Laporkan Masalah

APLIKASI AGENS PENGENDALIAN HAYATI (Bacillus spp. dan Mikoriza) PADA TANAMAN BAWANG MERAH TERHADAP PENYAKIT MOLER (Fusarium spp.) DI LUAR MUSIM

EKO PRASETYO WIBOWO, Prof. Ir. Achmadi Priyatmojo, M.Sc., Ph.D.; Ani Widiastuti, S.P., M.P., Ph.D.; Tri Joko, S.P., M.P., Ph.D.

2022 | Tesis | MAGISTER FITOPATOLOGI

Kebutuhan akan bawang merah semakin meningkat seiring dengan populasi penduduk di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut petani mulai menanam bawang merah di luar musim. Namun resiko yang dihadapi seperti kondisi lingkungan yang tidak mendukung dan serangan OPT menjadi hambatan. Penggunaan Agens Pengendalian Hayati (APH) merupakan sebuah cara untuk meningkatkan perkembangan tanaman dan melindungi tanaman dari Organisme Penyakit Tumbuhan (OPT) dan cekaman abiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi respons tanaman bawang merah setelah aplikasi APH (Bacillus spp. dan Mikoriza) terhadap penyakit moler di luar musim tanam. Penelitian ini dilakukan dengan penyiapan isolat APH, aplikasi APH di lapangan, perhitungan insidensi dan intensitas penyakit, pengamatan pertumbuhan tanaman, analisis kandungan fenol, dan analisis kandungan fosfat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa APH Bacillus spp. dan Mikoriza tidak dapat menghambat infeksi Fusarium spp. Hasil agronomik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada berat tajuk dan berat akar, akan tetapi isolat B8 secara signifikan dapat meningkatkan jumlah daun, sedangkan isolat M secara signifikan menurunkan tinggi tanaman. Perlakuan B6, B7, dan M secara signifikan menurunkan kadar total fenol pada tanaman bawang merah. Analisis fosfat pada isolat M tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada tanaman bawang merah, alhasil pengaruh APH Bacillus spp. dan Mikoriza belum berhasil menekan penyakit moler, namun perlakuan B8 memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman bawang merah sehingga perlu dilakukan pengujian lebih lanjut.

The demand for shallots were increased along with the population in Indonesia. To achieve these goal, farmers began to plant shallots outside planting season. However, unfavorable environmental conditions and pest attacks are the obstacles that need to be faced. The use of Biological Control Agents (BCA) is the way to improve plant growth and protect plants from plant pathogens even abiotic stresses. The purpose of this study was to evaluate the response of shallot plants after application of BCA (Bacillus spp. and Mycorrhizae) to twisted disease in off-planting season. This research was conducted by preparing BCA isolates, application of BCA in the field, calculating the incidence and intensity of disease, observing the growth development of plants, analyzing phenol content, and analyzing phosphate content. Based on the results, it was found that BCA Bacillus spp. and Mycorrhizae could not inhibit Fusarium spp. infection. The agronomic results showed that there was no significant difference in crown weight and root weight, but isolate B8 could significantly increase the number of leaves, while isolate M significantly decreased plant height. Isolates B6, B7, and M significantly reduced the total phenol content in shallot plants. Phosphate analysis on isolate M did not have a significant effect on shallot plants, as the result the effect of APH Bacillus spp. and Mycorrhizae couldn�t suppress twisted disease, Nevertheless B8 treatment has the potential to increase the growth of shallot therefore further research must be conduct.

Kata Kunci : Shallot, Bacillus spp., Fusarium spp., Indole-3-Acetic-Acid , Phenol.

  1. S2-2022-453017-abstract.pdf  
  2. S2-2022-453017-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-453017-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-453017-title.pdf