that the social innovation process in the ATENSI policy ran smoothly. Almost all sub-districts in Blora Regency have orphans due to Covid-19. The mental condition of orphans/orphans after the absence of their parents has changes and trauma, such as often crying, being alone, being stubborn, etc. The family's financial condition also declined due to the loss of one source of income. The implementation of the ATENSI policy went smoothly and on target, although there were several obstacles such as limited human resources, ineffective coordination, and restrictions on holding meetings due to the increasing number of Covid-19 cases. On the other hand, there are several things that need to be considered, such as the type of assistance provided is only material assistance, there is no psychosocial assistance and skills development needed for the future of orphans. This of course causes the assistance provided to have less sustainable value, because the financial assistance is not long-term.

Kata Kunci : Inovasi Sosial, ATENSI, Perlindungan Anak, Rehabilitasi Sosial, Implementasi

  1. S1-2022-430782-abstract.pdf  
  2. S1-2022-430782-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-430782-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-430782-title.pdf