Laporkan Masalah

Follow-Up Kunjungan Rawat Jalan dan Hubungannya Dengan Penurunan Risiko Rawat Inap Pasien Skizofrenia

FINDRI FADLIKA, Dr. Diah Ayu Puspandari, Apt., M.Kes, MBA; Dr. Drs. Abdul Wahab, MPH

2022 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar Belakang: Skizofrenia merupakan sindrom perilaku dan kognitif yang sangat kompleks. Penyakit Skizofrenia menjadi salah satu penyakit yang cukup membebani dan mahal di seluruh dunia. Prevalensi kekambuhan pada gangguan jiwa kronis diperkirakan mencapai 50%-92% secara global. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan pasien Skizofrenia dengan riwayat rawat jalan lebih lambat mendapat kekambuhan dibandingkan dengan riwayat rawat inap. Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik kohort retrospektif. Data Sampel BPJS Kesehatan tahun 2015-2020 digunakan untuk mengambil subjek pasien Skizofrenia dengan diagnosis primer atau sekunder kode ICD 10 F20, serta berusia 18 tahun keatas. Analisis statistik menggunakan distribusi frekuensi, Chi-Square dan ANOVA, kurva Kaplan-Meier, serta Cox Regresi. Hasil: Kategori kunjungan tahun 2015 terbagi menjadi tiga, rawat jalan saja 63,4% (n=430), rawat inap saja 21,6% (n=146) dan kombinasi rawat inap dan rawat jalan 15,1% (n=102). Pasien dengan kepesertaan BPJS Kesehatan kelas 3 tahun 2015 lebih banyak berukunjung ke rawat jalan saja dan kelas 1 mayoritas ke rawat inap. Biaya kunjungan rawat inap tahun 2015 mencapai Rp. 8,901,021 dan rawat jalan Rp. 229,887. Kurva Kaplan-Meier menunjukkan 75 persen pasien rawat jalan tahun 2015 tetap bertahan menggunakan rawat jalan sampai pengamatan bulan ke-40, sedangkan kategori lain hanya sampai ke-4 dan bulan ke-8. Cox hazard ratio rawat inap kategori kunjungan rawat jalan 2015 berdasarkan kunjungan rawat inap 2015 adalah 0,23 (0,14-0,36). Kesimpulan: Pasien dengan riwayat rawat jalan lebih lambat untuk kambuh dibandingkan dengan riwayat rawat inap dan berhubungan dengan penurunan risiko rawat inap. Walaupun kondisi pasien yang kompleks dan obat-obatan yang tidak selalu memadai di rawat jalan "unmet needs" mungkin tetap dapat memprediksi kekambuhan. Oleh karena itu, upaya lebih lanjut untuk memeriksa faktor lain yang mempengaruhi kegagalan pasien rawat jalan perlu dilakukan.

Background: Schizophrenia is a very complex behavioral and cognitive syndrome. Schizophrenia is one of the most burdensome and expensive diseases in the world. The prevalence of relapse in chronic mental disorders is estimated at 50%-92% globally. The objective of this research was to explain whether schizophrenia patients with a history of outpatient slower relapses than those who have prior been inpatients. Methods: The design of this study was descriptive analytic retrospective cohort. BPJS Health Sample Data for 2015-2020 was used to take the subject with a primary or secondary diagnosis ICD 10 F20, aged 18 years and over. Statistical analysis used frequency distribution, Chi-Square and ANOVA, Kaplan-Meier curve, and Cox Regression. Results: The types of visits in 2015 were divided into three, outpatient only 63.4% (n=430), inpatient only 21.6% (n=146) and a combination of inpatient and outpatient 15.1% (n=102). Patients with BPJS Health class 3 in 2015 mostly visited outpatients only and the majority of class 1 patients went to inpatients. The cost of inpatient visits in 2015 reached Rp. 8,901,021 and outpatient Rp. 229,887. Kaplan-Meier curve shows that 75 percent of outpatients in 2015 continued to use outpatients until the 40th month of observation, while other categories only lasted until the 4th and 8th months. Cox hazard ratio of inpatients for 2015 outpatient visits based on 2015 inpatient visits was 0,23 (0,14-0,36). Conclusions: Patients with a history of outpatient slower relapses than those who have prior been inpatients and were associated with a reduced risk of hospitalization. Even though complex patient conditions and frequently inadequate outpatient medications may induce recurrence, "unmet needs" may still exist. Therefore, more research on other factors that influence outpatient failure is required.

Kata Kunci : Skizofrenia, Asuransi Kesehatan, Layanan Rawat Jalan, Kekambuhan