Laporkan Masalah

Konteks Internal dan Eksternal Creating Shared Value (CSV) Perusahaan Energi Terbarukan (Studi pada PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang)

LUTHFI M HUTOMI, Bahruddin, S.Sos., M.Sc., Ph.D.

2022 | Tesis | MAGISTER PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Creating shared value (CSV) adalah konsep yang menjanjikan untuk mendekatkan bisnis dengan publik. Walaupun semua perusahaan dapat menerapkan CSV, karakteristik setiap model CSV, kompleksitas institusional, dan pemangku kepentingannya bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk menggali konteks internal dan eksternal perusahaan yang memengaruhi implementasi program CSV. Dibangun dengan pemahaman yang dalam mengenai CSV dan elaborasi terhadap konteksnya, penelitian kualitatif eksploratif ini berusaha mendalami program CSV Kamojang Desa Digital yang dijalankan oleh PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang dari perspektif perencana dan pelaksana program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun CSV merupakan mandat PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan induk, implementasinya mengalami translasi sehingga menghadirkan konsepsi yang memiliki distingsi dengan gagasan aslinya. Dari tiga subprogram Kamojang Desa Digital, hanya Geotato dan Rangers App yang dapat dikategorikan sebagai CSV dengan model redefinisi rantai nilai perusahaan. Konsepsi yang distingtif ini menunjukkan adanya konteks internal dan eksternal organisasi yang memengaruhinya, baik dari manusia maupun nonmanusia, sebagai anteseden ataupun dampak. Terdapat tujuh konteks yang berhasil diabstraksi, yakni kapasitas perusahaan dalam berjejaring, kepatuhan terhadap regulasi, budaya CSV perusahaan, kapabilitas menciptakan inovasi, dinamika produktivitas komoditas lokal, kendala kompetensi, dan keberlanjutan ekologis. Ketujuh konteks tersebut terkait dengan konteks pembangunan desa di Indonesia yang mengalami disparitas dalam pelayanan publik dan limitasi akses terhadap teknologi modern. Penelitian ini memperjelas pentingnya aspek kontekstual terhadap perkembangan program CSV perusahaan. Selain itu, perusahaan dan para pengambil kebijakan perlu melakukan reorientasi CSV untuk menunjukkan keberpihakan terhadap masyarakat. CSV dapat dimulai dari mana saja dan di sektor industri apa saja, tanpa terikat model atau cara-cara tertentu dalam mengimplementasikannya. Penelitian berikutnya dapat memperluas lingkup informan; memperkaya kritik terhadap CSV dengan mengomparasikan model-model CSV yang lain; menggunakan kerangka teori, metode, dan lokasi yang berbeda; memetakan program CSV perusahaan secara keseluruhan dan menjaga keberpihakan terhadap masyarakat atau aspek sosial; memperdalam pembahasan konteks-konteks tertentu; mengungkap bagaimana hambatan-hambatan yang ada dalam program CSV membawa pada kegagalan implementasinya dan sejauh mana perusahaan menghadapinya; serta mengaitkan program CSV di satu sisi dan praktik destruktif perusahaan di sisi lain. Selain itu, secara praktis perusahaan dan masyarakat umum dapat mengevaluasi kembali konsistensi konsepsi CSV yang perusahaan usung dengan implementasi dan gagasan dasarnya yang telah populer; membentuk tim khusus untuk menjalankan program/proyek CSV; memaksimalkan konsep rantai nilai dengan menggali potensi dan masalah para pemangku kepentingan; memahami dinamika produktivitas komoditas lokal dan mengidentifikasi kendala internal yang terdapat pada pemangku kepentingan lokal mereka; mengungkapkan program-program CSV ke publik; melibatkan masyarakat, terutama komunitas marginal, dan berbagai pemangku kepentingan dalam penyusunan, implementasi, dan evaluasi CSV; menjadikan aspek kontekstual sebagai basis dalam peningkatan peluang untuk melakukan CSV; serta mempelajari kembali gagasan CSV dari perspektif keindonesiaan.

Creating shared value (CSV) is a promising concept to bring businesses closer to the public. While all companies can implement CSV, the characteristics of each CSV model, institutional complexity, and stakeholder vary. This study aims to explore the company's internal and external contexts that affect the implementation of the CSV program. Built with a deep understanding of CSV and elaboration of its context, this exploratory qualitative research has investigated the Kamojang Desa Digital CSV program run by PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang from the planners� and implementers� perspectives. The results show that, although CSV is a mandate from PT Pertamina (Persero) as the holding company, its implementation has been translated so that it presents a distinctive conception of the original idea. Of the three subprograms of Kamojang Desa Digital, only Geotato and Rangers App can be categorized as CSV with a redefinition of the value chain model. This distinctive conception shows the existence of internal and external organizational contexts that influence it, both human and non-human, as antecedents or impacts. Seven contexts have been abstracted: company capacity in networking, regulatory compliance, corporate CSV culture, capability to create innovation, dynamics of local commodity productivity, competency constraints, and ecological sustainability. The seven contexts are related to the context of village development in Indonesia, which is experiencing disparities in public services and limited access to modern technology. This study clarifies the importance of contextual aspects to the development of a company's CSV program. In addition, companies and policymakers need to reorient CSV to demonstrate alignment with the community. CSV can be started from anywhere and in any industry sector, without being tied to a particular model or way of implementing it. Future research can expand the scope of informants; enrich the critique of CSV by comparing other CSV models; using different theoretical frameworks, methods and locations; map out the company's CSV program as a whole and maintain alignment with the community or social aspects; deepen the discussion of certain contexts; reveal how the obstacles that exist in the CSV program lead to the failure of its implementation and the extent to which the company faces them; and linking CSV programs on the one hand and destructive practices on the other. Besides that, practically the company and the society can re-evaluate the consistency of the CSV conception that the company is carrying with its application and basic ideas that have been popular; establish a special team to run the CSV program/project; maximize the value chain concept by exploring the potential and problems of stakeholders; realize the dynamics of local commodity productivity and identify the internal constraints faced by their local stakeholders; disclose CSV programs to the public; involve the community, especially marginalized communities, and various stakeholders in the preparation, implementation, and evaluation of CSV; make contextual aspects the basis for increasing opportunities to do CSV; and re-learn the idea of CSV from the Indonesian perspective.

Kata Kunci : CSV, CSR, konteks, translasi