Laporkan Masalah

Hubungan Jumlah Kehilangan Gigi terhadap Status Gizi dan Kualitas Hidup Pra Lansia (Kajian Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah Kota Bukittinggi)

WIDIYA ULFA, drg. Rosa Amalia, M.Kes, Ph.D; Prof. Dr. drg. Al Supartinah, SU., Sp. KGA(K)

2022 | Tesis | MAGISTER ILMU KEDOKTERAN GIGI

Latar Belakang: Kehilangan gigi merupakan salah satu masalah kesehatan rongga mulut yang menyebabkan gangguan pengunyahan yang mempengaruhi kualitas hidup pra lansia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara jumlah kehilangan gigi terhadap status gizi dan kualitas hidup. Metode Penelitian: Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Gulai Bancah Bukittinggi. Pengambilan responden menggunakan teknik non-probability secara purposive sampling. Jumlah responden sebanyak 178 pra lansia rentang umur 45 � 59 tahun. Jumlah kehilangan gigi ditulis pada format pemeriksaan gigi, pengukuran status gizi menggunakan Mini Nutritional Assessment (MNA) dan kualitas hidup kesehatan gigi dan mulut menggunakan Geriatric Oral Health Assessment Index (GOHAI). Hasil analisis data menggunakan uji korelasi Pearson dan Path Analysis. Hasil: Uji korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan antara jumlah kehilangan gigi dengan status gizi dengan korelasi sedang (r= -0,549) serta terdapat hubungan antara jumlah kehilangan gigi dengan kualitas hidup dengan korelasi kuat (r= -0,742). Uji Path Analysis menunjukkan bahwa nilai pengaruh langsung (koefisien beta= 0,552), lebih besar dibandingkan dengan nilai pengaruh tidak langsung (koefisien beta= 0,189) yang menunjukkan bahwa secara tidak langsung jumlah kehilangan gigi melalui mediasi status gizi tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kualitas hidup. Kesimpulan: Semakin banyak gigi yang hilang, maka semakin buruk status gizi dan kualitas hidup, namun demikian status gizi bukan merupakan mediator dari jumlah kehilangan gigi terhadap kualitas hidup.

Background: Tooth loss is one of the oral health problems causing masticatory disorders that affect pre-elderly quality of life. This study conducted to identify the relationship between number of tooth loss on nutritional status and quality of life. Methods: A study conducted in Gulai Bancah Primary Health Care working area in Bukittinggi. Participants were recruited using a non-probability purposive sampling technique. 178 pre-elderlies between age 45-59 years took part in this study. The number of tooth loss reported in the dental examination format while nutritional status determined with the Mini Nutritional Assessment (MNA) and the Geriatric Oral Health Assessment Index (GOHAI) implemented to measure participants� quality of life for dental and oral health. Pearson correlation and Path Analysis utilized to analyze the data. Result: Pearson correlation test indicated a moderate correlation between the number of tooth loss and nutritional status (r= -0.549) strong correlation between number tooth loss and quality of life (r= -0.742). Pathway analysis confirmed direct effect value (beta coefficient=0.552) was greater than the indirect effect value (beta coefficient=0.189). The findings indicated that, indirectly the amount of tooth loss mediated with nutritional status had no significant relationship to quality of life. Conclusion: Higher number of tooth loss led to pre-elderly poor nutritional status and quality of life. However nutritional status is not an intermediate actor between the number of tooth loss and pre-elderly quality of life.

Kata Kunci : Kehilangan gigi, status gizi, OHRQoL, pra lansia

  1. S2-2022-466311-abstract.pdf  
  2. S2-2022-466311-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-466311-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-466311-title.pdf