Laporkan Masalah

Menanam Kesadaran, Menuai Perlawanan: Studi Gerakan Sosial Baru "Kebunku Jogja" (2020-2021)

DIMAS HATTA A, Bayu Dardias Kurniadi, S.I.P., M.A., M.Pub.Pol., Ph.D

2022 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHAN

April 2020, Pemerintah menetapkan Covid-19 di Indonesia sebagai bencana nasional. Untuk mengurangi penyebaran virus tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak terhadap penurunan pendapatan masyarakat dan pengurangan aktivitas masyarakat. Efek ini berimbas pada munculnya berbagai masalah sosial dan ekonomi termasuk masalah lainnya tak terkecuali krisis pangan dengan masyarakat kelas bawah (lower-class), merupakan subjek yang paling terdampak akibat pandemi. Karenanya Gerakan KebunKu jogja hadir untuk mengatasi hal tersebut khususnya masalah pangan. Tak hanya demikian, gerakan ini juga menjadi simbol representasi gerakan sosial baru. Penelitian ini berupaya menjawab sekaligus menjustifikasi bahwa GKJ dapat dikategorikan sebagai GSB dan mempunyai implikasi yang kuat terhadap penanganan pandemi di sekitar Jogja. Penelitian ini mengacu pada model penelitian kualitatif Creswell (2014) dengan fokus studi kasus. Sumber data primer penelitian ini diambil dari teknik wawancara langsung kepada beberapa narasumber yaitu: Gerakan Kebunku Jogja, Kebun Code dan Kebun Damai, serta beberapa informan lain yaitu dari Walhi dan Serikat Pangan Jogja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gerakan Kebunku Jogja merupakan Gerakan Sosial Baru yang lahir masa pandemi Covid-19. Metode urban farming dianggap sebagai identitas utama yang merepresentasikan GSB. Bentuk protes yang menjadi lokus utama gerakan ini bersumber dari kegagalan pemerintah dalam mendistribusikan bantuan kepada masyarakat, sehingga banyak dari mereka yang kemudian hidup dalam kondisi ketidakcukupan. Selain itu, GKJ juga simbol gerakan alternatif di mana nuansa kolektivisme menjadi unsur dominan guna menciptakan ketahanan pangan berbasis "solidaritas nasi bungkus". Temuan lain menunjukkan bahwa metode berkebun dapat membantu menaikan atensi masyarakat untuk menimbulkan kembali semangat gotong royong sekaligus menarik perhatian pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan penanganan pandemi Covid-19.

In April 2020, the Government declared Covid-19 in Indonesia as a national disaster. To reduce the spread of the virus, the government issued a policy of Large-Scale Social Restrictions (PSBB) which had an impact on decreasing people's income and reducing community activities. This effect has resulted in the emergence of various social and economic problems, including the food crisis, with the lower-class being the subjects most affected by the pandemic. Therefore, the Jogjakarta Gardens Movement (Gerakan Kebunku Jogja) emerge to overcome this, especially the food problem. Not only that, this movement also become a symbol of representation of a new social movement discourse. This study seeks to answer and at the same time justify that GKJ can be categorized as GSB (Gerakan Sosial Baru) and has strong implications for handling the pandemic around Yogyakarta. This study refers to the qualitative research model of Creswell (2014) with a case study focus. The primary data sources of this research were taken from direct interview techniques to several sources, namely: the Jogja Kebunku Movement, Code Gardens (Kebun Code) and Damai Gardens (Kebun Damai), as well as several other informants, from Walhi and the Jogja Food Union. The results of the study show that the Kebunku Jogja Movement is a New Social Movement that was born during the Covid-19 pandemic. Urban farming is considered as the main identity that represents new movement. The form of protest that became the main locus of this movement stems from the government's failure to distribute aid to the community, so that many of them then live on conditions of inadequacy. In addition, GKJ is also a symbol of an alternative movement where collectivism is the dominant element in creating food security based on the solidarity of rice wraps (Solidaritas Nasi Bungkus). Other findings show that gardening methods can help raise public attention to rekindle the spirit of mutual cooperation while at the same time attracting the government's attention to review policies for handling the Covid-19 pandemic.

Kata Kunci : Pandemi COVID-19, Gerakan Sosial Baru, Masyarakat Sipil

  1. S1-2022-399408-abstract.pdf  
  2. S1-2022-399408-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-399408-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-399408-title.pdf