Laporkan Masalah

Analisis Kelembagaan dalam Pengelolaan Hutan Rakyat di Dusun Ngandong Kalurahan Girikerto Kapanewon Turi Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

SABILA NABICHATI M, Wahyu Tri Widayanti, S.Hut., M.P.

2022 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Hutan rakyat di Dusun Ngandong, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman dikelola oleh petani hutan rakyat di lahan milik. Tujuan penelitian: 1) menjelaskan kelola lembaga pada pengelolaan hutan rakyat di KTH Karya Lestari, 2) menjelaskan sistem kelembagaan dalam pengelolaan hutan rakyat, dan 3) merumuskan strategi untuk meningkatkan kelembagaan dalam pengelolaan hutan rakyat. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Informan adalah pengurus KTH, anggota KTH, Penyuluh DLHK DIY, pengusaha pengolah bambu, dan Kepala Dusun Ngandong. Data primer berupa aspek kelembagaan, kelola lembaga, dan faktor kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman aspek kelembagaan. Data sekunder berupa keadaan umum daerah, keadaan sosial ekonomi, dan aturan internal lembaga. Data dianalisis menggunakan Miles dan Huberman untuk kelola lembaga dan sistem kelembagaan. Analisis SWOT untuk strategi meningkatkan kelembagaan. KTH Karya Lestari merupakan organisasi formal dengan susunan kepengurusan sederhana terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara dengan 11 anggota. KTH memiliki aturan internal lembaga dan aset dana Rp12.000.000,00. KTH menganut gaya kepemimpinan dengan konsep demokrasi. Tidak terdapat konflik antar anggota maupun non-anggota yang mengganggu jalannya kelola lembaga dan pengelolaan hutan rakyat. Peningkatan kapasitas SDM KTH dilakukan DLHK DIY melalui program pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan rakyat. Pertemuan rutin KTH tiap 35 hari sekali bersamaan arisan dan simpan pinjam. Pengelolaan hutan rakyat melibatkan stakeholder primer: KTH Karya Lestari dan petani pengelola hutan rakyat, stakeholder kunci: DLHK DIY, dan stakeholder sekunder: Pemerintah Desa Girikerto dan pengusaha pengolah bambu. Strategi meningkatkan kelembagaan: mendorong regenerasi anggota dan pengurus KTH, melengkapi struktur kepengurusan, dan kerjasama dengan pengusaha.

The community forest in Ngandong Hamlet, Girikerto Village, Turi District, Sleman Regency is managed by farmers on private land. The research objectives: 1) explain institutional management in community forest management in KTH Karya Lestari, 2) explain the institutional system in community forest management, and 3) formulate strategies to improve institutions in community forest management. The research uses a qualitative approach with a case study method. Informants are KTH administrators, KTH members, DLHK DIY instructors, bamboo entrepreneur, and Head of Ngandong Hamlet. The primary data are institutional aspects, institutional management, and factors of strengths, weaknesses, opportunities, and threats of institutional aspects. The secondary data are the general conditions of the region, socio-economic conditions, and the institution's internal rules. Data is analyzed using Miles and Huberman for institutional governance and institutional systems. SWOT analysis for institutional improvement strategies. KTH Karya Lestari is a formal organization with a simple management structure consisting of a chairperson, secretary, and treasurer with 11 members. KTH has internal institutional regulations and funds of Rp. 12,000,000.00. KTH adheres to a democracy-concept leadership style. There are no conflicts between members and non-members that interfere with institutional management and community forest management. The capacity building of KTH human resources is carried out by DLHK DIY through a community empowerment program. KTH routine meeting once every 35 days with social gathering, savings, and loans. Community forest management involves primary stakeholders: KTH Karya Lestari and community forest management farmers, key stakeholders: DLHK DIY, and secondary stakeholders: Girikerto Village Government and bamboo entrepreneur. Strategies to improve institutions: encourage regeneration of KTH members and administrators, complete the management structure, and collaborate with entrepreneurs.

Kata Kunci : :hutan rakyat, analisis kelembagaan, kelompok tani hutan, stakeholder:mmunity forest, institutional analyst, forest farmers group, stakeholder:

  1. S1-2022-427458-abstract.pdf  
  2. S1-2022-427458-Bibliography.pdf  
  3. S1-2022-427458-Tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-427458-Title.pdf