Laporkan Masalah

INTEGRASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFROMASI GEOGRAFIS UNTUK EVALUASI POLA PERKEMBANGAN LAHAN TERBANGUN TERPADU MANDIRI (KTM) LUNANG SILAUT KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

ALRAFKI MURFI, Drs. Zuharnen, M.S.

2022 | Skripsi | S1 KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH

Kota Terpadu Mandiri adalah salah satu program dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang bertujuan untuk mengubah kawasan transmigrasi menjadi kota yang mandiri. Program didanai menggunakan APBN dan APBD daerah setempat. Sebagai salah satu program yang didanai oleh negara sebaiknya diadakan evaluasi perkembangan KTM. Tahun 2012 KTM Lunang Silaut telah disahkan dengan Perda Kabupaten Pesisir Selatan nomor 6 tahun 2012. KTM Lunang Silaut merupakan daerah paling selatan Provinsi Sumatera Barat dengan luas wilayah 56.984 ha. Penelitian ini dilakukan menggunakan dua waktu yang berbeda, yaitu tahun 2012 dan tahun 2020. Pengambilan dua tahun yang berbeda dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan KTM Lunang Silaut selama delapan tahun sejak disahkan oleh perda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pola Spasial dan Struktur Spasial perkembangan, mengetahui proses perkembangan dan arah perkembangan KTM Lunang Silaut. Penelitian menggunakan citra penginderaan jauh untuk melihat perkembangan kota. Analisis yang digunakan adalah analisis spasial dan temporal. Citra yang digunakan untuk melihat perkembangan KTM adalah citra google earth tahun 2012 dan tahun 2020. Interpretasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah interpretasi visual dengan uji akurasi menggunakan data survei lapangan. Berdasarkan hasil penelitian pola spasial perkembangan KTM Lunang Silaut adalah pola Simpul Multi (Constellation). Struktur spasial KTM Lunang Silaut memiliki dua SKP, yang mana tidak memenuhi syarat optimal KTM. Antara rentang waktu delapan tahun proses perkembangan spasial sentrifugal didominasi oleh proses perkembangan memanjang dan proses perkembangan lompat katak. Arah perkembangan KTM Lunang Silaut lebih dominan ke arah Kuadran IV.

Integrated Mandiri City is one of the programs from the Ministry of Villages and Transmigration to change transmigration regions into independent city. The program is funded using the state budget and the local regional budget. As one of the programs funded by the state, an evaluation of the development of KTM should be carried out. In 2012 the Lunang Silaut KTM has been ratified by the South Coastal Regency Regional Regulation number 6th of 2012. The Lunang Silaut KTM is the southernmost area of West Sumatra Province with an area of 56,984 ha. Research uses remote sensing imagery to see the development of the city. The analysis used is spatial and temporal analysis. The images used to see the development of KTM are google earth in 2012 and 2020. The interpretation used in this study is a visual interpretation with an accuracy test using field survey data. The purpose of this research is to know the Spatial Pattern and Spatial Structure of development, to know the development process and the direction of development of KTM Lunang Silaut. Based on the results of the research, the spatial pattern of the development of the Lunang Silaut KTM is the Multi Knot (Constellation) pattern. The spatial structure of KTM Lunang Silaut has two SKPs, which do not meet the KTM optimal requirements. Between the span of eight years, the centrifugal spatial development process was dominated by the linear development process and the frog jumping development process. The direction of development of the Lunang Silaut KTM is more dominant towards Quadrant IV.

Kata Kunci : KTM, Spasial, Temporal, Google Earth, Perkembangan Kota, Pola Spasial, Struktur Spasial, Proses Perkembangan Kota

  1. S1-2022-397485-abstract.pdf  
  2. S1-2022-397485-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-397485-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-397485-title.pdf