Laporkan Masalah

erakan Sosial Petani dalam Konflik Agraria Studi Kasus: FPPKS sebagai Organisasi Perlawanan Petani di Urutsewu

PALUPI YUNIASIH, Dr. Nanang Indra Kurniawan, S.I.P., M.P.A.

2022 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Indonesia dengan predikat negara agraris dan memiliki mayoritas masyarakat bekerja di pertanian nyatanya tidak menjadikan hidup petani makmur. Petani dan tanah sangat berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan karena bagaimanapun juga, tanah adalah aset bagi petani. kepemilikan atas tanah menjadi hal yang krusial. Permasalahan yang berhubungan dengan tanah sudah banyak terjadi di Indonesia. Adanya perbedaan klaim, dualism hukum, hingga munculnya paradigma developmentalisme yang membuat konflik tanah. Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk mengulik asal sejarah kelahiran gerakan sosial petani untuk melakukan perlawanan serta dinamika yang terjadi dalam prosesnya. Peneliti menggunakan beberapa konsep dalam rangka memudahkan penulis dalam memperoleh informasi dan data. Dalam tulisan ini, konsep tanah dan petani serta gerakan sosial sebagai sebuah gerakan perlawanan digunakan oleh penulis. Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dalam penelitian ini bertujuan agar hasil penelitian lebih mendalam dengan metode wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Lahirnya gerakan petani di Urutsewu disebabkan oleh adanya akumulasi konflik agraria yang sudah berlangsung lama antara petani dengan TNI. Petani yang awalnya melakukan perlawanan secara individu, kemudian bergerak secara kolektif. Perlawanan bersama dilakukan atas kesamaan nasib dan ketidakpuasan yang dialami petani. FPPKS memiliki peran penting sebagai wadah bagi pergerakan petani Urutsewu. Kemunculan FPPKS tidak terlepas dari kesadaran masyarakat petani untuk melakukan aksi secara kolektif yang didukung oleh LSM. Dalam perjalanannya, FPPKS tidak hanya sebagai wadah petani, mereka juga yang melakukan penyadaran dan penguatan masyarakat petani Urutsewu.

Indonesia with the title of an agrarian country and has the majority of people working in agriculture in fact does not make the lives of farmers prosperous. Farmers and land are closely related and cannot be separated because after all, land is an asset for farmers. Land ownership is crucial. Problems related to land have occurred in Indonesia. There are differences in claims, legal dualism, until the emergence of a developmentalism paradigm that creates land conflicts. In this study, the researcher intends to explore the historical origin of the birth of the peasant social movement to carry out resistance and the dynamics that occur in the process. Researchers use several concepts in order to facilitate the author in obtaining information and data. In this paper, the concept of land and peasants as well as social movements as a resistance movement is used by the author. Qualitative research with a case study approach in this study aims to make the research results more in-depth by using interviews, observation, and documentation studies. The emergence of the peasant movement in Urutsewu was caused by the accumulation of longstanding agrarian conflicts between farmers and the TNI. Farmers who initially fight individually, then move collectively. Joint resistance was carried out over the similarity of fate and dissatisfaction experienced by farmers. FPPKS has an important role as a forum for the movement of Urutsewu farmers. The emergence of FPPKS is inseparable from the awareness of the farming community to take collective action supported by NGOs. In its journey, FPPKS is not only a forum for farmers, they also carry out awareness and strengthening of the Urutsewu farmer.

Kata Kunci : Petani, Konflik Agraria, Gerakan Sosial, FPPKS

  1. S1-2022-424724-abstract.pdf  
  2. S1-2022-424724-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-424724-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-424724-title.pdf