Laporkan Masalah

DISKURSUS GANJA DALAM PEMAHAMAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN), LINGKAR GANJA NUSANTARA (LGN), DAN MASYARAKAT ACEH

DHIMAS ANDHIKA M, Prof. Dr. Susetiawan, S.U.

2022 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Dewasa ini, beberapa kasus muncul berkaitan dengan penggunaan ganja medis, yang mengakibatkan perdebatan tentang legalisasi ganja. Perdebatan ini melibatkan berbagai pemahaman tentang pengetahuann maupun penggunaan tanaman ganja dari beberapa pihak, yakni Badan Narkotika Nasional (BNN), Lingkar Ganja Nusantara (LGN), dan masyarkat Aceh. Bahasan ini menjadi menarik untuk diperhatikan, ketika pemahaman tentang tanman ganja dikaji berdasarkan proses pembentukannya. Untuk itu, timbul pertanyaan tentang bagaimana pemahaman pihak-pihak tersebut terkait pengetahuan dan penggunaan tanaman ganja dalam kehidupan sosial. Penelitian ini, menggunakan metodologi dengan pendekatan analisis diskursus Foucault. Aturan-aturan formasi terkait pembentukan diskursus yang digagas oleh Foucault, menjadi dasar teori penelitian ini dalam manjawab pertanyaan soal pemahaman terkait tanaman ganja dalam kehidupan sosial. Hasil dari analisis menggunakan kerangka diskursus, diketahui bahwa pemahaman ganja yang terbentuk mengalami perubahan dan perkembangannya dalam kurun waktu tertentu dan dalam wilayah tertentu. Pemahaman yang dimiliki BNN, LGN, dan masyarakat Aceh merupakan hasil dari produksi sejarah terkait objek ganja yang bersifat diskontinu, melalui konsep-konsep yang muncul di dalamnya. Sehingga, ditemukan bahwa pemahaman BNN cenderung mendefinisikan ganja sebagai sesuatu yang merusak kehidupan manusia. Sedangkan pemahaman LGN cenderung mendefinisikan ganja sebagai tanaman yang memiliki banyak kegunaan dan memiliki potensi untuk dimanfaatkan, khususnya untuk pelyanan kesehatan. Semenetara, ganja merupakan bagian dari budaya untuk masyarakat Aceh yang sudah sejak dahulu dimanfaatkan dalam kehidupan sosial, seperti bumbu masak, pengempuk daging, jamu, dan lain sebagainya.

Recently, several cases have emerged related to the use of medical marijuana, which has resulted in a debate about the legalization of marijuana. This debate involves various understandings about the knowledge and use of cannabis plants from several parties, namely the National Narcotics Agency (BNN), Lingkar Ganja Nusantara (LGN), and the people of Aceh. This discussion becomes interesting to note, when the understanding of the cannabis plant is studied based on the process of its formation. For this reason, questions arise about how these parties understand the knowledge and use of cannabis plants in social life. This research uses a methodology with Foucault's discourse analysis approach. The formation rules related to the formation of discourse initiated by Foucault become the theoretical basis for this research in answering questions about understanding the cannabis plant in social life. The results of the analysis using a discourse framework, it is known that the understanding of cannabis that is formed undergoes changes and developments over a certain period of time and in a certain area. The understanding possessed by BNN, LGN, and the people of Aceh is the result of historical production related to the discontinuous object of marijuana, through the concepts that appear in it. Thus, it was found that the BNN's understanding tends to define marijuana as something that destroys human life. Meanwhile, LGN understanding tends to define cannabis as a plant that has many uses and has the potential to be utilized, especially for health services. Meanwhile, marijuana is part of the culture for the people of Aceh which has long been used in social life, such as cooking spices, meat tenderizers, herbs, and so on.

Kata Kunci : Discourse, understanding, knowledge, use, marijuana, BNN, LGN, Acehnese people

  1. S1-2022-409883-abstract.pdf  
  2. S1-2022-409883-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-409883-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-409883-title.pdf