Laporkan Masalah

Melawan Patriarki: Kaum Ibu dan Pendidikan Anak di Lumban Silintong, Sumatera Utara

LODE WIJK P GIRSANG, Prof. Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A.

2022 | Tesis | MAGISTER ANTROPOLOGI

Penduduk Desa Lumban Silintong merupakan orang Batak yang menganut budaya patariarki dan menghidupi dirinya dengan bertani. Penduduk desa memiliki berbagai keterbatasan, seperti: lahan yang semakin sedikit akibat pewarisan dan fisografi tanah yang berbukit-bukit sehingga penggunaan lahan tidak dapat maksimal. Di tengah keterbatasan tersebut, penduduk Lumban Silintong memiliki semangat investasi pendidikan anak yang tinggi. Namun, kaum ibu lah yang menanggung beban kerja/ekonomi yang lebih berat dalam suatu keluarga. Tujuan dari tulisan ini untuk mengetahui relasi antara investasi sosial yang tinggi dan beban ekonomi perempuan pada komunitas petani yang memiliki budaya patriarki di Lumban Silintong. Penelitian ini menggunakan teori tentang patriarki yang memperlihatkan dominasi laki-laki dan menempatkan perempuan dalam posisi yang tersubordinasi; dan pendidikan anak sebagai motif investasi pada pendidikan anak untuk mendapatkan berbagai manfaat di masa depan. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian etnografi yaitu dengan teknik obervasi partisipasi di lokasi penelitian selama 109 hari pada 3 Maret 2021 hingga 20 Juni 2021. Peneliti terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang di lakukan penduduk desa, seperti bertani, gotong rotong, acara adat, pergi ke pasar. Pada berbagai kegiatan tersebut peneliti melakukan wawancara etnografis/percakapan sehari-hari tetapi mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relasi antara investasi pada pendidikan anak dan tingginya beban kerja/ekonomi perempuan adalah karena secara struktur sosial orang Batak Toba adalah patriarki yang menempatkan perempuan dalam keadaan tersubordinasi. Cita-cita patriarki yang telah mengkristal di masyarakat, harus dipikul oleh istri, karena dengan melakukan perannya sebagai istri itu akan mengurangi sanksi sosial, terutama jika anak-anaknya dikatakan sukses. Tetapi dibalik jerih payah mengusahakan pendidikan anak-anaknya, kaum ibu Lumban Silintong mendapatkan berbagai manfaat: meringankan beban pendidikan anak-anak yang lain, mendapatkan perlindungan hari tua, membantu pemenuhan biaya adat. Hal lain yang didapatkan adalah ketika seorang ibu telah berjuang untuk anak-anaknya, maka di hari tuanya anak-anak akan lebih peduli terhadap ibunya.

The residents of Lumban Silintong Village are Toba Batak people who adhere to patriarchal culture and support themselves by farming. Villagers have various limitations, such as: less land due to inheritance and hilly land physiography so that land use cannot be maximized. In the midst of these limitations, the residents of Lumban Silintong have a high enthusiasm for investing in children's education. However, it is the mothers who bear the heavier work/economic burden in a family. The purpose of this paper is to find out the relationship between high social investment and the economic burden of women in farming communities that have a patriarchal culture in Lumban Silintong. This study uses the theory of patriarchy which shows the dominance of men and places women in a subordinated position; and children's education as a motive for investing in children's education to obtain various benefits in the future. This research was conducted using an ethnographic research method, namely participatory observation at the research location for 109 days from March 3, 2021 to June 20, 2021. Researchers are actively involved in various activities carried out by villagers, such as farming, mutual cooperation, traditional events, going to the market. In these various activities, researchers conducted ethnographic interviews/daily conversations but in depth. The results of this study indicate that the relationship between investment in children's education and the high workload/economics of women is because the social structure of the Toba Batak people is patriarchal which places women in a subordinated state. The ideals of patriarchy that have crystallized in society, must be borne by the wife, because by carrying out her role as a wife it will reduce social sanctions, especially if her children are said to be successful. But behind their hard work in providing for the education of their children, the Lumban Silintong mothers get various benefits: lightening the burden of education for other children, getting old age protection, helping to meet traditional costs. Another thing that is obtained is that when a mother has fought for her children, then in their old age the children will care more about their mother.

Kata Kunci : Patriarki, Investasi, Pendidikan Anak / Patriarchy, Investment, Children's Education

  1. S2-2022-453151-abstract.pdf  
  2. S2-2022-453151-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-453151-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-453151-title.pdf