Laporkan Masalah

Implementasi Program Hutan Kemasyarakatan (HKm) di RPH Kepek, BDH Playen, KPH Yogyakarta

ELSA FADHILA ARIANI, Teguh Yuwono, S.Hut., M.Sc.

2022 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Hutan Kemasyarakatan (HKm) merupakan kawasan hutan yang pemanfaatannya ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat, Pelaksanaan program HKm pada KTHKm Sumber Wanajati I dan KTHKm Sumber Wanajati II telah berlangsung selama 15 tahun. Pemberian izin definitif pada kedua KTHKm diberikan pada tahun 2007 melalui surat keputusan Bupati Gunungkidul. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja pengelolaan HKm perlu dilakukan untuk melihat implementasi program HKm sudah berjalan baik atau perlu dilakukan perbaikan. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, focus group discussion (FGD) dan kuesioner. Analisis data penilaian kinerja dilakukan menggunakan metode scoring dengan pedoman Standar Khusus Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat berdasarkan SK.72/Sekjen/Slk/Std.0/12/2020. Penyusunan strategi dilakukan dengan metode analisis kuantitatif, deskriptif, dan SWOT. Penilaian kinerja dilakukan terhadap lima prinsip pengelolaan hutan, diantaranya 1. Terjaminnya keabsahan entitas pengelolaan dan wilayah kelola hutan berbasis masyarakat; 2. Rencana pengelolaan hutan menjamin pengelolaan hutan jangka panjang; 3. Pengorganisasian yang mendukung tujuan pengelolaan hutan; 4. Pelaksanaan pengelolaan SDH; 5. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi secara mandiri. Hasil penilaian prinsip pengelolaan hutan pada kedua kelompok menunjukkan KTHKm Sumber Wanajati I lebih baik daripada KTHKm Sumber Wanajati II. Pada prinsip pertama, kedua KTHKm termasuk dalam kategori maju. Prinsip kedua, kedua KTHKm termasuk kategori berkembang. Pada prinsip ketiga, KTHKm Sumber Wanajati termasuk dalam kategori maju sedangkan KTHKm Sumber Wanajati II termasuk dalam kategori dasar. Pada prinsip keempat, kedua KTHKm termasuk kategori berkembang. Pada prinsip kelima kedua KTHKm termasuk dalam kategori dasar. Faktor penghambat yang paling berpengaruh pada KTHKm Sumber Wanajati I adalah adanya kendala modal dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan HKm dan sebagian kawasan rawan pencurian. Pada KTHKm Sumber Wanajati II faktor penghambat yang paling mempengaruhi adalah kegiatan KTHKm yang belum terdokumentasikan dengan baik serta adanya ancaman hama penyakit terhadap tanaman semusim. Strategi untuk meningkatkan pengelolaan hutan kemasyarakatan adalah strategi hold and maintain (menjaga dan memelihara) serta strategi peningkatan.

Community Forest (HKm) is a forest area whose utilization is intended for community empowerment. The implementation of the HKm program at KTHKm Sumber Wanajati I and KTHKm Sumber Wanajati II has been going on for 15 years. The granting of devinitive permits to both KTHKm was granted in 2007 thhrough a decree from the Gunungkidul Regent. This study aims to assess the performance of HKm management. It needs to be done to see if the implementation of the HKm program has been going well or needs to be improved. Data collection in this study was carried out using observation, interviews, focus group discussion (FGD), and questionnaires. Analysis of performance appraisal data is carried out using a scoring method with guidelines for Spesific Standard for Community Forest Management on SK.72/Setjen/Slk/Std.0/12/2020. Strategy formulation is carried out using quantitative, descriptive, and SWOT analysis methods. Performance assessment is carried out on five forest management principles, including 1. Guaranteed legitimacy of community-based forest management entities and areas of forest management; 2. Forest management plans ensure long-term forest managementl 3. Organizations that support of forest management principles in both; 4. Implementation of SDH management; 5. Implementation of infependent monitoring and evaluation. The result of the assessment of forest management principles in both group showed that KTHKm Sumber Wanajati I was better than KTHKm Sumber Wanajati II. In the first principle, both KTHKm is included in the advanced category. The second principle, both KTHKm is in the developing category. On the third principle, KTHKm Sumber Wanajati I is included in the basic category. The most influential inhibiting factor on THKm Sumber Wanajati I is the existence of capital constraints in carrying out of HKm management activities and some areas prone to theft. In KTHKm Sumber Wanajati II, the most influencing inhibiting factor are KTHKm activities that have not been well documented and the threat of pests and diseases to seasonal crops. The strategy to improve community forest management is a hold and maintain strategy and an improvement strategy.

Kata Kunci : implementasi, kinerja, Hutan Kemasyarakatan, SWOT;Implementation, performance, community forest, SWOT

  1. S1-2022-427411-Abstract.pdf  
  2. S1-2022-427411-Bibliography.pdf  
  3. S1-2022-427411-Tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-427411-Title.pdf