Laporkan Masalah

Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat Di Hutan Pangkuan Desa Jojogan RPH Dieng BKPH Wonosobo KPH Kedu Utara

AMELIA EFRINA, Teguh Yuwono, S.Hut., M.Sc.

2022 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) adalah suatu sistem pengelolaan sumberdaya alam yang dilakukan bersama oleh Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan (LMDH) atau Perum Perhutani dengan pihak lain yang berkepentingan dengan jiwa berbagi, sehingga dapat mewujudkan keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya alam. LMDH Bina Lestari berdiri sejak 19 tahun yang lalu dan penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi PHBM di desa Jojogan, mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat, serta merumuskan strategi pengembangan pengelolaan LMDH. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode studi kasus di LMDH Bina Lestari, Desa Jojogan, Wonosobo. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, FGD, wawancara, dan studi dokumentasi dengan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Evaluasi PHBM mengacu pada buku Panduan Evaluasi dan Monitoring Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat tahun 2016. Berdasarkan hasil penelitian, pada kriteria keberhasilan perencanaan diperoleh nilai 150 (Sangat baik); kriteria keberhasilan tata kelola kawasan terdapat 5 aspek yaitu penataan area kelola dengan nilai 70 (baik), mutu zona perlindungan dengan nilai 100 (sangat baik), pengembangan usaha HHBK dengan nilai 96 (baik), pengembangan usaha jasa lingkungan dengan nilai 30 (cukup baik) sehingga memerlukan strategi pengembangan pariwisata berbasis agroforestri dan pembentukan kelompok pengelola, pengembangan usaha pemanfaatan kawasan dengan nilai 96 (cukup baik) sehingga memerlukan strategi penyulaman terhadap tanaman akhir daur dan pembuatan gondola angkut di beberapa titik; kriteria perlindungan hutan diperoleh nilai 64 (baik); kriteria keberhasilan kelembagaan dengan nilai 95 (baik); kriteria kewajiban lainnya dengan nilai 100 (sangat baik); dan kriteria pemberdayaan masyarakat dengan nilai 44 (cukup baik) yang membutuhkan strategi peningkatan koordinasi antara Perhutani dengan LMDH. Dengan demikian, total penilaian kriteria dan indikator evaluasi pengelolaan hutan bersama masyarakat oleh LMDH Bina Lestari adalah 845 dan termasuk pada kategori baik. Faktor pendukung pelaksanaan PHBM adalah kepedulian masyarakat, kondisi geografis yang mendukung aspek pariwisata, dan kondisi tanaman agroforestri yang baik. Faktor penghambatnya adalah akses wilayah yang sulit, tanaman yang mencapai akhir siklus, keterbatasan energi dan waktu petani, serta koordinasi yang buruk antara Perhutani dan LMDH.

Community based forest management (CBFM) is a natural resource management system carried out by Perum Perhutani and forest village communities (LMDH) or with other stakeholders with a spirit of sharing, to realize the sustainability of the function and benefits of natural resources. LMDH Bina Lestari was established 19 years ago, and this study aims to evaluate the implementation of CBFM in Jojogan village, identify supporting and inhibiting factors, and formulate a strategy for developing forest management. This research uses qualitative approach to the case study method at LMDH Bina Lestari, Jojogan Village, Wonosobo. Data collection was carried out through observation, FGDs, interviews, and documentation studies with qualitative and quantitative data analyzed. The evaluation of CBFM refers to Guidebook for Evaluation and Monitoring of Forest Management (2016). Based on the results of the study, criteria for successful planning obtained a value of 150 (Excellent); criteria for area management are 5 aspects, namely the arrangement of management areas got of 70 (good), the quality of protection zones got 100 (very good), the development of HHBK businesses with got 96 (good), the development of environmental service businesses with a value of 30 (good enough) so that it requires an agroforestry-based tourism development strategy and the formation of a management group, criteria for business development of area utilization got 96 (good enough) so that it requires an agroforestry-based tourism development strategy and the formation of a management group, criteria for business development of area utilization got 96 (good enough) so that it requires a strategy of replanting crop on final cycle and manufacture of transport gondolas at some point; the forest protection criteria got 64 (good); the institutional success criterion got 95 (good); other obligation criteria got 100 (very good); and community empowerment criteria got 44 (good enough) which requires a strategy to improve coordination between Perhutani with LMDH . Total assessment of criteria and indicators for the evaluation of forest management with communities on Jojogan village is 845 and included into good category. Supporting factors on the implementation of CBFM are caring communities, geographical conditions that support tourism aspects, and good agroforestry plant conditions. The inhibiting factors are difficult area access, crops that reach the end of the cycle, limited energy and time of farmers, and poor coordination between Perhutani and LMDH.

Kata Kunci : PHBM, Evaluasi, Strategi;PHBM, Evaluation, Strategy

  1. S1-2022-427385-abstract.pdf  
  2. S1-2022-427385-Bibliography.pdf  
  3. S1-2022-427385-Tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-427385-Title.pdf