PEMBERITAAN KEKERASAN KIWIROK PEGUBIN PAPUA 13 SEPTEMBER 2021 DALAM MEDIA LOKAL DAN NASIONAL: ANALISIS WACANA KRITIS

YENNY KURNIAWATI, Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A.

2022 | Tesis | MAGISTER LINGUISTIK

Sebagai dua media berita daring dengan trafik pembaca tertinggi di tingkat lokal dan nasional, Kompas dan Jubi berperan dalam mempengaruhi pandangan publik terhadap peristiwa kekerasan di Papua. Penelitian ini bertujuan untuk menguak ideologi dan keberpihakan dua media dalam meliput peristiwa kekerasan yang terjadi di Distrik Kiwirok 13 September 2021. Data berupa artikel diambil dari laman jubi.co.id sebagai representasi media lokal Papua dan kompas.com sebagai representasi media berita nasional. Analisis dalam penelitian ini memakai pendekatan tiga dimensi yang dikemukakan oleh Fairclough, yaitu analisis tekstual, praktik wacana, dan praktik sosiokultural. Analisis tekstual dilakukan dengan teori pendamping Linguistics Sistemic Functional yang dipopularkan oleh M.A.K. Halliday. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jubi cenderung memakai pilihan tekstual yang tidak memberikan kessan buruk ke satu pihak saja. Jubi tidak membenarkan tindakan kelompok bersenjata yang melakukan kekerasan, tapi juga tidak membenarkan langkah yang diambil negara dalam menyelesaikan konflik. Kompas cenderung memberitakan peristiwa dengan memberikan representasi buruk ke pelaku. Sumber rujukan komunikatif Jubi berasal dari media dan dokumen lain sehingga lebih memiliki kekuatan afirmatif. Kompas tidak memakai sumber rujukan komunikatif lain yang membantu memberikan kekuatan afirmatif terhadap pemberitaannya. Pada analisis sosiokultural, Jubi lebih banyak menampilkan aspek institusional sedangkan Kompas lebih banyak menampilkan aspek situasional. Dari analisis ketiga dimensi terkait pemberitaan kekerasan Kiwirok yang dikaitkan dengan pemetaan aktor sosial konflik Papua yang disusun oleh tim LIPI, Jubi memiliki kecenderungan berpihak kepada kelompok tengah, sedangkan Kompas memiliki kecenderungan berpihak kepada kelompok pro-NKRI.

As the two online news media with the highest readership traffic at the local and national levels, Kompas and Jubi play a role in influencing the public's view of violent tragedies in Papua. This study aims to find the ideology and alignments of the two media in reporting the violent tragedy that occurred in the Kiwirok District on September 13, 2021. The data in the form of articles were taken from the jubi.co.id page as a representation of local Papuan media and kompas.com as a representation of the national news media. The analysis in this study uses the threedimensional approach proposed by Fairclough, i.e. textual analysis, discourse practice, and sociocultural practice. Textual analysis was carried out with the companion theory of Systemic Functional Linguistics which was popularized by M.A.K Halliday. The results of this study indicate that Jubi tends to use textual options that do not give a bad impression to only one side. Jubi did not justify the actions of armed groups that carried out violence, but also did not justify the steps taken by the state in resolving conflicts. Kompas tends to report events by giving bad representations to the perpetrators. Jubi's communicative reference sources come from the media and other documents so that they have more affirmative power. Kompas does not use other communicative reference sources that help provide affirmative power to their reporting. In sociocultural analysis, Jubi presents more of the institutional aspect, while Kompas presents more of the situational aspect. From the analysis of the three dimensions related to reporting on the Kiwirok violence associated with the mapping of social actors in the Papuan conflict compiled by the LIPI team, Jubi has a tendency to side with the middle group, while Kompas has a tendency to side with the pro-NKRI group.

Kata Kunci : berita kekerasan Kiwirok, analisis wacana kritis, Fairclough