Laporkan Masalah

PENGELOLAAN PENGUNJUNG CANDI SAMBISARI BERDASARKAN PRINSIP PELESTARIAN CAGAR BUDAYA

IRFAN KURNIAWAN, Drs. Musadad, M.Hum.

2022 | Skripsi | S1 ARKEOLOGI

Candi Sambisari adalah nama sebuah dusun di Kelurahan Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah ini baru dikenal sebagai situs pada tahun 1966, yaitu ketika seorang petani sedang mencangkul dan secara kebetulan cangkul yang ia gunakan membentur batu rupanya merupakan puncak sebuah candi. Candi Sambisari merupakan candi Hindu beraliran Syiwa yang diperkirakan dibangun pada awal abad ke-9 oleh Rakai Garung, seorang raja Mataram dari Wangsa Syailendra. Sampai saat ini Candi Sambisari telah menjadi daya tarik wisata yang ramai dikunjungi wisatawan. Kunjungan pengunjung ke candi diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang sejarah budaya masa lalu dan nilai-nilai kebudayaan. Manajemen pengelolaan pengunjung untuk Candi Sambisari yang saat ini belum terkelola dengan optimal. Pertanyaan yang diajukan ialah: Bagaimana strategi pengelolaan pengunjung yang tepat untuk Candi Sambisari? Penelitian ini bertujuan menjaga kelestarian Candi Sambisari dan memberikan pengalaman kunjungan yang berkesan bagi pengunjung yang datang. Penelitian ini memiliki dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka. Analisis data menggunakan pendekatan visitor management yang fokus terhadap menentukan batasan dan lingkungan situs serta penyusunan strategi pengelolaan pengunjung berdasarkan atribut-atribut yang mendukung kualitas pengunjung. Kunjungan wisatawan yang cukup tinggi ke Candi Sambisari memerlukan perhatian tersendiri. Sebab, jumlah kunjungan wisatawan yang meningkat dari tahun ke tahun, selain berdampak positif bagi pariwisata dan ekonomi masyarakat sekitar Candi Sambisari, rupanya juga memiliki dampak negatif berupa kerusakan cagar budaya. Oleh karenanya diperlukan penataan alur pengunjung dan penambahan fasilitas area parkir, gazebo, tempat duduk, dan area spot foto. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam rekomendasi strategi ini ialah kapasitas daya tampung maksimal. Berdasarkan perhitungan, kapasitas daya dukung fisik Candi Sambisari adalah 1.525 orang. Pengelola candi dan pihak pemangku kepentingan perlu menyamakan persepsi tentang jumlah kunjungan wisatawan yang terlalu tinggi tidak selalu baik bagi kelestarian candi sehingga perlu dikelola dan diterapkan strategi visitor management yang mampu melestarikan candi.

Sambisari Temple is the name of a hamlet in Purwomartani Village, Kalasan District, Sleman Regency, Yogyakarta Special Region Province. This area was only known as a site in 1966, when a farmer was hoeing and coincidentally the hoe he was using hit a rock, apparently the top of a temple. Sambisari Temple is a Shiva Hindu temple which is estimated to have been built in the early 9th century by Rakai Garung, a Mataram king from the Syailendra dynasty. Until now, Sambisari Temple has become a tourist attraction that is visited by many tourists. Visits of visitors to the temple are expected to provide knowledge about past cultural history and cultural values. Visitor management for Sambisari Temple which is currently not managed optimally. The research question is : What is the optimal visitor management strategy for Sambisari Temple? This study aims to preserve the Sambisari Temple and provide a memorable visit experience for visitors who come. This study has two types of data, namely primary data and secondary data. Primary data was obtained through field observation while secondary data was obtained through literature study. Data analysis uses a visitor management approach that focuses on determining site boundaries and environments as well as developing visitor management strategies based on attributes that support visitor quality. The high number of tourist visits to the Sambisari Temple requires special attention. This is because the number of tourist visits that increase from year to year, in addition to having a positive impact on tourism and the economy of the community around the Sambisari Temple, apparently also has a negative impact in the form of damage to cultural heritage. Therefore, it is necessary to arrange the visitor flow and add parking area facilities, gazebos, seats, and photo spot areas. Another thing that needs to be considered in the recommendation of this strategy is the maximum capacity. Based on calculations, the physical carrying capacity of the Sambisari Temple is 1,525 people. Temple managers and stakeholders need to equalize the perception that the number of tourist visits that are too high is not always good for the preservation of the temple so that it is necessary to manage and implement a visitor management strategy that is able to preserve the temple.

Kata Kunci : Candi Sambisari, Pengelolaan Pengunjung, Rekomendasi, Kapasitas Daya Dukung Fisik

  1. S1-2022-383866-abstract.pdf  
  2. S1-2022-383866-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-383866-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-383866-title.pdf