Laporkan Masalah

Karakteristik Ruang yang Memicu Aktivitas Kriminal di Kota Yogyakarta

FAKHRIZAL DHIMAR M, Dr. Ir. Suryanto, M.S.P.; Jimly Al Faraby, S.T., M.Sc., Ph.D.

2022 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Perkembangan Kota Yogyakarta yang kian pesat secara bersamaan juga memunculkan berbagai permasalahan struktural dan kultural yang salah satunya berujung pada peningkatan jumlah kriminalitas. Kota Yogyakarta yang identik sebagai kota pendidikan dan kota pelajar ternyata juga menyimpan berbagai kejadian kriminalitas di dalamnya. Belum adanya pedoman penataan lingkungan yang berbasis pada upaya pencegahan tindak kriminal menjadi salah satu penyebab tingginya angka kriminalitas di kota ini. Upaya pencegahan tindak kriminal dapat dilakukan melalui pendekatan situational, di mana salah satu aspek yang menjadi poin penting adalah penataan ruang karena dapat membatasi pelaku untuk melakukan tindak kejahatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik ruang kriminal di Kota Yogyakarta dan mengidentifikasi faktor-faktor keruangan yang memicu aktivitas kriminal di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode deduktif kualitatif dalam penyusunannya. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui observasi lapangan dan wawancara terhadap mantan pelaku tindak kriminal. Ruang-ruang kriminal di Kota Yogyakarta cenderung memiliki karakteristik berupa pencahayaan yang buruk; adanya area tertutup dan terisolasi; kondisi jalan yang sepi; tidak adanya pengawasan dan minimnya sistem pengawasan; memiliki aktivitas yang sepi; tidak adanya kontrol sosial; penggunaan lahan campur; dan terdapat area yang kurang terawat. Berdasarkan 4 jenis kriminalitas yang diteliti, yaitu penganiayaan, pengeroyokan, pencurian kendaraan bermotor (curanmor), dan vandalisme, tidak semua faktor keruangan dapat memicu terjadinya tindak kriminal. Setiap jenis kriminalitas memiliki pola dan kecenderungan masing-masing. Setidaknya terdapat 4 faktor keruangan yang paling dominan memicu terjadinya tindak kriminal yaitu pencahayaan yang buruk, kondisi jalan yang sepi, tidak adanya pengawasan, dan minimnya keberlangsungan aktivitas.

The rapid development of the city of Yogyakarta simultaneously also raises various structural and cultural problems, one of which leads to increased crimes. The city of Yogyakarta, which is identical as a city of education and a city of students, also has various criminal incidents. The absence of environmental management guidelines based on efforts to prevent crime is one of the causes of the high crime rate in this city. Efforts to prevent crime can be carried out through a situational approach, where one aspect that becomes an important point is spatial planning because it can limit the perpetrators to commit crimes. This study aims to analyze the characteristics of the criminal space in the city of Yogyakarta and identify the spatial factors that trigger criminal activity in the city of Yogyakarta. This study uses a qualitative deductive method in its preparation. This research data collection was carried out through field observations and interviews with former criminals. Criminal spaces in Yogyakarta City tend to have the characteristics of poor lighting; the presence of a closed and isolated area; quiet road conditions; the absence of surveillance and no monitoring system; have quiet activities; lack of social control; mixed land use; and some areas are not well maintained. Based on the 4 types of crime studied, namely persecution, beatings, motor vehicle theft (curanmor), and vandalism, not all spatial factors can trigger criminal acts. Each type of crime has its patterns and tendencies. At least 4 spatial factors are the most dominant triggering criminal acts, namely poor lighting, quiet road conditions, lack of supervision, and lack of continuity of activity.

Kata Kunci : Kriminalitas, Faktor Keruangan, Pendekatan Situasional, Kota Yogyakarta

  1. S1-2022-428575-abstract.pdf  
  2. S1-2022-428575-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-428575-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-428575-title.pdf