Laporkan Masalah

Manajemen Risiko Dalam Rantai Pasok Industri Farmasi Di Tingkat Pedagang Besar Farmasi (PBF)

AMIRAH NOVA K P, M. K. Herliansyah, S.T., M.Sc., Ph.D.

2022 | Tesis | MAGISTER TEKNIK INDUSTRI

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1148 Tahun 2011 tentang Pedagang Besar Farmasi, menyebut bahwa Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan fungsi dan tujuannya, PBF tidak lepas dari berbagai faktor yang dapat menghambat/mengancam jalannya aktivitas rantai pasok sediaan farmasi, terlebih saat adanya pandemi Covid-19, oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko, memetakan risiko yang teridentifikasi dan mengevaluasi risiko-risiko teridentifikasi pada rantai pasok sediaan farmasi di PT Kimia Farma Trading & Distribution (PT KFTD) Batam untuk selanjutnya membuat rekomendasi risk treatment berdasarkan prioritas risiko. Pada penelitian ini risiko yang diobservasi oleh peneliti adalah risiko operasional. Proses identifikasi risiko diawali dengan memetakan kegiatan rantai pasok perusahaan berdasarkan model SCOR 12.0 yaitu plan, source,deliver, return dan enable, kemudian menganalisis risiko teridentifikasi pada setiap proses bisnis dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), kemudian dilakukan uji reliabilitas antar penilai untuk melihat konsistensi antar penilai dalam memberikan penilian menggunakan bantuan software SPSS 25. Selanjutnya proses evaluasi risiko diawali dengan mencari akar penyebab risiko menggunakan fishbone diagram, terakhir adalah perumusan risk treatment terhadap 20% risiko yang menjadi penyebab utama terjadinya risiko-risiko di PT KFTD Batam, dimana urutan prioritas risiko ditentukan dengan mengacu pada prinsip Pareto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima proses bisnis yang dijalankan di PT KFTD Batam diperoleh 27 potensi risiko teridentifikasi dengan risiko paling kritis adalah risiko terjadinya kekurangan jumlah petugas hantaran (kode risiko D9), yang selanjutnya dibuat rumusan rekomendasi risk treatment.

According to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 1148 of 2011 about Pharmaceutical Wholesalers, stated that Pharmaceutical Wholesalers are companies in the form of legal entities that have permits for the procurement, storage, distribution of medicines and/or medicinal ingredients in large quantities in accordance with the provisions of laws and regulations. In carrying out its functions and objectives, pharmaceutical wholesalers cannot be separated from various factors that can threaten the course of medicines supply chain activities and will affect the service performance, therefore this study aims to manage risks in the pharmaceutical supply chain in a pharmaceutical wholesalers that is PT KimiaFarma Trading & Distribution (PT KFTD) Batam by mapping out and evaluating the identified risks to further formulate risk treatment based on risk priorities. In this study, the risk observed was operational risk. The risk identification process begins by mapping the company's supply chain activities adopted from SCOR 12.0 model, consists of six business process plan, source, deliver, return and enable, then analyzing the identified risks in each business process using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method, then a reliability test was carried out between raters to see the consistency between raters in providing an assessment, using SPSS 25 software. Furthermore, the risk evaluation process begins by finding root causes of the risks using fishbone diagrams, the last is making risk treatment for 20% of the risks that are the main causes of risks at PT KFTD Batam, where the order of risk priority is determined by referring to Pareto principle. The results showed that five business processes that were carried out in PT KFTD Batam, 27 potential risks were identified, with the most critical risk is risk of a shortage of delivery personnel (risk code D9), which then formulated a risk treatment recommendation.

Kata Kunci : Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Manajemen risiko, Obat, PBF, Rantai pasok farmasi

  1. S2-2022-453206-Abstract dan Intisari.pdf  
  2. S2-2022-453206-Bibliography.pdf  
  3. S2-2022-453206-TableofContent.pdf  
  4. S2-2022-453206-Title.pdf