Laporkan Masalah

STRUKTUR KOMODITAS DAN PEMANTAUAN PENYAKIT PENTING PADA KOMODITAS BAWANG MERAH DI LAHAN SURJAN PANJATAN, KULON PROGO

SHINTA DEWI L, Ani Widiastuti, S.P., M.P., Ph.D.

2022 | Skripsi | S1 PROTEKSI TANAMAN

Lahan surjan di daerah Panjatan, Kulon Progo, Yogyakarta adalah salah satu sentra produksi bawang merah. Penerapan sistem surjan dapat memaksimalkan penggunaan lahan dengan menanam beragam komoditas. Penyakit yang sering dijumpai pada tanaman bawang merah adalah moler (Fusarium spp.) dan hawar daun (Stemphylium vesicarium). Keberadaan inang dan kondisi cuaca mikro diduga menjadi penentu intensitas dan insidensi penyakit pada bawang merah. Tujuan dari penelititan ini adalah untuk mengetahui keragaman komoditas tanaman pada musim kemarau dan penghujan di lahan surjan Panjatan, Kulon Progo berdasarkan peta struktur komoditas, dan mengetahui hubungan suhu dan kelembapan udara terhadap insidensi serta intensitas penyakit penting pada tanaman bawang merah. Penelitian dilakukan di lahan surjan Desa Gotakan, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulonprogo dan Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada dari bulan Agustus - Oktober 2021 dan Januari - Maret 2022 menggunakan observasi, yaitu menghitung intensitas dan insidensi penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis komoditas yang ditanam di lahan surjan beragam. Pada musim kemarau lahan didominasi dengan areal bero padi sebesar 51,37 % sedangkan pada musim kemarau lahan didominasi oleh tanaman padi sebesar 76,48%. Insidensi dan intensitas penyakit moler lebih tinggi ketika musim penghujan, sedangkan insidensi dan intensitas penyakit hawar daun lebih tinggi ketika musim kemarau. Berdasarkan analisis regresi linier berganda, suhu dan kelembapan udara memiliki korelasi yang sangat rendah terhadap intensitas penyakit moler dan hawar daun.

Surjan land in the Panjatan area, Kulon Progo, Yogyakarta is one of the centers of shallot production. The application of the surjan system can maximize land use by planting various commodities, therefore keep the biodiversity. Diseases that are often found in shallot plants are moler (Fusarium spp.) and leaf blight (Stemphylium vesicarium). The presence of the host and micro weather conditions are thought to be the determinants of the intensity and incidence of disease in shallots. The purpose of this study is to determine the diversity of crop commodities in the dry and rainy seasons in Surjan Panjatan land, Kulon Progo based on the commodity structure map, and to determine the relationship between temperature and humidity on the incidence and intensity of important diseases in shallots. The research was conducted on the Surjan land of Gotakan Village, Panjatan District, Kulonprogo Regency and the Laboratory of Plant Diseases, Department of Pests and Plant Diseases, Faculty of Agriculture, Gadjah Mada University from August-October 2021 and January-March 2022 using observation, namely calculating the intensity and disease incidence. The result showed that the type of commodities was planted in Surjan land was varied. In the dry season, the land was dominated by rice-bearing area of 51.37% while in the dry season the land was dominated by rice plants by 76.48%. The incidence and intensity of moler disease was higher during the rainy season while the incidence and intensity of leaf blight was higher during the dry season. Based on multiple linear regression analysis, temperature and humidity had a very low correlation to the intensity of moler disease and leaf blight.

Kata Kunci : bawang merah, moler, hawar daun, surjan, suhu, kelembapan udara

  1. S1-2022-430540-abstract.pdf  
  2. S1-2022-430540-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-430540-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-430540-title.pdf