Laporkan Masalah

Pengetahuan Lokal Atoni Pah Meto: Kajian Tentang Pertanian dan Pangan Masyarakat di Pulau Timor

RANI NOOR VERNANDA, Prof Dr. Susetiawan, SU

2022 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Kebijakan penanaman beras secara masif pada era orde baru selain melahirkan prestasi swasembada pangan di tahun 1984, juga melahirkan permasalahan kerentanan pangan pada beberapa dekade setelahnya. Penanaman padi secara masif telah menggeser keberadaan tanaman pangan lokal di wilayah non-beras, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT). Konsumsi non beras di NTT merupakan pengetahuan lokal tentang kemampuan leluhur untuk bertahan hidup di lingkungan ekstrem, tanpa kelaparan dan kekurangan bahan pangan. Pada penelitian ini peneliti ingin mengeksplorasi bagaimana penduduk di Desa Taiftob, Mollo Utara, Timor Tengah Selatan, NTT mewariskan dan mempraktikkan pengetahuan dan keyakinan mereka tentang makanan berdasarkan pengetahuan lokal. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara daring (online), observasi media sosial, dan studi literatur melalui artikel, jurnal dan arsip berita. Teori praktik sosial oleh Bourdieu dijadikan sebagai pisau analisa melalui komponen habitus, modal dan arena. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan lokal di Mollo Utara memiliki tiga tema, yaitu (1) komunikasi dan pewarisan pengetahuan lokal melalui upacara adat, serta pemaknaan simbolik; (2) filosofi masyarakat tercermin dalam pandangan mereka tentang dewa penjaga langit, tanah dan air, serta kekuatan arwah leluhur sebagai pelindung masyarakat, (3) keberlanjutan sumber daya alam melibatkan pemeliharaan komoditas tanaman pangan non beras, pengelolaan lahan kering dengan sistem ladang berpindah dan tumpang sari, pengelolaan hasil panen dan arsitektur rumah adat.

Indonesia has successfully achieved food self-sufficiency in 1984 because of the policy of cultivating rice in the Soeharto era. After some decades, that policy had a negative impact on society such as food insecurity. The massive cultivation of rice success to substitute local food crops in non-rice areas such as Nusa Tenggara Timur (NTT). In NTT, the consumption of non-rice is a local knowledge that helps them to survive in extreme areas to survive famine and food insecurity. This research will explain how society in Taiftob Village, Mollo Utara, Timor Tengah Selatan, NTT inherited and practice their ability about agriculture and food based on their local knowledge. This research uses a qualitative method and description qualitative as an approach. Data collection was carried out by online interviews, social media observation, and literature studies through articles, journals, and news archives. The theory in this research is a social practice from Bourdieu, that theory explains modal, habitus, and area in society. The outcome of this research are, (1) communication and exchange of knowledge by ceremonial and symbolic meaning; (2) the philosophy or world view society about guardian God; (3) practice and strategies for sustainable living

Kata Kunci : pangan lokal, tradisi, beras, NTT

  1. S1-2022-413204-abstract.pdf  
  2. S1-2022-413204-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-413204-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-413204-title.pdf