Laporkan Masalah

Sistem Surveilans Diabetes Mellitus (SSDM) sebagai Pendukung Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Kabupaten Kulon Progo

THEODOLA BANING R, Prof. dr. Hari Kusnanto, SU, Dr.PH

2022 | Disertasi | DOKTOR ILMU KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

Latar Belakang. Indonesia berada pada masa transisi epidemiologi dimana masalah penyakit menular belum dapat diselesaikan namun masalah penyakit tidak menular (PTM) sudah menjadi masalah yang harus juga diselesaikan bersama-sama.Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi PTM di Indonesia bila dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2013. Diabetes Mellitus merupakan penyakit prioritas yang memerlukan upaya pencegahan dan pengendalian. Penelitian ini bertujuan menentukan sistem surveilans Diabetes Mellitus yang mampu memenuhi kebutuhan informasi dalam menentukan kebijakan pengendalian penyakit tidak menular . Metodologi.Jenis penelitian observasional dengan menggunakan Design Research Methodology (DRM), melalui 4 tahapan. Tahap 1 : Klarifikasi Penelitian dengan sistematik review. Tahap 2 : Studi Deskriptif I dengan deskriptif analisis perbedaan antara ketersediaan data dalam sistem informasi yang ada dengan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh stake holder dalam pembuatan kebijakan. Tahap 3 : Studi Preskriptif dibuat model berdasarkan hasil tahap 1 dan 2. Tahap 4 : Studi Deskriptif II dengan mengevaluasi implementasi dari sistem yang dibuat . Subyek penelitian adalah sistem informasi kesehatan yang ada di puskesmas dan stakeholder di tingkat puskesmas dan kabupaten, serta pasien DM di 3 puskesmas terpilih berdasarkan wilayah geografis. Hasil Penelitian. Pada tahap I dari ke 5 jurnal terpilih didapatkan sistem surveilans Diabetes Mellitus yang ada meskipun belum maksimal namun dapat digunakan untuk menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian. Sumber data dengan menggunakan data rutin kunjungan pasien di puskemas. Pada tahap II didapatkan bahwa ada 3 sistem yang digunakan puskesmas yaitu SIMPUS, PCare dan Portal Web namun belum saling terintegrasi dan belum ada output seperti yang diharapkan dan dibutuhkan Sistem Surveilans khusus DM yang bisa dimanfaatkan oleh stake holder di level operasional, taktis maupun strategis. Pada tahap III dengan dasar hasil gap analisis dibuat model Sistem Surveilans Diabetes Mellitus (SSDM) yang berbasis data kunjungan pasien DM, dan pada tahap IV didapatkan SSDM dapat memenuhi acceptability, simplicity, representativeness dan usefulness Kesimpulan. Sistem informasi yang ada di Kulon progo belum mampu memenuhi kebutuhan informasi program DM sehingga dibutuhkan sistem surveilans diabetes mellitus yang bisa digunakan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan pencegahan dan pengendalian DM. Model Sistem Surveilans Diabetes Mellitus (SSDM) mampu menjawab kebutuhan dari stakeholder di tingkat manajemen operasional dan manajeman taktis. Perlu dikembangkan sampai dengan level kebijakan strategis dan dihubungkan dengan sistem informasi kabupaten atau nasional

Background. Indonesia is in an epidemiological transition period where the problem of infectious diseases has not been resolved but the problem of non-communicable diseases (NCD) has become a problem that must also be solved together. The results of the 2018 Basic Health Research (Riskesdas) show an increase in the prevalence of NCDs in Indonesia when compared to the results Riskesdas 2013. Diabetes Mellitus is a priority disease that requires prevention and control efforts. This study aims to determine a Diabetes Mellitus surveillance system that is able to meet the information needs in determining non-communicable disease control policies. Methodology. This type of observational research using Design Research Methodology (DRM), through 4 stages. Stage 1: Research Clarification with a systematic review. Stage 2: Descriptive Study I with descriptive analysis of the differences between the availability of data in the existing information system and the information needs required by stakeholders in policy making. Stage 3: Prescriptive Study is made a model based on the results of stages 1 and 2. Stage 4: Descriptive Study II with the implementation of the system created. The research subjects were the existing health information system at the puskesmas and stakeholders at the puskesmas and district levels, as well as DM patients in 3 puskesmas selected based on geographic areas. Research result. In the first stage of the 5 selected journals, the existing Diabetes Mellitus surveillance system, although not optimal, can be used to determine prevention and control policies. Sources of data using routine data on patient visits at the puskesmas. In phase II, it was found that there are 3 systems used by the puskesmas, namely SIMPUS, PCare and Web Portal, but they are not yet integrated with each other and there is no output as expected and a special DM surveillance system is needed that can be utilized by stakeholders at the operational, tactical and strategic levels. In stage III, based on the results of the gap analysis, a Diabetes Mellitus Surveillance System (SSDM) model was made based on data from DM patient visits, and in stage IV it was found that SSDM could meet acceptability, simplicity, representativeness and usefulness. Conclusion. The existing information system in Kulon Progo has not been able to meet the needs of the DM information program so that a diabetes mellitus surveillance system is needed that can be used as a basis for overcoming DM control and control policies. The Diabetes Mellitus Surveillance System (SSDM) model is able to answer the needs of stakeholders at the operational and tactical management levels. Need to develop for strategic management and bridging with subnational or national information sistem

Kata Kunci : Surveilans, Diabetes mellitus, Penyakit Tidak Menular, Design Research Methodology, Level Manajemen

  1. S3-2022-389831-abstract.pdf  
  2. S3-2022-389831-bibliography.pdf  
  3. S3-2022-389831-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2022-389831-title.pdf