Laporkan Masalah

EVALUASI PENGELOLAAN HUTAN KEMASYARAKATAN PADA KTHKM BERINGIN SAKTI DAN KTHKM PANGDUHU MAJU KABUPATEN PASAMAN, SUMATERA BARAT

JULISTIN GEA, Teguh Yuwono, S.Hut., M.Sc.

2022 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Hutan Kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara yang ditujukan untuk memberdayakan masyarakat. Pengelolaan HKm diberikan dalam bentuk Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan (IUPHKm). Pengelolaan HKm di KTHKm Beringin Sakti dan KTHKm Pangduhu Maju sudah memasuki tahun ke-8 sehingga wajib dilakukan evaluasi secara berkala minimal lima tahun sekali. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kinerja pengelolaan HKm, mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat, dan merumuskan strategi pengembangan pengelolaan HKm. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan studi dokumentasi. Analisis data penilaian kinerja KTHKm menggunakan metode scoring berdasarkan Standar Khusus Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat tahun 2020 yang terdiri dari lima prinsip, yaitu 1. Keabsahan entitas pengelola dan wilayah kelola hutan; 2. Rencana pengelolaan hutan; 3. Pengorganisasian yang mendukung tujuan pengelolaan hutan; 4. Pelaksanaan pengelolaan SDH; 5. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi secara mandiri. Identifikasi faktor pendukung dan penghambat dilakukan melalui wawancara, serta perumusan strategi menggunakan analisis Strengths, Opportunities, Aspirations, dan Results (SOAR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip pertama kedua KTHKm memperoleh nilai 4 (mandiri). Prinsip kedua pada KTHKm Beringin Sakti memperoleh nilai 3,3 (mandiri) dan KTHKm Pangduhu Maju 2,8 (Maju). Prinsip ketiga untuk kedua KTHKm memperoleh nilai 2,5 (Maju). Prinsip keempat KTHKm Beringin Sakti memperoleh nilai 2,8 (Maju) dan KTHKm Pangduhu Maju 2,5 (Maju). Prinsip kelima untuk kedua KTHKm memperoleh nilai 1,5 (berkembang). Faktor pendukung pengelolaan HKm yaitu kelembagaan yang kuat dan terstruktur, ketersediaan sumber daya manusia, fasilitasi dari berbagai pihak, dan adanya kesadaran anggota untuk melestarikan hutan, sedangkan faktor penghambatnya yaitu terbatasnya tenaga pendamping, terjadi kebakaran hutan, dan akses lokasi yang sulit. Pada KTHkm Beringin Sakti, strategi yang dapat dilakukan adalah mengoptimalkan pengelolaan ekowisata Puncak Koto Panjang, sedangkan KTHKm Pangduhu Maju yaitu pengembangan dan pelatihan anggota HKm dalam berbagai bidang unit usaha HHBK dan potensi ekowisata.

Community Forest (HKm) is a state forest intended to empower the community. HKm management is given in the form of a Forest Product Utilization Business Permit (IUPHKm). The management of community forest in KTHKm Beringin Sakti and KTHKm Pangduhu Maju has entered its 8th year so it is mandatory to conduct periodic evaluations at least once every five years. This study aims to assess the level of performance of community forest management, identify supporting and inhibiting factors, and formulate strategies for developing community forest management. Data collection was carried out through observation, interviews, questionnaires, and documentation studies. The performance assessment of KTHKm using a scoring method based on the Special Standard for Forest Management by Communities in 2020 which consists of five principles, namely 1. The legitimacy of the management entity and forest management area; 2. Forest management plan; 3. Organization that support forest management plan; 4. Implementation of forest resource management; 5. Implementation of independent monitoring and evaluation. Identification of supporting and inhibiting factors was carried out by interviews and the formulation of strategies using SOAR (Strengths, Opportunities, Aspirations, dan Results) analysis. The results of the study shows that the first principle, both KTHKm obtained a value of 4 (self-governing). For the second principle, KTHKm Beringin Sakti obtained a value of 3.3 (self-governing) and KTHKm Pangduhu Maju 2.8 (developed). The third principle, both KTHKm obtained a value of 2.5 (developed). In the fourth principle, KTHKm Beringin Sakti obtained a value of 2.8 (developed) and KTHKm Pangduhu Maju 2.5 (developed). In the fifth principle, both KTHKm obtained a value of 1.5 (developing). Supporting factors for community forest managements are strong and structured institutions, the existence of human resources, facilitation from various parties, and the awareness of members to conserve forests, while the inhibiting factors are limited facilitator, forest fires, and difficult access to the forest. The strategy that can be applied on KTHKm Beringin Sakti is optimizing the management ecotourism at Puncak Wisata Koto Panjang, meanwhile the strategy for KTHKm Pangduhu Maju are training and empowering members on several unit of HHBK business and ecotourism potential

Kata Kunci : HKm, Evaluasi, Kinerja, Strategi;HKm, Evaluation, Performance, Strategy

  1. S1-2022-427427-Abstract.pdf  
  2. S1-2022-427427-Bibliography.pdf  
  3. S1-2022-427427-Tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-427427-Title.pdf