Hubungan Aktivitas Fisik dengan Depresi Lansia di Kecamatan Baros Kabupaten Serang Provinsi Banten

HARGO, Prof. Dr. dr. H. Soewadi, MPH, Sp.KJ (K); DR. Dra. Sumarni, M.Si., P.Si.

2022 | Tesis-Spesialis | ILMU KEDOKTERAN JIWA

Latar belakang : Menurut undang undang nomor 13 tahun 1998, lanjut usia (lansia) adalah mereka yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas, dimana di dunia terdapat 727 juta orang yang berusia 65 tahun atau lebih pada tahun 2020 dan jumlah tersebut diproyeksikan akan berlipat ganda menjadi 1,5 miliar pada tahun 2050. Diperkirakan lebih dari 20% lansia menderita gangguan mental dan neurologis, dimana gangguan mental paling umum adalah depresi. Tingkat aktivitas fisik yang rendah merupakan salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi pada timbulnya depresi, yaitu bahwa aktivitas fisik merupakan faktor protektif untuk timbulnya depresi, bahkan dengan sejumlah kecil aktivitas fisik mengurangi kejadian episode depresi di masa depan. Tujuan : Mengetahui adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan depresi pada lansia di Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik observasional non eksperimental dengan rancangan cross-sectional. Subyek penelitian adalah 108 lansia di Kecamatan Baros Kabupaten Serang. Aktivitas fisik diukur dengan instrumen Global Physical Activity Questioner 2 (GPAQ 2) dan skor depresi diukur dengan instrumen Geriatric Depression Scale 15 (GCS 15). Tingkat kemaknaan uji statistik dinyatakan pada p <0.05. Analisis data menggunakan Chi-square dan uji regresi logistik. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Skor Depresi dengan p >0.05. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa adanya hubungan bermakna secara signifikan antara religiusitas (p =0.038, OR 3.546) dan status pernikahan (P =0.038, OR 3.149) terhadap depresi lansia. Kesimpulan : Tidak adanya hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Depresi Lansia, namun didapatkan hubungan bermakna secara signifikan antara religiusitas dan status pernikahan terhadap depresi lansia

Background: According to law number 13 of 1998, the elderly are those who have reached the age of 60 (sixty) years and over, where in the world there are 727 million people aged 65 years or more in 2020 and this number is projected to double to 1 .5 billion by 2050. It is estimated that more than 20% of the elderly suffer from mental and neurological disorders, of which depression is the most common mental disorder. Low levels of physical activity are one of the modifiable risk factors for the onset of depression, namely that physical activity is a protective factor for the onset of depression, even with small amounts of physical activity reducing the incidence of future depressive episodes. Objective: Knowing the relationship between physical activity and depression in the elderly in Baros District, Serang Regency, Banten Province. Methods: This study is a non-experimental descriptive analytic study with a cross-sectional design. The research subjects were 108 elderly people in Baros District, Serang Regency. Physical activity was measured using the Global Physical Activity Questioner 2 (GPAQ 2) and depression scores were measured using the Geriatric Depression Scale 15 (GDS 15) instrument. The significance level of the statistical test was stated at p <0.05. Data analysis using Chi-square and logistic regression test. Result: The results of this study indicate that there is no relationship between physical activity and depression scores with p>0.05. The results of the logistic regression test showed that there was a significant relationship between religiosity (p = 0.038, OR 3.546) and marital status (P = 0.038, OR 3.149) on depression in the elderly. Conclusion: There is no relationship between physical activity and depression in the elderly, but there is a significant relationship between religiosity and marital status on depression in the elderly.

Kata Kunci : Aktivitas fisik, Depresi lansia, Kabupaten Serang