Laporkan Masalah

Konsep Tata Ruang Kawasan Permukiman Tradisional Kelurahan Negeri Olok Gading Kota Bandar Lampung

BUR ILHAM GUNAWAN, Dr. Ir. Dwita Hadi Rahmi, M.A.

2022 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Kebudayaan tradisional biasanya menyimpan nilai-nilai luhur yang mungkin tidak dapat ditemukan pada kebudayaan modern. Di daerah perkotaan, kebudayaan tradisional semakin jarang ditemukan. Masih eksisnya kebudayaan tradisional di tengah perkotaan yang modernisme di dalamnya dapat mengikis kebudayaan tradisional tersebut adalah sebuah fenomena yang unik dan bisa menjadi bahan pembelajaran bersama. Kawasan permukiman tradisional Kelurahan Negeri Olok Gading yang terletak di Kota Bandar Lampung adalah salah satu objek yang tepat yang bisa menjadi bahan kajian terkait fenomena ke-eksisan kebudayaan tradisional di tengah perkotaan. Peradaban masyarakat kawasan permukiman tradisional Kelurahan Negeri Olok Gading sudah ada dari abad ke-17 dan sempat porak-poranda akibat letusan Gunung Krakatau tahun 1883. Di tahun 1900-an, kawasan permukimannya dibangun kembali. Masih eksisnya kawasan permukiman tradisional Kelurahan Negeri Olok Gading dari pembangunan ke-dua hingga sekarang menimbulkan keingintahuan terhadap konsep tata ruang seperti apa yang digunakan pada pembangunan kawasannya. Konsep tata ruang kawasan diidentifikasi melalui pemahaman mendalam terhadap keterkaitan karakteristik budaya masyarakat dengan wujud tata ruang kawasannya. Dari proses tersebut didapatkan beberapa temuan yang meliputi: 1. Sistem adat Sai Batin dan Falsafah Hidup Pi’il Pesenggiri sebagai pelestari tradisi-tradisi masyarakat, 2. Telah menyatunya tata ruang kebudayaan tradisional kawasan permukiman tradisional Kelurahan Negeri Olok Gading dengan kebudayaan modern, dan 3. Nilai ketuhanan, sistem kekerabatan, dan orientasi pada alam adalah konsep tata ruang kawasan permukiman tradisional Kelurahan Negeri Olok Gading.

Traditional culture usually stores noble values that may not be found in modern culture. In urban areas, traditional culture is increasingly rare. The existence of traditional culture amid urban areas where modernism can erode traditional culture is a unique phenomenon and can be a shared learning material. The traditional settlement area of Negeri Olok Gading Village located in Bandar Lampung City is one of the suitable objects that can be used as study material related to the phenomenon of the existence of traditional culture in the middle of the city. The civilization of the people in the traditional settlement area of Negeri Olok Gading Village has existed since the 17th century and was devastated by the eruption of Mount Krakatau in 1883. In the 1900s, the settlement area was rebuilt. The existence of the traditional settlement area of Negeri Olok Gading Village from the second development until now has raised curiosity about what kind of spatial planning concept is used in the development of the site. The spatial planning concept is identified through an in-depth understanding of the relationship between the community's cultural characteristics and the area's spatial form. From this process, several findings were obtained, which include: 1. The traditional system of Sai Batin and the Pi'il Pesenggiri Philosophy of Life as a preserver of community traditions. 2. The integration between the traditional cultural spatial planning of the traditional settlement area of Negeri Olok Gading Village with modern culture. 3. Divinity values, kinship systems, and orientation to nature are spatial planning concept of the traditional settlement areas in Negeri Olok Gading Village.

Kata Kunci : kebudayaan, tata ruang, permukiman, tradisional, Lampung

  1. S1-2022-431031-abstract.pdf  
  2. S1-2022-431031-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-431031-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-431031-title.pdf