DUA SISI MODAL SOSIAL DALAM DINAMIKA MASYARAKAT DI MASA PANDEMI COVID-19 (Studi Kasus Pada Masyarakat Di Desa Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah)

SHAFRY ZUHAIR ARIFIN, Drs. Suparjan, M.Si

2022 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Perkembangan COVID-19 sekarang ini memberikan dampak perubahan yang begitu banyak. Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam ketika virus ini mulai masuk ke Indonesia dengan mengeluarkan kebijakan Protokol Kesehatan COVID-19. Dalam implementasinya kebijakan terkait COVID-19 ini tidak selalu berjalan lancar. Salah satunya terdapat beberapa perilaku ketidakpatuhan, seperti pelaksanaan kegiatan sosial masyarakat yang mengundang banyak orang dan berpotensi tinggi penyebaran COVID-19. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berusaha untuk mengungkap dinamika masyarakat Desa Borobudur melawan COVID-19, peran modal sosial masyarakat pada masa COVID-19, serta sisi negatif modal sosial pada masa COVID-19. Perspektif teori yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini adalah teori modal sosial oleh James S. Coleman (1988). Menurutnya, modal sosial diperkenalkan sebagai alat konseptual untuk memahami arah teoretis perilaku sosial dengan menghubungkan komponen-komponennya dari perspektif sosiologis dan ekonomi. Dengan demikian, prinsip-prinsip ekonomi digunakan untuk menganalisis proses sosial. Penelitian ini juga menggunakan konsep dinamika masyarakat serta sisi positif dan negatif dari modal sosial masyarakat Desa Borobudur dalam melawan pandemi COVID-19. Adapun motede penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif, juga menggunakan pendekatan studi kasus dengan single case design. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode wawancara terhadap 10 informan, observasi, dan dokumentasi. Sementara untuk informan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive. Data yang terkumpul selama proses pengumpulan data tersebut kemudian peneliti triangulasi untuk menguji keabsahan data. Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Borobudur tidak menyerah begitu saja dalam mengahadapi pandemi COVID-19. Dinamika masyarakat dalam menghadapi COVID-19 menunjukkan adanya adaptasi masyarakat dalam hidup di masa COVID-19. Selanjutnya dari pemerintah Jawa Tengah mecanangkan program Jogo Tonggo, yang mana Jogo Tonggo ini merupakan bentuk modal sosial, yakni dengan memanfaatkan kedekatan emosional seperti hubungan kekerabatan (kinship), pertemanan (freindship), dan ketetanggaan. Selain itu juga terdapat bentuk-bentuk modal sosial lainya, yakni (1) Sifat Masyarakat, (2) adanya aturan bersama, (3) Percaya Satu Sama Lain, (4) Saling Memanusiakan. Dalam praktiknya modal sosial ini tidak hanya berperan positif, akan tetapi juga menimbulkan relasi-relasi sosial yang bersifat negatif, yakni perilaku ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Sisi negatif modal sosial yang ditemukan pada penelitian ini, yakni: Pembatasan Kebebasan Individu, dan Tuntutan berlebih pada anggota komunitas.

The current development of COVID-19 has had many changes. The Indonesian government issued a COVID-19 Health Protocol policy when this virus entered Indonesia. In its implementation, policies related to COVID-19 do not always run smoothly. One of them is some non-compliance behavior, such as implementing community social activities that invite many people and have a high potential for the spread of COVID-19. Based on this, this study seeks to reveal the dynamics of the Borobudur Village community against COVID-19, the role of community social capital during the COVID-19 period, and the negative side of social capital during the COVID-19 period. The theoretical perspective used in analyzing this study is the theory of social capital by James S. Coleman. According to Coleman (1988), social capital was introduced as a conceptual tool to understand the theoretical direction of social behavior by connecting its components from a sociological and economic perspective. Therefore, economic principles are used to analyze social processes. This study also uses the concept of community dynamics as well as the positive and negative sides of the social capital of the Borobudur Village community in fighting the COVID-19 pandemic. The research method used in this study is a qualitative approach using descriptive analysis and a case study approach with a single case design. This study used interviews with ten informants, observations, and documentation to collect data. Meanwhile, the informants in this study were selected using a purposive technique. The data collected during the data collection process was then triangulated to test the validity of the data. The results of the analysis carried out in this study indicate that the people of Borobudur Village do not just give up in the face of the COVID-19 pandemic. The dynamics of the people in dealing with COVID-19 show the community's adaptation to life during the COVID-19 period. Furthermore, the Central Java government launched the Jogo Tonggo program, in which "Jogo Tonggo" is a form of social capital by utilizing emotional closeness such as kinship, friendship, and neighborhood. In addition, there are other forms of social capital, namely (1) the nature of society, (2) the existence of common rules, (3) trusting each other, and (4) humanizing each other. In practice, this social capital not only plays a positive role but also creates negative social relations, namely the behavior of people's non-compliance with health protocols. The negative side of social capital found in this study, namely: Limitation of Individual Freedom and Excessive demands on community members.

Kata Kunci : Dinamika Masyarakat, modal sosial, sisi negatif modal sosial, COVID-19